Mohon tunggu...
Ditta Widya Utami
Ditta Widya Utami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

A mom, blogger, and teacher || Penulis buku Lelaki di Ladang Tebu (2020) ||

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami KOSP dan Strategi P5 untuk Tahun Ajaran Baru

21 Juni 2023   04:45 Diperbarui: 21 Juni 2023   05:01 3533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri: Bu Dian (Ketua MGMP IPA), Pak Aba (Pembina MGMP IPA, KSPF SMPN 1 Subang), Pak Ade Cece (Kabid Pembinaan SMP), dan Pak Purwanto (dokpri)

Bu Fera, Guru IPA SMPN 1 Subang sekaligus Narasumber Berbagi Praktik Baik Platform Merdeka Mengajar (NSBPB PMM) tersebut kemudian mengajak peserta workshop untuk menganalisis dari pengertian projek itu sendiri.

Disarikan dari berbagai pengertian, Bu Fera menuturkan bahwa projek merupakan usaha kolaboratif untuk mencapai tujuan tertentu dengan membuat produk yang unik melalui desain penelitian. Pengertian tersebut telah mencerminkan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Mandiri tercermin dari kata usaha; bergotong royong tercermin dari kolaboratif; beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia tercermin dari mencapai tujuan (harus dilandasi niat dan cara yang baik); kreatif tercermin dari produk yang dihasilkan; berkebinekaan global tercermin dari kata unik; dan dimensi bernalar kritis tercermin dari desain penelitian.

Dengan demikian, projek diharapkan mampu mengembangkan karakter peserta didik sesuai Profil Pelajar Pancasila. 

Bu Fera Maulidya Sukarno, salah satu pemateri Workshop Strategi KOSP dan P5 (dokpri) 
Bu Fera Maulidya Sukarno, salah satu pemateri Workshop Strategi KOSP dan P5 (dokpri) 

Bu Fera kembali mengajak 119 guru peserta workshop dari berbagai mapel dan jenjang (SD-SMP) untuk aktif berpikir. Beliau mengajukan pertanyaan, "Sebetulnya apa yang terbayang di benak/pikiran Ibu Bapak saat mendengar kata P5?". 

Sebagian peserta ada yang menjawab kerja sama, bercocok tanam, projek, bahkan ada juga yang menjawab capek. Berdasarkan jawaban tersebut, Bu Fera mengingatkan kembali poin-poin penting dalam P5, antara lain:

  • Kunci keberhasilan P5 adalah peningkatan karakter pada murid. Jika setelah P5 masih belum ada peningkatan karakter yang signifikan, maka penting untuk dievaluasi prosesnya.
  • P5 tidak berbasis mata pelajaran. Materinya di luar konten mapel dan temanya telah ditentukan. Tujuh tema umum (khusus SMK/MAK ada delapan tema) yang ditetapkan merupakan isu-isu global yang juga terjadi di berbagai negara.
  • Perubahan perilaku umumnya tidak bisa dilakukan secara top down (diperintah). Oleh karena itu, agar terjadi peningkatan karakter, sebisa mungkin beri kemerdekaan murid pada pelaksanaan P5 misalnya dengan memberi anak pilihan topik P5 yang diminati, merdeka dalam menentukan produk yang akan dibuat, dsb.
  • Libatkan orang tua dan lembaga-lembaga terkait (misal kepolisian untuk topik antinarkoba), agar proses P5 dapat berjalan lebih baik.

Bu Fera kemudian berbagi strategi agar tahapan-tahapan P5 dapat dilaksanakan dengan baik di berbagai sekolah. Strategi yang dimaksud antara lain:

  • Tahap Pengenalan Isu. Pada tahap ini dilakukan kegiatan agar peserta didik mengenali dan sadar terhadap tema yang sedang dipelajari. Misal, peserta didik diajak membuat angket wawancara terkait bullying (tema Bangunlah Jiwa dan Raganya). Kemudian menumpulkan informasi dari warga sekolah. Setelah itu, dilakukan diskusi kritis bersama pakar (jika ada orang tua murid yang dapat berbagi, akan lebih baik).
  • Tahap Kontekstualisasi. Menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait dengan topik pembahasan. Pada tahap ini salah satu hal yang dapat dilakukan misalnya dengan melakukan kunjungan lembaga atau masyarakat.
  • Tahap Aksi. Pada tahap ini, peserta didik mulai merumuskan peran yang dapat dilakukan melalui aksi nyata. Peserta didik diharapkan mampu merancang karya/produk sesuai dengan data lapangan, elaborasi pemahaman dari pakar, serta hasil kontekstualisasi.
  • Tahap Perayaan Hasil Belajar. Pada tahap ini dapat dilakukan antara lain dengan pameran karya, pembagian rapot P5, dll.
  • Tahap Refleksi Akhir. Selain refleksi di setiap pertemuan P5, lakukan refleksi di akhir tema untuk murid dan guru. Lakukan juga evaluasi untuk mengetahui efektivitas P5 dan membuat tindak lanjut.

Contoh lembar refleksi peserta didik untuk P5 (Kemdikbud) 
Contoh lembar refleksi peserta didik untuk P5 (Kemdikbud) 

Selebihnya, seluk beluk terkait P5 dapat dipelajari lebih dalam di PMM atau dengan membaca Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang juga disediakan di dokumen panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka PMM.

Meski sebagian besar sekolah peserta workshop baru akan menerapkan IKM di tahun ajaran baru, semoga harapan Kabid Pembinaan SMP, Pak H. Ade Cece yang hadir dan membuka acara dapat terwujud, yaitu kegiatan workshop bisa memberi dampak positif ke sekolah-sekolah peserta, serta setiap peserta yang hadir mampu menjadi faktor pendorong yang akan menggerakkan satuan pendidikan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun