Apa yang harus dilakukan Ferrari untuk memperbaiki performa mereka musim ini dan menyelamatkan jutaan penggemar mereka yang sambat tiap kali balapan berakhir?.Â
Satu hal yang perlu diketahui, mobil SF-90 adalah mobil dengan potensi paling besar saat ini. Kita tahu apa yang mereka tampilkan di GP Bahrain, saat semuanya berjalan 'hampir' sempurna. Dan kita juga tahu kekuatan mesin Ferrari yang luar biasa bertenaga.
Mattia Binotto mengatakan bahwa mereka sampai saat ini masih menginvestigasi dan masih mencoba mencari solusi untuk masalah mobil mereka. Dan mungkin mereka tidak akan menguban konsep sayap depan mereka.Â
Perubahan-perubahan kecil mungkin bisa menjadi solusi cepat untuk masalah mereka, namun mungkin tidak dapat mengejar Mercedes yang levelnya sudah berbeda dengan mereka. Intinya, masalah Ferrari meliputi mobil (aerodinamika dan ban) dan strategi.
Lebih baik mereka perbaiki dulu cara mereka menyusun strategi dan membuat keputusan. Karena jujur saja, faktor kesalahan strategi ini adalah faktor yang membuat penggemar Ferrari berada dalam mode sambat tingkat tertinggi.Â
Jika semisal gagal menang atau gagal podium karena mobil kalah cepat, masih bisa diterima. Tetapi, kalau karena kesalahan strategi. Geregetan sekali rasanya. Rasanya ingin menyentil jakunnya Mattia Binotto. Apalagi tim lawan, Mercedes serta Red Bull, dikenal dengan strategi-strategi mereka yang jitu.
Kegagalan karena kesalahan strategi menurut saya cukup menyakitkan, karena pembalap sudah memberikan segalanya dan terkadang ketika mobil juga dalam kondisi terbaik serta tim mekanik yang bekerja sangat baik, namun dihancurkan karena kesalahan strategi. Saat itulah, keluar sambatan-sambatan tingkat tinggi (baca: misuh)
Dan juga, apabila penampilan mereka tak berubah sampai setidaknya GP Inggris, lebih baik tinggalkan musim 2019 dan fokus ke 2020 atau bahkan fokus ke 2021.
Ya, kita harapkan semoga saja peforma mereka kembali seperti apa yang mereka tampilkan pada GP Bahrain lalu. Syukur-syukur seperti tes pra-musim. Setidaknya bisa memberi perlawanan sengit pada Lewis Hamilton. Dan semoga saja, yang juara bukan dia lagi, hehe. Jika tidak dan sama saja, ya sudah, mari kita ber-sambat bersama.
Sambat bersama Ferrari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H