Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor - Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menemukan Ketuhanan dalam Persahabatan

3 Agustus 2024   09:50 Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by lovethispic.com

Ketika membaca sesuatu di Facebook tentang pertemanan, tiba-tiba aku teringat suatu kejadian yang dialami si bungsu, Dilla. Saat itu terjadi, dia merasa begitu sedih ditinggalkan oleh sahabatnya karena yang dianggap masalah sama sahabatnya justru tidak terkait langsung dengan dirinya. Anak lelaki yang disukai sahabat tersebut dianggap lebih dekat dengannya. Hal ini yang membuat Dilla menjadi heran tak berkesudahan. Terlebih sahabatnya itu bercerita ke beberapa teman lain seolah Dilla merebut perhatian si anak lelaki tadi.

"Dek, apa kabar mantan BFF-mu, ya?" kutanya dia saat menghampiriku setelah sekolah online-nya selesai.

Sejenak dia kaget dengan pertanyaanku, lalu tertawa berderai. "Hahaha ... mantan BFF. Lucu juga sebutannya. Kenapa, Nda? Kok, tiba-tiba ingat dia?"

Aku jadi tertawa sendiri. Iya, ya, kenapa juga kubilang mantan best friend forever. Kalau sudah disebut mantan, apa masih bisa dibilang forever?

"Dek, andai nih, dia kontak Adek, lalu ingin menjalin komunikasi dengan Adek lagi, apa yang Adek lakukan?"

"Kan sudah, Nda," ujar Dilla, tersenyum sambil mengedipkan mata.

Hah ... sudah? Bingung sendiri aku. Si bungsu ini biasanya rajin bercerita tentang apa saja. Apakah kali ini aku terlewat?

"Yang benar, Dek? Kapan itu? Kok, Bunda tidak tahu, ya?" Dilla tertawa, sepertinya karena melihat ekspresi bingungku.

"Hahaha ... maaf ya, Nda. Waktu itu, kan, Adek lagi pekan ulangan. Jadi, Adek janji untuk cerita kalau ulangan selesai, tapi terus Bunda ke luar kota. Kita berdua sama-sama lupa, deh."

Mendadak terkuak ingatanku. Betul juga, aku pun terlupa. "Maafkan Bunda, ya Dek."

Melihat senyumnya saat kuusap kepalanya, aku tahu dia tidak menganggap itu suatu masalah. Aku jadi penasaran bagaimana cerita mereka berdua berbaikan. "Bagaimana ceritanya, Dek? Jangan bilang kepo, ya. Emang bunda lagi kepo ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun