Mohon tunggu...
Dityas Fajar Septina
Dityas Fajar Septina Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Menjadi seorang guru awalnya bukanlah sebuah cita-cita, menjalani dan melaksanakan pembelajaran bersama murid-murid hingga timbul perasaan menyenangi dan mencintai profesi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri_Modul 2.3

25 Juli 2024   19:33 Diperbarui: 25 Juli 2024   19:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

  • Pengalaman/materi yang baru saja diperoleh tentang supervisi akademik yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah teknik coaching yang memiliki 3 prinsip yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki yaitu kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan berbasis coaching menggunakan dengan alur TIRTA, yaitu tujuan, identifikasi, rencana aksi dan tanggung jawab. Terdapat 3 tahapan dalam supervisi akademik, yaitu pra observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan), dan pasca observasi (tindak lanjut).

  • Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar adalah sesuatu yang menyenangkan karena mendapat ilmu baru yang akan saya terapkan di kelas. Optimis karena saya mengetahui kepala sekolah mendukung kegiatan sosialisasi coaching kepada rekan sejawat. Cemas karena khawatir rekan sejawat akan mengejek karena perasaan iri dari rekan sejawat.

  • Apa yang sudah baik terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar adalah saya sudah mampu menerapkan proses coaching dengan alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demontrasi kontekstual baik berperan sebagai coach, coachee dan maupun sebagai pengamat (observer) bersama dengan teman CGP dalam kelompok.

  • Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar. Yang perlu diperbaiki adalah kemampuan dalam mengajikan pertamnyaan berbobot agar dapat menggali informasi dari permasalahan pada diri coachee sehingga dapat menemukan permasalahan yang ada pada diri coachee dengan pemikirannya sendiri.

  • Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi adalah di saat saya mempraktekkan proses coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan emosi sehingga muncul kematangan berpikir dan bertindak agar sesuai dengan prinsip coaching, yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi coachee.

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

  • Memunculkan pertanyaan-pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan penggaliannya lebih jauh. Bagaimana agar prinsip coaching dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi di sekolah? Prinsip coaching dapat diterapkan dalam supervisi sekolah sudah tentu jika kepala sekolah yang memiliki pengetahuan tentang teknik coaching dan mau menerapkannya. Kegiatan supervisi jangan hanya dijadikan sebagai penilaian semata namun peningkatan kompetensi diri pendidik, sehingga bukan hanya kegiatan observasi namun juga harus ada percakapan pra observasi dan pasca observasi. Pada percakapan pra observasi kepala sekolah menanyakan persiapan observasi yang akan dilakukan oleh pendidik, dan pasca observasi kepala sekolah menindaklanjuti atau memberi umpan balik terkait observasi yang telah dilakukan di kelas.

  • Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru. Coaching dalam supervisi akademik dapat berpengaruh dalam mewujudkan pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran berarti memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif tetapi juga karakter dan sosial emosional murid. Dengan demikian, tujuan coaching dalam supervisi akademik adalah mengembangkan kompetensi guru agar kinerja mereka meningkat dan pembelajaran yang berpihak pada murid dapat terwujud.

  • Memecahkan tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah). Tantangan terberat adalah menyamakan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik kepada komunitas sekolah. Supervisi akademik sering dianggap sebagai penilaian rutin kepala sekolah terhadap guru saja, padahal seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan kompetensi guru.

  • Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi.

  • Mengadakan sosialisasi kepada seluruh komunitas sekolah saat kegiatan rapat guru agar terjadi penyeragaman persepsi tentang makna supervisi akademik.

  • Memberikan contoh praktik coaching dalam supervisi akademik melalui berbagai media informasi digital yang dapat diakses oleh seluruh komunitas sekolah.

C. Membuat keterhubungan; Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya

  • Pengalaman masa lalu. Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah dan guru senior, namun kegiatan supervisi tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat kepala sekolah atau guru senior melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi, sehingga hanya sebatas pemberian nilai di dalam kelas saja.

  • Penerapan di masa mendatang. Kedepannya kegiatan supervisi ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

  • Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari.

  • Modul 2.1
  • Dalam pembelajaran berdiferensiasi, murid dikelompokkan berdasarkan kebutuhan belajarnya agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Begitu pula dengan praktik coaching, yang harus memaksimalkan potensi coachee agar dapat menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi.

  • Modul 2.2
  • Dalam pembelajaran sosial emosional, terdapat teknik STOP dan mindfulness yang dilakukan untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif. Saat melakukan coaching, seorang coach harus menerapkan teknik ini agar dapat fokus dan hadir sepenuhnya saat melakukan proses coaching.

  • Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan terbuka PGP. Kesadaran kepala sekolah akan kompetensi supervisi yang harus dijakdikan semangat dan dukungan oleh para guru. Coaching yang diberikan kepala sekolah akan menjadi pengaruh pada proses pembelajaran. Suasana kebersamaan sekolah yang mendukung bisa dijadikan sebagai sarana untuk membangun kinerja lebih maksimal dan kegiatan supervisi akan berjalan dengan nyaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun