Salam Kompasiana,
Beberapa waktu lalu saat berada di salah satu pusat perbelanjaan, saya tergelitik mendengar ucapan salah salah satu pramuniaga produk kendaraan yang menyebutkan bahwa lebih bagus kendaraan berpenggerak roda depan…………..dalam berbagai hal. Beragam argumen dia sampaikan kepada para calon pembeli dengan sangat meyakinkan, namun bagaimana sih sebetulnya jika kita teliti lebih jauh?
Secara garis besar kendaraan beroda empat terbagi atas tiga kelompok ditinjau dari roda mana (depan/belakang) yang terhubung dengan mesin melalui sistem transmisi untuk menggerakkan kendaraan. Yaitu kendaraan berpenggerak roda depan (FWD: Front Wheel Drive), roda belakang (RWD: Rear Wheel Drive) atau yang terakhir berpenggerak semua roda (AWD: All Wheel Drive atau 4x4).
Masing-masing pilihan baik itu FWD, RWD ataupun AWD tentu memiliki konsekwensi masing-masing berupa kelebihan dan kekurangan nah dengan demikian apakah pernyataan seperti judul tulisan ini tepat? Jawabnya……. tergantung. Oke coba kita kita lihat lebih lanjut ya.
Kendaraan dapat bergerak karena ada mesin yang memutar roda. Dengan kata lain seberapa cepat kendaraan dapat melaju atau seberapa baik kendaraan dapat berakselerasi akan ditentukan oleh putaran mesin yang dimanipulasi torsinya sedemikian rupa oleh gearbox melalui rasio/perbandingan putar yang kemudian disalurkan ke roda penggerak untuk menghasilkan gaya traksi pada roda (gigi 1:torsi besar hingga gigi akhir/5 misalkan: torsi kecil). Tenaga maksimum mesin yang bisa disalurkan oleh ban untuk menggerakkan kendaraan akan dibatasi oleh batasan maksimum traksi roda. Roda yang kehilangan traksi biasanya kita kenal dengan istilah slip. Nah sebagai gambaran jika Anda pernah melihat kendaraan balap yang mengeluarkan asap pada rodanya karena selip (selip: roda berputar namun kendaraan tidak bergerak dan asap putih tersebut dihasilkan oleh karet ban yang “terbakar“ akibat gesekan yang besar terjadi anatara karet ban dengan permukaan jalan) maka itu mengindikasikan jika tenaga mesin terbuang percuma bukan untuk menggerakkan kendaraan namun tenaga mesin malah terbuang untuk “membakar“ ban kendaraan. Hal ini merupakan kerugian dalam balapan, sehingga pembalap harus mengatur tenaga mesin yang akan disalurkan melalui roda penggerak yang tentu saja melalui teknik menginjak pedal gas yang tepat. Pada beberapa kendaraan modern sudah dilengkapi suatu alat yang membatasi tenaga mesin ketika slip akan terjadi.
Jadi kalau kita membahas “tarikan“ suatu kendaraan, maka kita akan membahas yang namanya traksi roda…… ehm tentu saja tenaga mesin juga bermain peranan besar disini, namun untuk membandingkan bagus mana penggerak roda depan atau belakang dalam hal tarikan, maka kita anggap saja mesin dan rasio gigi pada kedua kendaraannya sama. Traksi roda dipengaruhi oleh jenis ban (material karet ban yang memiliki tingkat lengket berbeda-beda, jenis kembang ban dan luasan kontak ban dengan jalan) dan beban kendaraan yang ditanggung oleh ban (gaya tekan ban terhadap jalan). Jadi dengan demikian ban berprofil lebar akan lebih baik traksinya dibanding ban berprofil sempit, ban yang botak (slick tyre pada kendaraan balap) akan lebih baik traksinya dibanding ban dengan kembang (namun slick tyre akan sangat berbahaya dipakai paja jalan basah) kerena kedua kasus ini akan memperbesar bidang kontak ban dengan jalan dan kendaraan yang bermuatan penuh akan lebih baik pula traksi rodanya dibanding kendaraan yang kosong karena hal ini akan memperbesar gaya tekan roda terhadap jalan, sementara ini, ini adalah kesimpulan kita.
Nah kendaraan saat melaju ataupun berakselerasi akan menimbulkan suatu perubahan gaya tekan utamanya pada roda depan dan roda belakang akibat adanya inersia/bobot kendaraan. Saat berakselerasi, penjelasan secara sederhana, ban depan akan berkurang gaya tekannya sedangkan ban belakang akan bertambah gaya tekannya. Nah tentu kita sekarang sudah dapat mengambil kesimpulan bukan? Ya….. kendaraan berpenggerak belakang akan lebih bagus dalam hal menyalurkan tenaga mesin ke permukaan jalan atau bahasa kita sehari-hari lebih bagus tarikannya dibandingkan dengan kendaraan berpenggerak roda depan. Untuk hal ini contohnya dapat kita lihat bahwa mobil balap hingga mobil drag kesemuanya memilih berpenggerak roda belakang. Nah lho…… kalau kendaraan RWD lebih baik dibandingkan FWD, kemudian apa donk kelebihan kendaraan berpenggerak roda depan?
Perlu kita sadari bahwa “tarikan“ mesin tidaklah menjadi satu-satunya penentu kehandalan suatu kendaraan. Hal lain yang kita harus cermati adalah masalah stabilitas kendaraan. Traksi pada roda penggerak akan lebih baik dibandingkan roda bebas (roda yang berputar bebas tanpa terhubung dengan mesin). Hal ini dikarenakan karet ban roda penggerak seakan-akan mencengram permukaan jalan yang mengakibatkan ban lebih lengket ke jalan dibandingkan ban yang bebas. Namun konsekwensi dari hal ini adalah lebih cepat gundul-nya ban roda penggerak dibandingkan ban pada roda bebas. Hal ini dapat dibayangkan seperti kita akan lebih mudah mengontrol arah saat menarik benda dibandingkan dengan mendorong suatu benda. Nah untuk masalah stabilitas ini maka AWD adalah yang paling bagus diantara ketiganya. Jadi kesimpulan kita kali ini adalah bahwa desain FWD kalah ditarikan tetapi unggul dalam stabilitas, sedangkan desain RWD sebaliknya, yaitu unggul di tarikan namun kalah di stabilitas. Bagi penikmat kendaraan tertentu yang sengaja mengemudikan kendaraannya dengan kondisi labil (seperti drift misalnya) maka stabilitas kendaraan justru menjadi "musuh" baginya, maka bagi pengemudi berpengalaman semacam ini sudah jelas bahwa kendaraan RWD akan menjadi pilihan baginya.
Hal lain yang menjadi kelebihan FWD adalah kompaknya konstruksi mesin-gearbox-transmisi-roda yang menyebabkan banyaknya ruang pada kendaraan yang dapat dihemat untuk tujuan lain (biasanya lantai kendaraan akan rata sehingga ruang kabin menjadi lebih luas) dan kelebihan lain adalah berat kendaraan keseluruhan menjadi lebih ringan yang berkorelasi terhadap konsumsi bbm yang lebih irit. Dilain hal konstruksi roda depan pada kendaraan RWD akan lebih sederhana dikarenakan tidak adanya batang penggerak roda, hal ini mengakibatkan kendaraan RWD akan memiliki sudut belok kemudi lebih “patah” dibandingkan FWD sehingga radius putar kendaraan RWD akan lebih kecil dibandingkan FWD yang artinya lebih kendaraan RWD akan lebih lincah dalam bermonuver di tempat parkir misalnya.
Yang jelas baik FWD, RWD ataupun AWD telah didesain sedemikian rupa oleh para insinyur-nya untuk memberikan hasil optimal bagi peruntukan kendaraannya. Anda tentu tidak akan mengemudi dengan gaya drifter dengan mobil keluarga berpenggerak roda depan bukan dan tentunya tidak lucu juga jika memaksakan mengajak 7 orang keluarga kita naik sedan sport RWD. Setiap desain ada peruntukannya. Mari kita menjadi konsumen yang kritis. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H