Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor - Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bhinneka Tunggal Ika, Sebuah Refleksi Kehidupan

13 Juli 2024   15:08 Diperbarui: 13 Juli 2024   16:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilla menghela napas lega dan mencatat poin-poin penting di buku catatannya. "Terima kasih, Nda. Sekarang aku merasa lebih siap untuk menyelesaikan tugas ini."

"Nda senang bisa membantu Adek. Selalu ingat bahwa dalam setiap perbedaan ada pelajaran yang berharga. Jangan pernah takut untuk menerima dan merayakan perbedaan, karena itulah yang membuat kita unik dan kuat," tambah Bunda sambil memeluk putrinya dengan hangat.

Percakapan mereka berlanjut, penuh dengan contoh-contoh kecil dari kehidupan sehari-hari yang menunjukkan betapa pentingnya Bhinneka Tunggal Ika. Dilla semakin memahami bahwa keberagaman bukanlah sesuatu yang harus dihindari atau ditakuti, melainkan sesuatu yang harus diterima dan dirayakan. Dengan begitu, mereka berharap bisa menjadi generasi yang lebih bijaksana dan mampu mewawas diri, yang melihat perbedaan sebagai kekayaan yang memperindah kehidupan mereka.

Dilla mengingat kembali, ketika di kelas, teman-temannya sering kali terlibat dalam diskusi yang beragam tentang berbagai topik. Setiap orang memiliki pandangan berbeda sesuai dengan latar belakang dan pemahamannya. Awalnya, perbedaan ini sering menimbulkan perdebatan, tetapi makin sering mereka berinteraksi, mereka makin menyadari betapa kaya dan berharganya setiap perspektif yang berbeda.

"Dek," panggil Bunda lagi. "Bhinneka Tunggal Ika juga berarti kita memulai dengan kesatuan, bukan dengan perbedaan. Kita adalah satu keluarga besar Indonesia, di mana keberagaman menjadi kekuatan kita."

Dilla menatap Bunda dengan mata berbinar, "Jadi, kita tidak memulai dengan memisahkan diri berdasarkan perbedaan, tapi dengan kesadaran bahwa kita semua adalah satu kesatuan, ya, Nda?"

"Benar sekali. Kita memulai dengan kesatuan dan keberagaman adalah bagian dari kesatuan itu. Ini bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang menerima dan merayakan perbedaan sebagai bagian dari identitas kita yang lebih besar."

Dilla merasa semakin yakin dengan pemahamannya. Dia menceritakan pengalaman ketika sekolah mengadakan lomba masak antar kelas. Setiap kelas harus memasak makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia. Ternyata, makanan yang disajikan sangat bervariasi dan kaya rasa, mencerminkan kekayaan budaya yang berbeda-beda. Saat mereka makan bersama, tidak ada yang merasa lebih unggul atau lebih rendah, semua menikmati dan saling berbagi cerita tentang asal-usul makanan tersebut.

"Pengalaman itu benar-benar membuka mataku, Nda. Aku sekarang memahami bahwa keberagaman adalah bagian dari satu kesatuan, dan kita harus mulai dari kesadaran itu," kata Dilla dengan penuh semangat.

"Dan ingat, Sayang, ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan merawat keberagaman ini. Kita harus terus belajar dan mengajarkan pentingnya menerima dan merayakan perbedaan."

Dilla mengangguk setuju. "Aku akan menulis tentang bagaimana kita bisa menerapkan konsep Bhinneka Tunggal Ika di sekolah dengan lebih baik. Bukan hanya sekadar slogan, tapi sebagai cara hidup yang kita jalani setiap hari."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun