Mohon tunggu...
Ditha Nurul Fazrin
Ditha Nurul Fazrin Mohon Tunggu... -

tertarik dalam jurnalistik dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN: We Will War !

17 April 2011   21:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:42 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempo hari saya melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk kebutuhan buku tahunan. Yang pertama saya tanyakan adalah pesan untuk kelas XII dan beliau menjawab “semoga kelas XII sekarang lulus Ujian Nasional100%”. Ya, ujian nasional hari ini sampai empat hari kedepan kami akan melaksanakan ujian nasioanl. Enam mata pelajaran yang akan diujikan untuk SMA, diantaranya Matematika, B.Indonesia,B.Inggris, Fisika, Biologi dan Kimia untuk program IPA dan Matematika,B.Indonesia, B.inggris,Sosiologi, Ekonomi dan Geografi untuk progam IPS.

Sekilas terlihat mudah karena hanya 6 mata pelajaran yang diujikan dari belasan pelajaran yang kami pelajari selama 3 tahun di SMA.Namun kenyataannya tidak begitu, karena ujian nasional menjadi standar utama kelulusan siswa walau system sekarang lebih “manusiawi” karena menyertakan hasil belajar siswa dari kelas X.

Ujian nasional bukan hanya sekedar uji kemampuan siswa dalam hal pengetahuan pelajaran saja, namun mental pun di uji baik siswa, guru, dan orang tua karena ujian nasioanal adalah ujian akhir di sekolah dan menentukan masa depan kelak. Dan bukan hanya sekedar masa depan siswa, keberhasilan guru dan eksistensi sekolah pun dipertaruhkan.

Dengan system yang sudah diatur sedemikian rupa oleh pihak penyelenggara menjadikan ujian nasional menjadi sangat “menakutkan” . banyak cara yang ditempuh demi suksesnya ujian nasioanal dari cara yang paling “suci” seperti berdo’a bersama sampai cara yang paling “kotor”yaitu membeli soal atau jawaban dari pihak yang tidak bisa mempretanggung jawabkan. Dan itu terjadi setiap tahun.

Banyak “korban” ujian nasioanal, dari sekedar kecewa sampai bunuh diri. Berbagai protes pun dilayangkan untuk menghapuskan ujian nasioanl. Namun kenyataannya sekarang sudah sampai masanya ujian nasioanl tetap akan dilaksanakan.

Berbagai rumor beredar menjelang ujian nasioanal. Mulai rumor yang masuk akal sampai rumor “gila” pun bertebaran. Hal ini memuat peserta ujian nasional semakin khawatir, setidaknya itu yang saya rasakan saat ini. Sebenarnya, karena ujian nasional melibatkan mental yang tagguh untuk menghadipinya sehingga kegagalan sesungguhnya bukan dimata pelajaran yang diujikan tetapi pada mentalnya, begitu setidaknya hasil dari analisis dangkal yang saya lakukan.

“Pemerataan” itu yang menjadi tujuan dari ujian nasioanal. Namun setalah bertahun-tahun ujian nasioanl dilaksanakan sudah meratakan pendidikan di Indonesia? Entahlah yang pasti sampai saat ini belum ada soslusi yang lebih cemerlang untuk menggangtikan ujian nasioanal

Untuk itu Ujian Nasional tak ubahnyasebuah peperangan karena memepertaruhkan jiwa dan raga “We will war !” Kita akan berperang !. mohon do’anya untuk kelancaran dan kesuksesan Ujian Nasioanal untuk semua perserta di seluruh Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun