Negara kita baru saja mendapatkan seorang pemimpin yang sangat dicintai rakyat, agak serupa dengan pak Soekarno sang proklamator. Kedua pemimpin tersebut walaupun sama-sama presiden, pro-rakyat dan memiliki zodiak gemini; memiliki perjuangannya masing-masing. Pak Soekarno melawan penjajah dari luar negeri , Pak Jokowi melawan penjajah dari dalam negeri. Pak Soekarno dengan gerakan non-blok dan nasionalisme yang patut diteladani, pak Jokowi dengan gerakan pembenahan seluruh aspek bernegara dengan "Revolusi Mental". "Revolusi Mental" ini merupakan fondasi bangsa kita agar bisa menjadi bangsa maju secara lahir dan batin. Dari sisi ekonomi, GDP kita masuk ke top 20 dunia. hmmm... lumayan deh, tapi kalau dilihat dari total populasi dimana kita nomor 4 dunia GDP per capita kita sangat amat rendah. Di blog ini, saya nggak akan jauh-jauh membahas aspek ekonomi bangsa karena sudah banyak institusi maupun tokoh yang membahas hal ini walaupun tujuan akhirnya adalah bangsa kita digdaya secara ekonomi. Manusia Indonesia, apa itu?? Menurut pak Mochtar Lubis sang sastrawan besar kita ada 6 ciri-ciri manusia Indonesia apa adanya menurut kacama beliau:
- Munafik
- Tidak mau tanggung jawab atas perbuatannya
- Berijiwa feodal
- Artistik (ciri ini saja yang bisa dibanggakan)
- Percaya Mistik dan Takhayul (saya juga percaya dikit :p)
- Berwatak Lemah
Melalui tulisan ini saya akan mengajak para pembaca sekalian untuk bersama sama kita bangun negeri ini dari hal yang sangat amat basic agar meng-upgrade mental "Alay" oknumyang munafik, tidak bertanggung jawab dan berwatak lemahmenjadi mental warga negara yang maju , negara yang jaya, negara yang kaya dan negara yang berpendidikan. ***** Saya tidak akan membahas seluruh aspek ke-alayan oknum oknum yang bersangkutan, Â saya hanya akan fokus mengajak teman-teman pembaca yang merasa dirinya bukan alay untuk.....BUANG SAMPAH DI TEMPAT SAMPAH. Ilmu anak TK (Taman Kanak Kanak) not a rocket science! Alay kalau dianalisa secara definisi formal KBBI memang belum ada, namun jika bisa saya mendeskripsikannya adalah sebagai berikut; Alay adalah manusia Indonesia yang bisa berasal dari berbagai latar belakang ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan dimana tindakan mereka merugikan orang banyak dengan tidak mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku. Istilah "Alay" bukan hanya di Indonesia di luar negri pun ada istilah dan penamaan tersendiri untuk alay.
- Di Amerika, biasa disebut sebagai Rednecks
- Di Australia, disebut Bogan
- Di Filipina, dikenal dengan Jejemon
- Di Belanda, Tokkie
- Di Perancis, La Racaille
- Inggris, The Chav
- Israel, Ars
- India, Tapori
- dan masih banyak lagi
Ada juga 3 perilaku yang bisa dikategorikan sebagai tindakan alay yang universal:
- Buang sampah sembarangan (permen karet, puntung rokok, dll.)
- Membuat keresahan  dengan menganggu ketentraman (merokok sembarangan, premanisme, rasis dll.)
- Tidak sadar kalau mereka adalah alay dan salah menjadi alay.
Satu lagi, tebalnya kantong seseorang tidak mempengaruhi ke-alayan seseorang. Banyak pengendara mobil mewah pun dengan cueknya buang sampah sembarangan, tidak kalah banyaknya penduduk ekonomi menengah kebawah yang bermental Alay, mereka semua bisa kita kasih julukan "Tukang Sampah!"
Saya disini bukan mengajak untuk memusnahkan alay, namun lebih kepada memusnahkan tindakan-tindakan alay dengan merubah tabiat, perilaku dan pola pikir kita untuk lebih sadar kalau sampah itu gak bakal hilang dengan sendirinya.
*****
Mungkin alay berasumsi kaya begini "Ah biarin aja gw buang sampah ini, ntar juga larut" *istighfar 33x.. larut ya bang? larut gimana? orang seperti itu mending kita foto, terus kita jadikan meme di internet biar malu. Indonesia kita tidak akan bisa maju seutuhnya jika masih banyak WNI yang bermental alay. Ayo teman-teman semua kita mulai dari diri kita masing masing untuk melawan parahnya kondisi kita terkait dengan treatment sampah. BUANG SAMPAH YA DI TEMPAT SAMPAH! gak ngerti juga berarti memang alay, PUNTUNG ROKOK dikantongin atau beli/ buat TEMPAT SAMPAH PORTABLE yang bisa dibawa kemana-mana .Sekarang saatnya, mumpung belum terlalu terlambat!!
[caption id="" align="aligncenter" width="350" caption="sampah"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H