Tentu saja, penugasan ketiga yang hanya berdurasi 33 jam (jika dikurangi waktu tidur dua malam, maka hanya tersisa 21 jam) banyak menuai protes. Bahkan dari peserta yang terampil menulis sekalipun. Hal ini dikarenakan kegiatan daring berlangsung di hari kerja. Selain itu, beberapa peserta ada yang tengah disibukkan dengan persiapan supervisi, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), perkemahan Pramuka, dsb. Â Oleh karena itu, peserta masih diberi kesempatan untuk merevisi kembali hasil karya tulisnya selama 2 minggu pasca kegiatan Workshop KTI.
Para Pejuang Tangguh
Pada acara puncak Workshop KTI, 120 peserta telah mengerjakan tugas dengan baik. 65 diantaranya bahkan mampu menyelesaikan ketiga tugas dalam waktu 3 hari. Inilah hal yang saya soroti dari peserta Workshop KTI.
Di balik semua kesibukan peserta dalam kesehariannya, mereka tetap mampu mengeksekusi tugas-tugas yang diberikan. Menjadi para pejuang tangguh bahkan dengan segala keterbatasan. Tidak sedikit di antara peserta yang telah berusia separuh baya atau mendekatinya. Mereka bahkan rela harus begadang demi menyelesaikan tugas-tugas workshop. Rela belajar "online" menyelesaikan tugas pertama hingga ketiga. Padahal beberapa dari peserta masih ada yang merasa asing dengan email, google formulir, dsb.
Namun sekali lagi, mereka adalah orang-orang hebat. Para pejuang tangguh yang dapat membuktikan bahwa 99% kesuksesan itu berasal dari semangat pantang menyerah.
Bravo guru-guru Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H