"Insight (kesadaran baru) apa sajakah yang Bapak/Ibu dapatkan dari pembelajaran membuat Aksi Nyata di PMM (Platform Merdeka Mengajar)? Rencana tindak lanjut apakah yang akan Bapak/Ibu lakukan di tahun ajaran baru nanti?"
Dua pertanyaan dari Pak Marzuki pada Senin malam (3/7) membuat saya termangu. Pertanyaan dengan judul "Renungan Malam" itu disampaikan di grup chat Cerita Praktik Cohort 7. Kami sama-sama lulus seleksi  awal dalam menulis cerita praktik baik angkatan 7.
Pertanyaan Pak Marzuki sebetulnya sederhana. Tapi untuk menjawabnya betul-betul butuh renungan. Berbagai macam pelatihan, seminar, workshop baik luring maupun daring yang kini semakin mudah diakses seketika berkelebat di kepala.
Saya juga kembali teringat dengan pesan Prof. Dr. Ngainun Naim, seorang dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang juga aktif di bidang literasi. Beliau menyampaikan yang intinya adalah pelatihan seperti apa pun jika tidak disertai dengan aksi nyata, maka dampaknya tak akan maksimal.
Ikut seminar atau pelatihan itu mudah, yang sulit adalah mengimplementasikan pemahaman pascamengikuti kegiatan tersebut. Melakukan aksi nyata berdasarkan ilmu yang telah kita serap adalah sebuah pilihan. Tak semua orang mampu melakukan.
Berdasarkan pengamatan saya di salah satu pelatihan menulis daring misalnya, meski peserta mencapai ratusan orang, namun yang mampu melakukan aksi menulis (pascamendapat materi) umumnya sekitar 10-30% saja.
Oleh karena itu, saya sepakat dengan pernyataan Bu Aripa (masih satu grup Cerita Praktik Cohort 7). Beliau menyatakan bahwa, "Belajar di PMM itu asyik, tidak ada paksaan dan tuntutan, asli kesadaran diri dan rasa ingin tahu".
Proses Melakukan Aksi Nyata di PMM
Tentu banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang belum bisa melakukan aksi nyata. Di PMM misalnya, setelah ikut Pelatihan Mandiri, akan ada pilihan melakukan Aksi Nyata.
Kolaborasi sangat kental dalam pelaksanaan Aksi Nyata di PMM. Dalam laporan Aksi Nyata PMM, selain refleksi, biasanya peserta juga diminta umpan balik dari rekan sejawat, murid, maupun sasaran lain dari Aksi Nyatanya.
Tak sekedar beraksi, peserta juga harus menyertakan bukti pendukung terkait aksi yang telah dilakukan dan umpan balik yang didapat. Artinya, untuk melakukan Aksi Nyata PMM, peserta harus mau berkolaborasi dengan berbagai pihak. Minimal dengan rekan sejawat dan murid dalam satu sekolah.
Itu baru di tahap melakukan Aksi Nyata. Setelah diunggah pun, peserta yang melakukan Aksi Nyata belum bisa bernapas lega. Aksi Nyata yang dilakukan akan divalidasi terlebih dahulu oleh Tim Validator PMM. Jika sesuai ketentuan dan tidak terindikasi plagiat, sertifikat bisa segera didapat. Namun jika tidak, Aksi Nyata bisa saja diminta untuk diperbaiki atau ditolak sama sekali.
Sungguh proses yang mendebarkan sekaligus menyenangkan. Satu topik pelatihan bisa saja diselesaikan kurang dari satu hari (jika fokus), tapi melakukan Aksi Nyatanya bisa jadi membutuhkan waktu sehari dua hari atau lebih.
Kondisi tersebut mungkin yang menyebabkan masih banyak guru maupun kepala sekolah yang belum bisa menyelesaikan Aksi Nyata di PMM. Hal ini sempat disinggung juga di Semarak Karya BBGP Jabar tahun 2022 lalu bahwa di Jawa Barat sendiri, belum ada guru maupun kepala sekolah yang telah menyelesaikan 5 Topik Pelatihan Mandiri PMM (saat itu). Â
Insight dan Rencana Tindak Lanjut
Sejauh ini, alhamdulillah saya sudah mendapat 3 sertifikat Pelatihan Mandiri PMM. Jumlah yang masih sedikit tentu saja karena Topik Pelatihan Mandiri PMM kini sudah mencapai 39 pilihan (termasuk topik untuk jenjang SMK).
Walau demikian, sekarang saya juga dalam proses menyelesaikan dua Aksi Nyata lainnya. Tak mudah memang (bagi saya) karena tentu saja harus didasari niat yang kuat. Namun, dari proses melakukan Aksi Nyata inilah saya bisa benar-benar merefleksikan proses belajar saya dengan lebih baik.
Hal ini senada dengan apa yang menjadi tujuan dari Pelatihan Mandiri PMM, yaitu membantu meningkatkan kompetensi serta mengembangkan potensi sebagai pendidik dengan cara belajar mandiri kapan dan di mana pun.
Ke depan, saya akan berupaya untuk tetap mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah saya dapatkan. Belajar konsisten untuk melakukan refleksi dan meminta umpan balik dari murid sehingga pembelajaran bisa benar-benar berpihak pada murid.
Inilah insight dan rencana tindak lanjut yang saya dapatkan dengan melakukan Aksi Nyata Pelatihan Mandiri di PMM. Bagi pembaca yang memiki akun belajar.id dan dapat mengakses Pelatihan Mandiri PMM, berikut adalah 3 Aksi Nyata yang telah saya lakukan dan lulus validasi:
- Membuat Keyakinan Kelas (Topik Disiplin Positif) bisa dilihat di sini.Â
- Penyebaran Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah (Topik Kurikulum Merdeka) bisa dilihat di sini. Artikelnya menjadi Artikel Utama di Kompasiana (bisa diakses di sini)Â
- Penilaian Projek sebagai Asesmen Sumatif (Topik Asesmen SMP-SMA/SMK/Paket B-C) bisa dilihat di sini.Â
Hal-hal lebih dalam terkait Pelatihan Mandiri PMM dapat diakses di laman Pusat Informasi Kemdikbud.Â
Semoga bermanfaat,
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H