Mohon tunggu...
Ditya Mubtadiin
Ditya Mubtadiin Mohon Tunggu... Freelancer - @ditya_mub28

Penikmat balap. Founder F1 Speed Indonesia. Penggemar Manchester United. Sosial media, Instagram: @ditya_mub28 , Twitter: @ditya_mub

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Ulasan Tes Pra-musim F1 2019 Pertama, Akankah Lebih Kompetitif?

23 Februari 2019   19:12 Diperbarui: 24 Februari 2019   10:34 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil VF19, sumber: LAT Images

Tes pramusim F1 2019 bagian pertama telah usai. Tes yang digelar pada 18-21 Februari lalu ini menyimpan segudang hal yang cukup menarik untuk dibahas. Tes ini sendiri merupakan agenda rutin F1 sebelum musim baru berjalan. Diadakan setiap pertengahan Februari dan dibagi menjadi dua kali tes, dengan empat hari pada setiap tesnya.

Tes ini sendiri juga dinamai tes musim dingin oleh sebagian orang karena memang diadakan saat musim dingin. Pada tes musim dingin ini, tim-tim selain menunjukan "senjata" andalan mereka untuk mengarungi musim baru, tes ini juga menjadi sarana persiapan untuk hadapi persaingan di F1 sepanjang semusim penuh. 

Tim akan sibuk dengan program-program yang harus dilakukan di tes, seperti pengambilan data (aerodinamika, ban, bahan bakar, dll), uji coba settingan, simulasi balap, simulasi kualifikasi, dan masih banyak lagi.

Oke, mari kita bahas sedikit tentang tes pramusim F1 2019 bagian pertama kemarin. Diawali dari sesuatu yang selalu menjadi perhatian setiap tes pramusim diadakan: Ferrari dan Mercedes. Ferrari mempunyai reputasi sebagai tim yang selalu terlihat kuat dan meyakinkan pada tes pramusim. 

Seolah-olah memberi harapan yang tinggi kepada tifosi -- sebutan fans Ferrari -- di dunia: This year, our year. Namun, pada akhirnya berujung pada slogan yang muncul di akhir musim: next year, our year.

Bagaimana dengan musim ini? Ya, Ferrari terlihat sangat kuat. Bagi yang mengikuti F1 sudah lama, pasti paham apabila ini sudah sangat biasa kalau Ferrari kuat di pramusim. Tapi, jujur saja dengan senjata mereka yang baru, SF90, mereka benar-benar terlihat kuat dan sangat meyakinkan.

Dalam dua hari pertama tes, Sebastian Vettel dan Charles Leclerc sukses puncaki perolehan waktu. Walau pada dua hari terakhir mereka tak puncaki perolehan waktu, namun mereka tetaplah impresif. 

Secara total, SF90 sudah melahap 598 putaran sepanjang empat hari tes. Bahkan, jika ditotal dengan tim Alfa Romeo dan Haas yang sama-sama gunakan mesin Ferrari, mereka sudah raup lebih dari 1000 lap. Menggambarkan bahwa reliabilitas Ferrari cukup bagus.

Belum lagi kedua pembalap mereka yang merasakan bahwa SF90 ini sangatlah nyaman dikendarai, tidak ada masalah sama sekali dan mereka melakoni semua program tes dengan mulus. Mobil mereka cukup stabil ketika melewati kerb sirkuit Catalunya, terutama di chicane terakhir. Bisa dibilang, mobil paling stabil.

Beralih ke tim petahana, Mercedes. Seperti biasa, Mercedes selalu tampil di tes pramusim dengan gambaran satu kata: biasa saja. Ya, mereka selalu menyembunyikan kekuatan mereka saat tes pramusim. 

Alih-alih fokus ke perolehan waktu, mereka lebih fokus ke long run, raih putaran sebanyak mungkin, ambil data sebanyak mungkin dan mencoba perubahan settingan pada mobil.

Meski begitu, pada hari terakhir tes mereka mulai menunjukan laju mereka sebenarnya. Valtteri Bottas dan Lewis Hamilton akhiri tes di peringkat lima besar perolehan waktu, di atas Ferrari. 

Walau tes mereka terlihat mulus-mulus saja, namun mereka masih mempunyai masalah pada mobil W10 mereka. Mobil W10 masih bermasalah di tikungan. Bottas mengatakan bahwa mobil masih terasa kurang stabil di tikungan, terutama di bagian belakang mobil.

Sebastian Vettel (depan) dan Valtteri Bottas (belakang), sumber: LAT Images
Sebastian Vettel (depan) dan Valtteri Bottas (belakang), sumber: LAT Images
Dari pertarungan kubu petahana melawan kubu oposisi, kita beralih ke kubu penggangu yang berpotensi menjadi poros tambahan dalam persaingan titel juara dunia di F1, Red Bull dengan mesin Honda-nya. 

Kita tahu, Honda sampai sekarang masih dicap sebagai mesin yang paling sering "meleduk" di F1. Terima kasih pada tiga tahun kebersamaan mereka dengan Mclaren. Sebuah era kelam bagi keduanya.

Namun, sejak musim lalu, tepatnya sejak putus dari Mclaren dan jalin hubungan yang baru bersama Toro Rosso, mereka benar-benar berbenah. Salah satu perubahan yang sangat terlihat adalah reliabilitas mesin Honda yang saat ini sudah sangat bagus. 

Terbukti, pada tes pramusim ini saja mereka sudah mengumpulkan 475 putaran. Dan secara total apabila digabung dengan Toro Rosso, mesin Honda sudah kelilingi sirkuit Catalunya sebanyak 957 putaran tanpa satupun masalah.

Dan mereka juga terlihat meyakinkan dalam urusan tenaga dan kecepatan. Speedtrap mesin Honda berada di urutan kedua tercepat. Red Bull bisa dibilang belum menunjukan kecepatan yang sebenarnya, karena pada tes ini mereka tidak fokus pada perolehan waktu. 

Kedua pembalap mereka kompak memuji habis-habisan mesin Honda dan tim yang bekerja dengan sangat baik. Bahkan, mereka klaim bahwa ini adalah tes pramusim terbaik mereka sepanjang karir tim Red Bull.

Berbeda dengan Red Bull, tim saudara mereka, Toro Rosso, terlihat sangat mencolok dalam urusan catatan waktu. Kedua pembalap mereka, Alexander Albon dan Daniil Kvyat menjadi pembalap tercepat kedua dan ketiga selama tes pramusim ini. 

Kvyat puncaki catatan waktu di hari ketiga tes, sedangkan Albon duduki peringkat kedua. Catatan waktu Albon hanya kalah dari Nico Hulkenberg, terpaut 0,2 detik. Tak salah, bos tim Toro Rosso, Franz Tost sampai optimis bahwa timnya bisa naik podium bahkan memenangkan balapan musim ini.

Tim papan tengah lain yang juga garang dalam urusan catatan waktu adalah Renault dan Alfa Romeo. Secara mengejutkan dan tidak ada yang menduga-duga, Renault menjadi mobil dengan catatan waktu tercepat sepanjang tes kemarin, yaitu 1 menit 17,393 detik. Waktu tersebut diraih oleh Nico Hulkenberg pada penghujung sesi sore tes pramusim hari keempat.

Rekan setimnya juga tak kalah impresif, Daniel Ricciardo catatkan waktu terbaik kelima sepanjang tes kemarin. Pada hari kedua tes, dia sempat alami insiden setelah flap sayap belakangnya terlepas saat aktifkan DRS di trek lurus start/finis. 

Mereka memang tidak mengemas banyak lap seperti tim lain, namun secara keseluruhan dengan kecepatan yang mereka tunjukan, setidaknya cukup memberi tim ini angin segar.

Alfa Romeo, tim yang sebelumnya bernama Sauber ini tampil sangat impresif sepanjang tes kemarin. Selain raup segudang lap yang menunjukan reliabilitas mesin Ferrari di mobil C38, mereka juga menunjukan kecepatan yang bagus dalam tes kemarin. Kimi Raikkonen cetak waktu tercepat keempat sepanjang tes pramusim kemarin. Bisa dibilang mereka akan lebih bagus dari musim lalu.

Tim lain yang curi perhatian saat tes adalah Mclaren. Kita tahu, reputasi tim ini bagaikan anjlok ke jurang selama masih jalin hubungan bersama Honda. Menjadi tim dengan cap mobil yang sering mogok di tengah balapan dengan performa kelas medioker, jauh dari Mclaren yang kita kenal dulu.

Namun, musim ini mereka sesumbar bahwa mereka telah berubah. Mulai dari merekrut dua teknisi ternama, yaitu mantan teknisi Porsche LMP1, Andreas Seidl dan teknisi Toro Rosso, James Key. Keduanya memang akan bergabung bulan Maret, namun dampaknya sudah cukup terasa di Mclaren.

Salah satu perubahan di Mclaren yang paling terlihat adalah mobil mereka jauh lebih tahan lama daripada tahun-tahun sebelumnya. Secara total, mobil MCL34 telah melahap 445 putaran di sirkuit Catalunya sepanjang tes kemarin. Selain itu, kedua pembalap mereka juga senang dengan perkembangan yang ditunjukan oleh tim sejauh ini. 

Masalah Mclaren musim lalu adalah pada aerodinamika, dan sepertinya masalah tersebut sudah hilang pada mobil yang baru ini. Sebuah pertanda bagus bagi Mclaren yang sedang menapaki jalur untuk kembali ke papan atas.

Tim klasik selain Mclaren yang juga sedang berjuang untuk kembali ke jalan yang benar adalah Williams. Namun, berbeda dengan Mclaren yang menunjukan perubahan positif, keadaan malah bertambah buruk bagi tim Williams. Mobil mereka belum siap dan harus lewatkan dua hari pertama tes pramusim. 

Sebelumnya, mereka juga tunda sesi shakedown mobil terbaru mereka, FW42, dengan alasan memaksimalkan waktu di pabrik untuk siapkan FW42.

Pada akhirnya, mobil FW42 berhasil dibawa ke Barcelona pada hari ketiga tes. Cukup sedih ketika melihat tim Williams begitu berantakan di pramusim kali ini, mengingat musim lalu saja mereka berada di urutan terakhir klasemen dan berharap ada perubahan yang ditunjukan. Hasil tes mereka pun juga dapat ditebak, menempati urutan juru kunci.

Tim Haas, tim dengan desain livery paling elegan saat ini, tampil tidak begitu mengigit pada tes pramusim kemarin. Mereka tidak hanya menurunkan dua pembalap utama mereka, namun juga pembalap ketiga mereka, Pietro Fittipaldi. 

Tim ini alami masalah elektronik sepanjang tes kemarin. Berulang kali mobil VF19 berhenti di trek dan sebabkan bendera merah dikibarkan, pertanda sesi dihentikan sementara.

Tim Racing Point, tim yang musim lalu bernama Force India dan bangkrut di tengah musim kemudian dibeli oleh ayah dari pembalap mereka sendiri, Lawrence Stroll ini, tampil sedikit mengecewakan pada pramusim kemarin. 

Bisa jadi mereka menyimpan kecepatan mereka, karena mereka memilih fokus pada reliabilitas dan memahami karakter ban. Meski fokus pada reliabilitas, mereka hanya raup 248 lap saja sepanjang tes, dan tidak pernah tembus 100 lap dalam sehari tes. Catatan waktu, mereka hanya lebih baik dari duo Williams di dasar.

*************

Dari semua itu, kita belum bisa menarik kesimpulan apapun atau menilai sesuatu. Ini hanyalah tes, bukan ajang mencari kecepatan. Yang tercepat saat tes, mungkin bisa jadi memang cepat saat balapan nanti, namun hasil tes tak menjamin apapun. 

Yang tidak cepat, bisa jadi mereka memang tidak kompetitif atau belum kompetitif atau memang menyimpan potensi mereka, alias "sandbagging". Tidak ada jaminan.

Kenapa begitu, banyak sekali faktor pembeda antar tim di tes pramusim ini. Mulai dari perbedaan program yang dilakukan, ada yang mengincar waktu tercepat, ada yang fokus ke reliabilitas, perbedaan settingan tiap mobil, perbedaan jenis kompon yang dipakai, kita tidak tahu seberapa berat bahan bakar yang dibawa, apa mode mesin yang dipakai, dan masih banyak faktor pembeda lainnya.

Tetapi, meski tidak ada jaminan, kita dapat sedikit melihat bagaimana jalannya musim nanti. Sejauh ini mobil paling kompetitif dan terlihat sangat meyakinkan adalah milik Ferrari, SF90. Sekali lagi, tidak ada jaminan. 

Kemudian, jika dilihat dari hasil tes pramusim, papan tengah terlihat akan sangat ketat, terutama tiga tim: Renault, Toro Rosso dan Alfa Romeo. Bukan hanya lebih ketat, tetapi juga akan lebih dekat jaraknya dengan tim papan atas.

Tapi, sekali lagi. Tidak ada jaminan. Hehe... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun