Banyak negara lain yang memuji kepiawaian Indonesia dalam mengelola perbedaan. Beberapa negara lain memang terlihat tidak pandai menghadapi beberapa perbedaan di negara mereka, dan akhirnya banyak dari mereka yang memecahkan diri atau saling memisahkan diri.
Uni Sovyet umpamanya. Terpisah menjadi belasan negara, dimana masing-masing negara pecahan punya lebih bayak kesamaan daripada perbedaan, dari etnis sampai keyakinan. Russia dan ukraina , misalnya.
Begitu juga Yugoslavia. Mereka terpecah menjadi sekitar sepuluh negara. Negara ini sempat kuat di bawah pemerintahan Josip Broz Tito. Lalu sepeninggal Tito pada tahun 1980an, makin melemah dan kemudian ada pertentangan antar etnis selama kurun waktu 1980-1995.Â
Lalu ada negara Serbia, Kroasia, Slovenia, Makedonia, Bosnia, dll dimana mereka terpisah berdasar etnis. Demikian juga  Cekoslovakia, dimana pecah menjadi Ceko dan Slovakia.
Sampai dini, inilah bukti sejatinya sangatlah sulit untuk mengelola perbedaan itu, jika kita tak punya pondasi kuat, stabil, tidak kaku namun fleksibel terhadap perubahan.
Indonesia punya Pancasila, yang mengandung intisari nilai-nilai yang diambil dari seluruh etnis dan keyakinan di Indonesia. Indonesia, yang dahulu bernama Nusantara. Nusantara pernah kuat di bawah kerajaan Majapahit.Â
Majapahit sebagai sebuah negara kerajaan, punya umur yang cukup panjang yaitu sekitar 350 tahun, lebih panjang dari Amerika Serikat sebagai negara modern.
Pancasila, mencakup nyaris semua nilai-nilai yang dimiliki warga Indonesia. Mulai dari keyakinan, motivasi, cara atau kebiasaan kita untuk bermusyawarah, sampai pada bagaimana kita mewujudkan kemakmuran bersama. Bagi Indonesia, Pancasila adalah kompas yang membawa cita-cita dan masa depan lebih gampang diraih sehingga kta menjadi masyarakat madani. Â
Kata "madani" berasal dari bahasa Arab dan berarti "civil" atau "civilized" (beradab). "Masyarakat madani" adalah terjemahan dari "civil society" dalam bahasa Inggris, dan dapat diartikan sebagai masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.Â
Masyarakat madani mempunyai norma-norma yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat madani juga memiliki adab yang baik dan bertata krama, serta mempunyai tata krama kepada sesama manusia serta Tuhannya.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H