Sampai akhirnya ronde Australia dimulai dan kita bisa melihat betapa katrok-nya tim Italia kesayangan sejuta umat ini. Apa yang terjadi? jawabannya hanya satu: ini adalah Ferrari.
Memang, mereka tampil jauh lebih baik pada ronde kedua di Bahrain, dimana mereka sikat habis semua sesi latihan bebas, Charles Leclerc raih pole position perdananya dan mereka bisa dominasi balapan.Â
Namun, mereka tetap gagal menang. Vettel lagi-lagi melintir saat berduel penuh tekanan dengan Hamilton dan Leclerc alami nasib sial dengan masalah pada mesinnya. Hari itu, saya menyimpulkan bahwa tim Ferrari adalah generator sambat paling mutakhir.
Sejauh ini, Ferrari diobok-obok oleh Mercedes. Bagaimana tidak, bisa-bisanya tim Panah Perak ini mampu mencetak sejarah sebagai tim pertama yang kedua pembalapnya meraih hasil finis berurutan 1-2 selama lima balapan beruntun.Â
Mengalahkan catatan tim Williams tahun 1992 era Mansell-Patrese dengan suspensi aktifnya. Sudah bisa ditebak, kan. Siapa yang akan juara akhir musim nanti.
Bahkan, sebenarnya Ferrari saat ini tidak bersaing dengan Mercedes. Bukan kelasnya. Mereka justru bersaing dengan Red Bull yang bahkan Ferrari sendiri kesulitan untuk finis di depan Max Verstappen. Makin parah saja.Â
Atau, justru Ferrari malah bertarung sendiri. Seperti pada GP Tiongkok dan Spanyol. Dimana Vettel dan Leclerc malah diadu oleh "team order" yang tidak jelas dan membuat kita bertanya-tanya dan sambat: "Ferrari maunya apa, siihhh??".
Belum lagi jika kita melihat masalah yang ada pada mobil andalan mereka musim ini, SF-90. Makin sambat lagi. Jika melihat pada tenaga mesin, jangan tanyakan lagi. Dua musim terakhir, Ferrari menjadi rajanya.Â
Kecepatan mereka sudah mengungguli Mercedes. Namun, sayangnya walau mesin secepat kilat dan bertenaga, ketika menikung mereka lagi-lagi membuat kita sambat. Hadeh.Â
Awalnya, konsep desain aerodinamika mobil ini dipuji, tentu saat pra-musim, saat mereka membuai penggemar dengan catatan waktu yang mengundang decak kagum. Konsep ini berbeda dengan Mercedes, dimana Ferrari berfokus pada efisiensi aliran outwash sedangkan Mercedes sudah jelas berfokus pada menghasilkan downforce.Â
Konsep Ferrari saat itu dipuji karena mobil mereka begitu stabil di tikungan. Saat musim berjalan, bagaimana? Kalah telak dengan Mercedes, hadeh. Memang stabil, sih. Tapi lambat.