Saya percaya, implementasi Kurikulum Merdeka akan memberikan kebebasan bagi setiap insan pendidikan dalam pengembangan diri sesuai minat dan bakat. Sehingga terjadi peningkatan kompetensi, baik guru maupun peserta didik.
Harapan Pendidikan Indonesia Lebih Baik
Metode pembelajaran inilah yang sebenarnya saya harapkan saat Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem Makarim menjadi Mendikbudristek. Pendiri startup Gojek yang juga lulusan Sekolah Bisnis Universitas Harvard tersebut tentu akan merombak sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Tentunya mengubah kurikulum lama menjadi mulai sejajar dengan standar kurikulum internasional.
Sang anak pun mulai dapat mempelajari pelajaran yang mereka sukai dan lintas jalur. Mereka juga dapat memilih masa depan apa yang ingin dijalani.
Kurikulum Merdeka ini sekaligus menjadi batu loncatan bagi murid karena sudah lebih dari dua tahun harus belajar di rumah. Peserta didik pun akhirnya bisa terlepas dari penurunan kesehatan mental akibat terus terus dipacu mendapatkan nilai baik dari semua mata pelajaran.
Syarat kelulusan sekolah pun lebih longgar. Tidak perlu memiliki nilai akademik sempurna, asal memiliki hal positif lain, seperti skill, karakter etika, hingga pola pikir logika yang baik.
Bagaimana pun, kita harus sadar. Guru ibarat petani dan siswa ibarat benihnya. Dengan keterampilan petani mengolah benih dan merawatnya dengan benar di sawah akan tumbuh tanaman berkualitas.
Akhirnya terbentuklah ruang belajar yang lebih positif. Guru teach at the right level dan peserta didik get knowledge at the right level.
Semoga dengan implementasi Kurikulum Merdeka ini akan menekan masalah pendidikan di Indonesia serta mencetak generasi penerus bangsa yang mampu bersaing secara lokal dan global di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H