Mohon tunggu...
Ditdit Nugeraha Utama
Ditdit Nugeraha Utama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Educationalists, lecturer, IS researcher, writer, proofreader, reviewer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Introspeksi Kapasitas Diri

20 Juni 2014   09:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:01 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali. Saya mengajak kita semua untuk merenung dan sedikit menalar. Apa jadinya, gelas berkapasitas 0,5 liter diisi dengan air sebanyak 2 liter? Tentu, meluber. Apa jadinya, sungai dengan kapasitas debit alir 200 meter kubik / detik, dialiri air dengan debit alir 500 meter kubik / detik? Pasti, meluap. Apa jadinya, lift dengan kapasitas 1000kg diisi orang berjumlah 20 orang berbobot total seberat 1500kg? Logisnya, lift tersebut akan terhempas dan terjatuh.

Pertanyaan-pertanyaan besifat retoris di atas, hanyalah pertanyaan-pertanyaan tamparan dan penggugah. Tamparan, agar kita terbangun dari lamunan dan tidur panjang kita. Penggugah, agar kita mau sedikit menggunakan nalar akal kita untuk merenung hal-hal yang lebih luas.

‘Isi’ tentulah pada akhirnya – mau tidak mau – akan mengikuti ‘kapasitas’ wadahnya. ‘Isi’ boleh saja memiliki ukuran kurang dari ‘kapasitas’ maksimal wadahnya, karena ambang ‘kapasitas’ wadah memiliki batas ukur ‘kapasitas’ terendah pada angka nol, sampai batas ‘kapasitas’ tertinggi pada angka tertentu. Namun, jika wadah dengan ‘kapasitas’ tertentu diisi dengan sesuatu yang melebihi batas ‘kapasitas’ tertingginya, tentu – dapat dipastikan – akan meluber, meluap, bahkan terhempas dan terjatuh.

Begitu juga dengan manusia. Setiap manusia telah hadir di muka bumi dengan ‘kapasitas’ diri pada perannya masing-masing. Sangat berat, ketika anak TK dipaksakan untuk menyerap teori ilmu fisika dan kimia, yang – notabene – merupakan materi ajar yang dipelajari oleh para mahasiswa di tingkat perguruan tinggi. Sangat di luar nalar akal sehat, jika anak SD dipaksakan untuk memahami seluk beluk perpolitikan di Indonesia, yang hanya bisa dipahami oleh orang dewasa yang telah matang daya pikirnya. Atau, sungguh sangat tidak masuk akal, ketika seorang perempuan, harus melakukan sesuatu yang melebihi ambang ‘kapasitas’ kodratnya. Mungkin semua itu dapat – saja – dilakukan, hanya pada sebuah titik dia akan meluber, meluap, bahkan terhempas dan terjatuh.

Hakikatnya, pada waktu dan ruang tertentu, manusia memiliki ‘kapasitas’ masing-masing; sesuai umur, pengalaman, dan asah-tempaan dirinya. Sejalan bertambahnya umur, ‘kapasitas’ tersebut pun akan bertambah. Sejalan berkembangnya pengalaman, ‘kapasitas’ tersebut pun berkembang. Sejalan meningkatnya asah-tempaan diri, ‘kapasitas’ tersebut pun akan meningkat. Umur, pengalaman, dan asah-tempaan diri di setiap saatnya, akan terus dapat memperluas ‘kapasitas’ itu sendiri; sehingga diharapkan, ‘isi’ akan lebih banyak dapat ditampung dan diterima.

Satu hal yang ingin saya tekankan di sini. Syariat dan syaratnya – sudah – jelas, tambahlah ‘kapasitas’ diri kita masing-masing: jelajahilah dunia, bacalah semua yang dapat dibaca, amatilah setiap ayat-ayatNYA yang terkandung di jagat luas ini, kejarlah semua peluang dengan proses dan cara logis tanpa manipulasi; semua usaha-usaha nyata itu, jelas akan mengasah diri, menempa akal, dan mengembangkan ‘kapasitas’ diri kita masing-masing. Wadah tersebut akan memiliki ‘kapasitas’ yang lebih besar dan terus membesar pada akhirnya. Sampai suatu saat, ilmu, kesempatan, peluang, jabatan, amanah – yang kesemuanya merupakan analogi ‘isi’ – akan datang – bahkan tanpa dicari dan diminta – sesuai dengan besarnya ‘kapasitas’ diri kita masing-masing. ‘Kapasitas’ yang – tentu – sangat berguna dalam rangka menjalankan segala peran berkehidupan, yang dijalankan dengan sepenuh hati dan niat suci, yang diperuntukkan bagi sebesar-besarnya kemaslahatan; tanpa meluber, tanpa meluap, tanpa terhempas dan terjatuh. Kemudian, jadilah cahaya yang terang dan menerangi dengan ‘kapasitas’ radius yang terus membesar (baca: terima kasih cahaya). Jadi, satu hal yang pasti, setiap ‘isi’ – pastilah – sesuai dengan ‘kapasitas’nya masing-masing. Maka, jangan memaksakan kehendak serta introspeksi ‘kapasitas’ dirilah... [dnu]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun