Kampung Muara Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor Jawa Barat. Desa strategis yang berlokasi dikaki gunung pancar ini menjadi salah satu desa yang menjadi pusat perhatian bagi salah satu kelompok mahasiswa dari Universitas Pamulang untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masayarakat (PKM).
Sekelompok mahasiswa ini tertarik dengan desa ini karena memilik banyak potensi dari segi wisata maupun umkm. Desa ini memiliki daya Tarik tersendiri dengan wisata air terjunnya yang indah.
Tempat tersebut cukup ramai didatangi pengunjung saat hari libur kerja.Mayoritas pengunjung adalah masyarakat dari luar kota seperti Jakarta,Bekasi dan sekitarnya. (Curug) itu yang sering terucap bilamana sedang membicarakan desa ini.
“ih kadang kalo emang lagi libur saya sering kesini hiking, abis itu ke curug untuk mandi airnya jernih, sejuk membuat tenang. Terlebih lagi pemandangannya bagus banget wkwk bikin betah gamau pulang” Ucap salah satu pengunjung yang sedang berlibur di curug (Bogor, 18 November 2021).
Tempat wisata yang telah dikelola oleh warga dibantu sebuah yayasan ini memberi dampak sangat baik bagi warga sekitar kampung muara ini. Warga merasa terbantu, terutama dari segi ekonomi yang mana mayoritas warganya sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Tapi sekelompok mahasiswa ini melihat sesuatu yang lain, tidak dengan keindahan wisatanya melainkan dengan hasil tani/kebun warga kampung ini.
Pisang.terdengar biasa saja bukan? namun siapa sangka, menurut sumber valid yang warga katakan pisang disini adalah pisang dengan kualitas terbaik tidak kalah dengan pisang-pisang impor diluar sana.
“Pisang disini teh bagus-bagus, terbaik lah bisa dibilang. Banyak orang luar yang beli pisangnya disini karena menurut pembeli pisang disini dari segi tekstur kulit, aroma, tekstur buah itu beda dari pisang ditempat lain. Karena emang mungkin disini kan di kaki gunung ya jadi tanahnya juga bagus untuk ditanami buah-buahan. Kata nenek saya dulu juga teh kampung ini mah emang lokasinya strategis” Ucap Kang Herman selaku Ketua RT dikampung tersebut (Bogor, 18 November 2021).
Sekelompok mahasiswa yang beranggotakan 4 orang ini (Dito Anggara, Keke Rizky, Putri Nur Ayunda, dan Vendi) tertarik dengan hasil kebun warga desa ini, fokus mereka adalah pisang.
Diprakarsai oleh Dito Anggara, kelompok ini meriset pisang hasil kebun tersebut. Berbincang banyak dengan warga mengenai hasil kebun dan pada akhirnya mereka mengambil kesimpulan permasalahan di desa ini adalah hasil kebun lumayan melimpah. Namun warga bingung bagaimana cara penjualannya.
Kelompok ini berdiskusi bagaimana bahan baku pisang ini bisa menjadi sumber potensi ekonomi desa ini. Karena menurut mereka “sayang sekali jika ada sesuatu yang berpontensi tapi tidak bisa dimanfaatkan dengan baik” ucap Dito selaku ketua kelompok. Setelah perbincangan yang lumayan panjang kelompok ini memiliki ide cukup menarik. Tidak dengan bagaimana setandan pisang ini bisa dibeli, tapi bagaimana seonggok pisang ini bisa menarik dimata para masyarakat.