Mohon tunggu...
Ditdit Nugeraha Utama
Ditdit Nugeraha Utama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Educationalists, lecturer, IS researcher, writer, proofreader, reviewer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Runtuhnya Satu Pilar Sistem Pendidikan Indonesia

8 Juni 2015   17:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:10 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sistem pendidikan telah terintervensi ketidakjujuran, kiamatlah sudah. Ketika sistem pendidikan masih memelihara ide, niat, dan praktik ketidakjujuran, hancurlah sudah. Jika pilar kejujuran telah runtuh, tidak ada – lagi – harapan logis atas masa depan yang lebih baik. Sistem pendidikan yang akan memproduksi manusia-manusia unggulan telah runtuh salah satu pilarnya. Sehingga pilar kebenaran objektif, militansi komunikatif, dan keuletan yang cerdas – yang menopang payung keteladanan pada skala sistem – sudah pincang adanya.

Setiap segala sesuatu yang diawali ketidakjujuran, akan mendatangkan segala sesuatu yang tidak optimal. Praktik-praktik pelacuran akademis dengan ketidakjujuran sebagai sifat khasnya, harus enyah dari sistem pendidikan Indonesia. Bukan hanya di level individu masing-masing, kita pun harus berani menjujurkan kerangka pendidikan, materi pendidikan, praktik-praktik evaluasi, dan lain sebagainya pada sekala sistem utuh.

Ketidakjujuran, akan mengakibatkan praktik kebohongan dan kejahilan yang lain mudah dilakukan. Pada akhirnya, menjadi sebuah kebiasaan buruk yang terus menyelimuti segenap aktivitas dan entitas sistem pendidikan Indonesia. Jadi jangan heran, ijazah akan mudah dipalsukan, gelar akan mudah diperjualbelikan, data dan informasi akan mudah untuk diputarbalikan, proses evaluasi borang akreditasi akan mudah dimanipulasi dan digadaikan, praktik contek-mencontek di kalangan siswa dan mahasiswa akan mudah dilakukan, ujian menjadi ajang yang bersifat ekonomis lewat jalur pembocoran jawaban, hasil riset akan mudah untuk diplagiat, dan masih banyak lainnya. Sehingga, sangat jelas pada akhirnya, bahwa manusia-manusia yang dilahirkan dari – kandungan – sistem pendidikan yang pilar kejujurannya runtuh, akan menjadi manusia-manusia pembual, bar-bar, dan – maaf – berhati busuk. Kecuali individu-individu yang sangat ulet untuk merubah dirinya - secara ikhlas – kembali ke arah jalan lurus yang seharusnya.

Maka, guru-guru yang tidak jujur, enyahlah. Dosen-dosen yang tidak jujur, enyahlah. Siswa-siswi yang tidak jujur, enyahlah. Mahasiswa-mahasiswi yang tidak jujur, enyahlah. Para plagiator ulung, enyahlah. Praktik-praktik ketidakjujuran, enyahlah. Mari, kembalikan dan tegakkan kembali pilar kejujuran di sistem pendidikan Indonesia. Kembalikan sistem pendidikan Indonesia ke khitah kebenarannya... [dnu]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun