Tradisi dan Kebersamaan di Malam 1 Sura
Malam 1 Sura selalu menghadirkan kenangan indah bagiku. Di Jawa Timur, malam ini menjadi momen yang dinantikan oleh para keluarga. Kami berkumpul dan memasak bubur sura bersama-sama di dapur yang penuh keceriaan. Aroma santan yang mendidih dan suara tawa keluarga menyatu dalam suasana yang penuh kehangatan.
Aku memiliki memori yang kuat dari masa kecil, setiap menjelang 1 Sura, Ibu dan Bulik (Tante) mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat bubur sura. Kami semua terlibat dalam proses memasak dan suasana rumah pun dipenuhi canda tawa. Momen ini terasa begitu membahagiakan. Bukan hanya soal menikmati makanan, tetapi juga tentang menciptakan kenangan bersama yang rasa bahagianya terbawa hingga kini.
Setelah bubur siap, kami biasanya mengirimkannya kepada tetangga sebagai bentuk persaudaraan dan saling berbagi. Bubur disajikan di atas piring yang telah dialasi daun pisang. Selain mempercantik tampilan dan memberikan kesegaran aroma alami, penggunaan daun pisang juga memudahkan penerima untuk memindahkan bubur ke piring lain dan mengembalikan piring yang digunakan untuk mengantar.
Tradisi ini, bagi keluargaku, adalah salah satu cara untuk memperkuat ikatan antaranggota keluarga dan lingkungan. Kebersamaan dalam tradisi ini tak ternilai, menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
Cara Membuat Bubur Sura Jawa Timur
Jika pembaca tertarik untuk mencoba membuat bubur sura ala Jawa Timur, berikut adalah resep sederhana yang bisa kamu ikuti.
Bahan-bahan:
250 gram beras
500 ml santan
1,5 liter air