Mohon tunggu...
Ditta Widya Utami
Ditta Widya Utami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

A mom, blogger, and teacher || Penulis buku Lelaki di Ladang Tebu (2020) ||

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Senior Belajar pada Junior

10 Agustus 2022   21:16 Diperbarui: 10 Agustus 2022   21:37 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Penulis dari Canva

Pada kasus demikian, yakinlah bahwa para senior sedang menggunakan ilmu padi. Semakin berisi, semakin merunduk. Maka para guru muda patut bersyukur dalam kondisi demikian.

Menurunnya Kemampuan Belajar

Saya pernah mengalami ketika mengajak teman-teman yang lebih senior kemudian tanggapan yang muncul adalah "Silakan saja yang muda-muda. Saya sudah tua, sudah lelah."

Tak salah memang.

Dr. J Bertran-Gonzales dari Queensland Brain Institute menjelaskan berdasarkan penelitiannya[1], bahwa mamalia mana pun bila usianya bertambah (tidak menutup kemungkinan pada manusia juga) akan mengalami penurunan kemampuan otak untuk beradaptasi sesuai bertambahnya usia.

Ya. Kemampuan belajar memang akan menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Namun, studi tersebut juga menunjukkan bahwa otak tak ubahnya otot. Jika dipakai dan dilatih secara terus menerus, maka tetap dapat berfungsi dengan baik.

Kesimpulannya, betul bahwa semakin bertambahnya usia akan semakin sulit belajar karena terjadi penurunan aktivitas atau kerusakan di sel-sel saraf pada otak. Namun, selama kita masih mau menjadi pembelajar sejati, mau mempelajari hal-hal baru bahkan pada generasi yang lebih muda, insya Allah kita akan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Gap usia saat belajar memang tak mudah dihilangkan. Aura senioritas mungkin akan masih terasa kentara. Bisa jadi senior enggan dan juniornya segan. Namun, gap tersebut bisa diperkecil dengan meluruskan niat masing-masing ketika belajar.

So, ketika senior belajar pada junior, why not?

*Tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan menulis 40 hari di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan. Sudah diterbitkan di website terbitkanbukugratis.id dengan judul yang sama. Tulisan ini juga ditujukan lebih untuk mengingatkan diri sendiri, tapi semoga bermanfaat juga bagi para pembaca yang budiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun