Rembang - Pilkada serentak tahun 2024 ini menyita banyak perhatian publik. Mulai dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang Pilkada hingga rekomendasi partai politik bagi para calon di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Rupanya putusan MK itu mempengaruhi peta dan dinamika politik pada gelaran Pilkada tahun ini, yang digelar secara serentak. Baik pemilihan gubernur maupun pemilihan bupati dan walikota.
Ada dinamika politik yang cukup menarik yang terjadi menjelang Gelaran Pilkada Rembang tahun ini. Mulai dari pasang-cabut rekom atau dukungan, conflict of interest di internal partai, hingga strategi unik antar Paslon yang dimainkan.
Pada awal-awal hanya muncul satu poros koalisi dengan jumlah partai politik yang cukup gemuk. Sebanyak enam partai parlemen, Demokrat, Nasdem, PKB, Golkar, Gerindra, dan Hanura dengan jumlah 29 kursi DPRD.
"Yakni pasangan Harno dan Moch Hanies Cholil Barro' (Gus Hanies). Mula-mulanya pasangan ini digadang-gadang bakal melawan kotak kosong, artinya tidak ada poros koalisi lawan. Pada waktu itu tersisa tiga parpol parlemen (PPP, PDI Perjuangan, PAN) yang masih melajang atau belum menentukan sikap politiknya,".
"Namun setelah muncul putusan MK terkait Pilkada dan babak akhir menuju hari pendaftaran di KPU peta politik di Rembang berubah drastis. Nasdem yang semula berada satu koalisi di pihak Harno-Gus Hanies putar haluan, mengusung calon bupati sendiri dari sosok perempuan, Vivit Dinarini Atnasari,".
Nasdem rupanya berkoalisi dengan PPP dan PDI Perjuangan, dengan mengusung Zaimul Umam Nursalim atau Gus Umam sebagai calon wakil bupatinya. Disusul oleh PKB yang kemudian rekomendasinya justru ditujukan untuk pasangan Vivit-Gus Umam.
"Padahal kita tahu PKB Rembang ketuanya Gus Hanies tetapi rekom dari DPP justru untuk lawannya. Gus Hanies pun kena copot dari jabatannya sebagai Ketua PKB Rembang. Tentu ini ada sesuatu di dalam partai. Peta politik sudah barang tentu berubah. Harno-Gus Hanies yang semula didukung mayoritas partai parlemen kemudian berubah,".
Perlawanan adu kuat Pilkada Rembang diprediksinya akan berlangsung sengit dan ketat. Mengingat masing-masing kubu memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan satu sama lain. "Kedua calon sama-sama memiliki komposisi perpaduan Nasionalis-Religius yang mengikat. Ini yang menjadi sorotan publik,".
Vivit dengan backgroundnya sebagai mantan Ketua KONI Rembang, anak dari Atna Tukiman, Ketua Dewan Pembina DPD Nasdem Rembang sekaligus 'Bos Koperasi'. Terlebih, Gus Umam yang merupakan eks Ketua DPC PPP Rembang, sekaligus adik dari ulama kondang Kiai Haji Bahauddin Nursalim (Gus Baha). Sedangkan di kubu yang satunya, ada Harno, Ketua DPC Demokrat Rembang juga 'Bos Koperasi' berpasangan dengan Gus Hanies, dengan latar belakang keluarga yang cukup tersohor.
Gus Hanies salah satu putra Almarhum Kiai Haji Muhammad Cholil Bisri salah satu deklarator PKB atau keponakan Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Adik kandungnya Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Menag RI Yaqut Cholil Qoumas, juga sebagai Wakil Bupati Rembang Periode ini (2021-2024).
"Dengan latar belakang yang sama atau memiliki koneksi yang serupa pada masing-masing Paslon, yakni calon bupatinya sama-sama 'Bos Koperasi' dan setiap wakil membawa nama besar ulama di belakangnya 'Gus', maka besar persaingan yang hebat pada kontestasi kali ini," .
"Mungkin setiap Paslon akan sama, memperoleh legitimasi dan dukungan yang signifikan dan seimbang, namun saya menilai kesamaan ini bisa memicu debat dikalangan publik. Pelaksanaan Pilkada yang demokratis akan terlihat, di mana masyarakat akan ramai membicarakan, kuat dalam menilai, menimbang dan debat gagasan untuk memilih Paslon yang tepat,".
Lebih lanjut, sama-sama berangkat dari ajaran prinsip Parpol (Nasionalis- Religius) dan koneksi yang serupa (Bos Koperasi-Gus), maka tinggal bagaimana setiap Paslon dapat memainkan strategi politik dan kampanyenya nanti.
"Tidak dipungkiri, jika itu nantinya dapat menjadi keberhasilan atas representasi Paslon yang sama-sama terdukung dari kalangan nasionalis religius. Ya, meskipun ketika kita menilik akan peluang kemenangan antar Paslon, peta politik  memperlihatkan bahwa Pasangan Vivit-Gus Umam memiliki potensi yang paling besar dibandingkan pasangan Harno-Gus Hanies,".
"Tidak hanya didasarkan pada penguasaan dukungan kursi parpol di Parlemen yakni PPP sebagai partai pemenang di
Rembang dan diikuti PKB sebagai urutan kedua perolehan kursi DPRD terbanyak pada Pileg Februari lalu. Tetapi juga bersumber atas basis massa yang terbentuk dari dukungan ulama dan umat. Sebagaimana mungkin dukungan besar keluarga Almarhum Mbah Moen, yang tentu menjadi tonggak kemenangan Pilkada Rembang 2024 oleh pasangan Vivit-Gus Umam,".
Tingginya persaingan adu kuat antar Paslon di Pilkada Rembang nantinya, tidak menutup kemungkinan akan terjadi ketegangan-ketegangan politik di banyak lini. Mulai di level Jurkam hingga kalangan pemilih atau masyarakat.
"Dampaknya (Tingginya persaingan) ya ketegangan dan konflik sosial perlahan akan bermunculan. Nah, ini yang menjadi kerawanan konflik yang perlu diperhatikan dan diwaspadai,".
Sementara itu, data yang saya himpun melalui detikJateng, perolehan kursi oleh masing-masing partai politik ialah PPP dan PKB delapan kursi. PDI Perjuangan, Nasdem dan Demokrat memperoleh tujuh kursi. Hanura dapat lima kursi, Golkar, Gerindra, dan PAN memperoleh satu kursi.
Berikut perincian perolehan jumlah kursi oleh partai politik di DPRD Kabupaten Rembang 2024- 2029;
PKB: 8 kursi
- Bisri Cholil Laquf (Dapil Rembang I)
- Achmad Lutfy Arifin (Dapil Rembang II Â Â Â Â - Muhammad Imron (Dapil Rembang III) Â Â Â
- Ilyas (Dapil Rembang IV)
-Â Nasirudin (Dapil Rembang IV)
- Joko Suwito (Dapil Rembang V)
- Maslichan (Dapil Rembang VI)
- Supadi (Dapil Rembang VII)
PPP: 8 kursi
- Lutfi Afifi (Dapil Rembang I)
- Ni'ma Diana (Dapil Rembang III)
- Supadi (Dapil Rembang IV)
- Muhammad Rofii (Dapil Rembang IV) Â Â Â Â Â -Â Abdul Rouf (Dapil Rembang V)
- Abdul Muid (Dapil Rembang V)
- M. Mursyid (Dapil Rembang VI)
- Sumardi (Dapil Rembang VII)
PDIP: 7 kursi
- Doni Kurniawan (Dapil Rembang I)
- Laila Utari Widyaningsih (Dapil Rembang II). Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â - Ridwan (Dapil Rembang III) Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
- Rokib (Dapil Rembang IV)
- Widodo (Dapil Rembang V)
- Adi Purwoto (Dapil Rembang VI)
- Nur Sahid (Dapil Rembang VII)
Nasdem: 7 kursi
- Supriadi Eko Praptomo (Dapil Rembang I) - Absanto (Dapil Rembang I)
- Frida Iriani (Dapil Rembang II)
- Mashadi (Dapil Rembang III)
- Khamid (Dapil Rembang IV)
- Sustiyono (Dapil Rembang VI)
- Yatin Abdul Zaenal (Dapil Rembang VII)
Demokrat: 7 kursi
- Joko Suprihadi (Dapil Rembang I)
- Ahmad Sodikin (Dapil Rembang II)
- Gunasih (Dapil Rembang III)
- Ahmad Zamhuri (Dapil Rembang IV)
- Muhammad Kumorohadi (Dapil Rembang V). Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â - Mugiarto (Dapil Rembang VI)
- Parlan (Dapil Rembang VII)
Hanura: 5 kursi
- Moh Nur Hasan (Dapil Rembang II)
- Dumadiyono (Dapil Rembang III)
- Nur Arsya Irfana (Dapil Rembang IV)
- Rumini (Dapil Rembang V)
- Nandana Fatkhullah Zarkasi (Dapil Rembang VII)
Golkar: 1 kursi
- Mariono (Dapil Rembang VI)
Gerindra: 1 kursi
- Puji Santoso (Dapil Rembang II)
PAN: 1 kursi
- Syahningsih (Dapil Rembang III)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI