Pokoknya jangan sampai mereka menjual sawah, apalagi lantas membelikan mobil baru dan mewah. Seperti kejadian petani di Kecamatan Jenu, Tuban Jawa Timur. Mereka dulu yang kaya raya kini malah menganggur. Uang hasil penjualan sawah sudah habis. Mereka hanya bisa menyesal dan isak tangis.
Memang langkah ini tidak mudah. Apalagi mereka kebanyakan putus sekolah. Atau hanya menamatkan usia sekolah dasar. Masih perlu waktu untuk mendidik mereka lebih sejahtera. Semoga nanti juga petani di poktanku bisa mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah sehingga bisa menambah pendapatan rumah.
Namun paling tidak, dengan adanya jaringan internet provider murah dan cepat seperti IndiHome dari Telkom Indonesia, mereka bisa membandingkan kondisi dunia pertanian di luar sana. Mereka akan terbuka bahwa pertanian di luar sudah modern, memakai alsintan, mudah mengakses perbankan untuk modal usaha hingga kemudahan mencari informasi pertanian di dunia maya.Â
Harapannya, kesejahteraan petani akan tercipta. Pekerjaan petani tak akan dipandang sebelah mata. Akronim petani sebagai penyangga tatanan Indonesia akan terlaksana. Mimpi kedaulatan pangan bukan hanya impian saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H