Pendahuluan
      Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam proses menuju kemerdekaan. Perjuangan dan pengorbanan pahlawan memiliki harga yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia sehingga setiap generasi dituntut untuk mempertahankan eksistensi kemerdekaan bangsa Indonesia agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan tidak dianggap sebagai hal yang sia-sia. Akan tetapi, jalan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia akan terasa berat karena bangsa Indonesia akan menghadapi berbagai permasalahan dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Permasalahan itu terus berdatangan sejak kemerdekaan hingga saat ini seolah tidak ada solusi yang tepat untuk memecahkannya.
      Permasalahan bangsa Indonesia ini akan menjadi beban berat yang harus dipikul oleh generasi muda saat ini. Mereka dituntut untuk terus beradaptasi di tengah ketidakpastian tantangan global dengan terus berinovasi dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, generasi muda memegang peranan penting dalam keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh generasi muda adalah terus menggali potensi diri mereka agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, maka mereka akan mudah untuk mengolah kekayaan alam dan mampu melanjutkan pembangunan negara ke arah yang lebih baik (Kartika Sari et al., 2024).
      Potensi diri pada generasi muda menjadi senjata yang ampuh untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Ketika kesejahteraan suatu bangsa dapat maju, maka akan menciptakan keberlanjutan ekonomi yang stabil dari waktu ke waktu. Untuk mewujudkannya, generasi muda harus memperoleh pendidikan yang layak agar mampu menggali potensi dirinya. Pendidikan dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan karakter dan kepribadian mereka. Dengan demikian, generasi muda memiliki sumber pendidikan yang kuat sehingga mereka dapat menggali potensi diri mereka secara maksimal dan mampu menciptakan inovasi untuk terus berkarya dalam memajukan peradaban bangsa Indonesia yang semakin modern.
      Untuk mewujudkan pendidikan yang layak bagi generasi muda, pemerintah harus mengoptimalkan #Uangkita untuk memberikan program pembelajaran yang bermutu dan berkualitas untuk generasi muda. Pengoptimalan #Uangkita dapat dilakukan dengan mewujudkan sinergi antara keuangan dan inovasi yang artinya anggaran yang direncanakan oleh pemerintah dapat diserap dengan baik melalui pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan belajar generasi muda untuk menghasilkan suatu inovasi. Dengan demikian, generasi muda dapat menggali potensi diri mereka melalui pemanfaatan ruang belajar yang dipersiapkan oleh #Uangkita untuk menciptakan inovasi yang dapat mengatasi tantangan global.
Isi
      Pada era kecanggihan teknologi saat ini, Indonesia masih memiliki tantangan berat yang harus dihadapi oleh generasi muda. Salah satu tantangan tersebut adalah permasalahan ekonomi yang membuat generasi muda tidak memiliki akses yang memadai untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dikarenakan generasi muda memiliki pendapatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluarannya. Akibatnya, mereka terjerat permasalahan keuangan yang sangat berat seperti terlilit hutang yang sangat besar. Masalah ini tentunya disebabkan oleh generasi muda yang tidak dapat mengendalikan pengeluaran mereka secara bijak karena kurangnya pemahaman generasi muda dalam mengelola keuangan secara efektif dan efisien (Azizi et al., 2024).
      Fenomena seperti ini nampaknya memicu generasi muda untuk mulai belajar dalam memahami pengelolaan keuangan yang bijak agar mampu mengendalikan pengeluarannya secara lebih baik. Salah satu cara belajar oleh generasi muda untuk dapat mengelola keuangannya dengan bijak adalah dengan meningkatkan literasi keuangan. Literasi keuangan merupakan kemampuan individu dalam memahami aspek pengelolaan finansial dalam kehidupan sehari-hari, seperti perencanaan anggaran, pengelolaan utang, dan investasi. Dengan demikian, literasi keuangan memiliki peran penting bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan (Paramaswary et al., 2023).
      Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK dan BPS tahun 2023, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 65,43% dan inklusi keuangan mencapai 75,02%. Angka ini meningkat sangat pesat dari survei tahun 2022 yang meraih angka literasi keuangan sebesar sebesar 49,68% dan inklusi keuangan mencapai 85,10% (Maghiszha, 2024). Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, tren positif pada angka literasi keuangan menandakan bahwa masyarakat telah teredukasi dengan baik mengenai pengelolaan keuangan sehingga dapat menghindarkan masyarakat dari modus penipuan yang dapat merugikan finansial mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Jaenal, 2023). Selain itu, masyarakat telah menunjukkan perkembangan yang semakin baik dalam memahami produk dan jasa layanan keuangan di Indonesia.    Â
      Program peningkatan literasi keuangan kepada generasi muda mendapat dukungan langsung dari pemerintah. Salah satu program pemerintah adalah program literasi keuangan yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Program tersebut menjadi terobosan baru bagi OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program ini telah dijalankan sesuai dengan pedoman pada Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 -2025 yang diluncurkan pada tahun 2021 lalu. Hasilnya, masyarakat terutama generasi muda dapat mengelola keuangan mereka secara optimal dengan meminimalisasi pengeluaran dan memaksimalkan tabungan mereka. Selain itu, generasi muda juga semakin melek untuk melakukan berbagai investasi yang menggunakan layanan produk keuangan yang tepat, seperti membeli saham, sukuk, SBN, atau produk investasi lainnya (Otoritas Jasa Keuangan, 2021).
      Kementerian Keuangan juga turut mendorong literasi keuangan pada generasi muda dengan melakukan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kolaborasi ini menciptakan sinergi antara Kementerian Keuangan dengan generasi muda yang disebut sebagai Komunita. Komunita menciptakan kerja sama antara Kementerian Keuangan dengan generasi muda melalui berbagai program peningkatan literasi keuangan dengan penyerapan anggaran #Uangkita. Salah satunya adalah pembangunan kurikulum pembelajaran keuangan yang terintegrasi dengan program pembelajaran secara konvensional di sekolah. Kurikulum ini berfokus untuk menanamkan karakter bagi siswa untuk memahami peran keuangan dalam meningkatkan taraf kehidupan dan ekonomi melalui pengembangan keterampilan dasar keuangan, seperti praktik perencanaan pendapatan, belanja, dan investasi. Kurikulum ini dapat diterapkan dengan menyisipkan materi tentang literasi keuangan di tengah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif, lebih menarik dan tidak membuat siswa merasa bosan, serta materi literasi keuangan dapat tersampaikan dengan baik. Dengan demikian, kurikulum ini dapat menjadi alternatif pembelajaran yang efektif untuk memberikan edukasi finansial kepada siswa.