Mohon tunggu...
dito devandra
dito devandra Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mahasiswa S1 Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Filosofi Nihilism dalam Film Joker

13 Desember 2022   20:28 Diperbarui: 13 Desember 2022   21:02 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

"Joker" merupakan film psychological thriller yang dirilis pada 4 Oktober 2019. Film yang disutradarai oleh Todd Phillips bersetting di tahun 1981. Film ini termasuk film yang sukses baik di pasaran maupun dibidang penghargaan. 

Pada ajang Academy Awards saja, dari 11 nominasi yang, film "Joker" berhasil meraih dua Piala Oscar. Joaquin Phoenix yang memerankan karakter Joker berhasil memenangkan kategori Aktor Utama Terbaik dan Hildur Gunadttir memenangkan kategori Musik Scoring Orisinal Terbaik. 

Joaquin Phoenix juga berhasil memboyong pengharagaan sebagai Aktor Terbaik dalam ajang British Academy Film Awards (BAFTA), Broadcast Film Critics Association Awards, Golden Globes, dan Screen Actors Guild Awards. 

Tidak hanya itu, film karya Todd Phillips ini menjadi film rating R atau dewasa dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa berhasil mengalahkan pemegang rekor sebelumnya. Namun sebelum lanjut ke pembahasan saya akan jabarkan terlebih dahulu apa itu Nihilisme menurut Nietzsche dan apa hubungannya dengan film Joker.

Nihilisme adalah keyakinan bahwa semua nilai tidak berdasar dan tidak ada yang dapat diketahui atau dikomunikasikan. Nihilisme sering dikaitkan dengan pesimisme, ekstrimisme, dan skeptisisme radikal yang mengutuk keberadaan. Seorang nihilis sejati tidak akan percaya pada apa pun, tidak memiliki loyalitas, dan tidak memiliki tujuan selain, mungkin, dorongan untuk menghancurkan. 

Nihilisme paling sering dikaitkan dengan filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche yang berpendapat bahwa efek korosifnya pada akhirnya akan menghancurkan semua keyakinan moral, agama, dan metafisik dan memicu krisis terbesar dalam sejarah manusia. 

Pada abad ke-20, tema-tema nihilistik, kegagalan epistemologis, penghancuran nilai, dan ketiadaan tujuan kosmis telah menyibukkan para seniman, kritikus sosial, dan filsuf. 

Pertengahan abad, misalnya, para eksistensialis membantu mempopulerkan prinsip nihilisme dalam upaya mereka untuk menumpulkan potensi destruktifnya. Pada akhir abad ini, keputusasaan eksistensial sebagai tanggapan terhadap nihilisme digantikan oleh sikap acuh tak acuh, yang sering dikaitkan dengan antifondasionalisme.

Sudah lebih dari satu abad sejak Nietzsche mengeksplorasi nihilisme dan implikasinya terhadap peradaban. Seperti yang dia prediksi, dampak nihilisme pada budaya dan nilai-nilai abad ke-20 telah meluas, teror apokaliptiknya memunculkan suasana kesuraman dan banyak kecemasan, kemarahan, dan teror. Teror itulah yang diterapkan oleh Arthur Fleck dalam film Joker. 

Lebih tepatnya Arthur Fleck menerapkan Filosofi Moral Nihilism dalam hidupnya. Ada scene dimana  Arthur Fleck ini bilang "Humor itu subjektif, kau bisa berpendapat aku lucu sedangkan orang lain bisa berpendapat aku tidak lucu" sama seperti moral, ada yang bilang moral kita baik ada juga yang bilang buruk. 

Persepsi baik dan buruk dan tiap orang itu berbeda-beda karena setiap orang menciptakan baik dan buruknya sendiri. Seperti perlakuan yang didapat oleh Joker atau Arthur Fleck dalam film ini. Di awal film kita diperlihatkan dia dibully, ditindas, bahkan dikeroyok hingga babak belur di sebuah kereta. 

Lalu joker membalas mereka dengan cara menembak mereka hingga tewas. Sebagian orang ada yang mencekam tindakan dari Joker ini tapi ada juga yang mendukungnya. Masyarakat kelas bawah dalam film ini mendukung tindakan joker sedangkan masyarakat kelas atas menentangnya.

Semua orang memiliki perspektif benar dan salahnya masing-masing. Intinya, bagi penganut Nihilism moral itu subjektif bukan objektif. Selain Moral Nihilism, ada cabang Nihilism lain yang ditampilkan dalam film ini yaitu, Existential Nihilism. Joker yang merasa didukung dan dianggap eksistensinya oleh masyarakat kota Gotham ini merasa bahwa kehadirannya di dunia ini penting dan dia dapat menjadi Agent of Change untuk kota Gotham. 

Namun pada akhirnya Joker sadar bahwa eksistensinya itu tidak terlalu penting. Orang-orang yang mendukung gerakan "anarkis" dari Joker itu cuma sebatas mendukung dia sebagai icon perubahan untuk kota Gotham saja. Mereka tidak peduli siapa nama asli Joker, mereka tidak peduli latar belakang Joker melakukan hal tersebut. Itulah yang membuat Arthur atau Joker ini sadar bahwa eksistensinya itu tidak begitu penting di kota Gotham.

Selain itu, Nietzsche sebenarnya membagi Nihilism menjadi dua yaitu active nihilism dan passive nihilism. Lalu apa sebenarnya Active dan Passive Nihilism itu?

Active Nihilism adalah pandangan yang menganggap nihilisme sebagai alat atau media bagi kita untuk menemukan makna-makna atau nilai dari kehidupan kita. Sedangkan Passive Nihilism itu adalah pandangan yang menganggap Nihilisme adalah hasil akhir dari proses pencarian makna kehidupan. Seorang passive nihilist tidak bisa menemukan nilai-nilai dari kehidupan mereka.

Pada kasus Arthur Fleck, sebenarnya sepanjang film itu dia pelan-pelan berproses menjadi seorang Active Nihilist. Awalnya Joker ini memiliki mimpi untuk menjadi seorang komedian. 

Namun harapannya itu dijatuhkan setelah dia dibully oleh orang-orang karena menganggap dia tidak lucu. Di film ini juga diceritakan bahwa dia dibuang oleh Ayahnya dan banyak cobaan-cobaan lain yang menimpa dirinya. 

Setelah cobaan-cobaan itu akhirnya Arthur Fleck atau Joker mencoba untuk membuat makna baru untuk hidupnya. Yang awalnya ingin menjadi komedian, sekarang iya ingin menjadi inspirasi untuk masyarakat kelas bahwa dan ingin menjadi icon perubahan dengan cara memimpin pemberontakan.

Pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa Arhur Fleck atau Joker adalah seorang Active Nihilist yang baik. Dia akhirnya bisa menemukan tujuan hidupnya lewat caranya sendiri. 

Dia berhasil memaknai hidupnya terlepas dari cobaan-cobaan yang menimpa dirinya. Dia juga berhasil melawan dogma-dogma dari masyarakat tentang baik atau buruknya moral dia itu. Joker adalah contoh dari seorang active nihilist yang baik. 

Namun terlepas dari semua tindakan-tindakan joker dalam film ini saya harap kalian jangan mencontoh tindakan-tindakannya seperti membunuh, melakukan kekerasan, dan lain-lain. Cukup ambil hal-hal positif dalam film ini dan praktekan hal-hal tersebut di kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun