Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah, Tonggak Terkuat Keberagaman

12 Februari 2021   20:29 Diperbarui: 12 Februari 2021   20:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diantara Anda pernah dong makan makanan siap saji bernama Indomie ? Makanan mirip ramen di Jepang itu sangat terkenal dan digemari tidak saja oleh banyak warga Indonesia, namun juga orang luar negeri seperti Malaysia, Hongkong, dan beberapa negara Eropa seperti Belanda dan Denmark.

Malah baru-baru ini, seorang atlet ternama Denmark di bidang bulutangkis, menerima kiriman Indomie berbagai rasa dari pemilik perusahaan itu karena si atlet menyukainya. Dia memamerkan mie miliknya itu di media sosialnya, sehingga sempat viral.  Dia mengenal makanan ini dari atlet Indonesia yang sering membawanya saat bertandang ke luar negeri. Bukan atletnya yang ingin saya ceritakan di sini, tapi Indomie itu sendiri. Selain bisa menjadi "duta" Indonesia di luar negeri, makanan ini sebenarnya menggambarkan Indonesia itu sendiri.

Betapa tidak ? Nyaris semua daerah di Indonesia punya perwakilan rasa di Indomie. Misalnya rasa soto yang bermacam-macam, dari rasa soto banjar limau kulit (Kalimantan Selatan), rasa soto padang (Sumatera Barat), rasa soto lamongan (Jawa Timur) dan lain-lain. Afa juga Indomie seblak jeletot (Jawa Barat).Ada juga mie goreng dengan berbagai rasa, semisal mie goreng sambal matah (khas Bali), mie goreng ayam penyet (Jawa), mie goreng rendang (Sumatera Barat), mie goreng Aceh (Aceh), Mie goreng rica-rica (Sulawesi Utara) dll. Menurut beberapa artikel, Indomie konon sudah pernah meluncurkan 63 varian rasa, yang sebagaian besar mewakili rasa kuliner Indonesia.

Dari ilustrasi di atas mungkin kita bisa sadar bahwa sejatinya bangsa kita sangat kaya dengan keberagaman, tidak saja adat tapi juga kuliner dan segala kekhasannya. Jumlah kelompok etnis di Indoensia berjumlah 300 cluster besar atau sekitar 1340 suku bangsa menurut sensus penduduk BPS 2010. Betapa banyak jumlah itu, dan jika perusahaan Indomie mau menciptakan 300 jenis rasa mie menurut cluster besar etnis di Indonesia.

Kesadaran bahwa kita ini sangat beragam, seharusnya tertanam kuat dibenak semua orang di Indonesia. Keberagaman ini tidak bisa diingkari atau diubah menjadi homogenitas karena mencederai makna berbangsa Indonesia itu sendiri. Sehingga penanaman kuat bahwa kita ini beragam juga harus bisa kita sampaikan ke generasi muda dalam hal ini sekolah.

Ironisnya  banyak sekolah dan para gurunya sering memakai prespektif pribadi dalam memandang perbedaan. Perbedaan itu dimasukkan dalam koridor agama sehingga menjadi prespektif yang berbeda dengan Pancasila  yang menjadi dasar negara kita. Seharusnya sekolah menjadi tonggak terkuat untuk mengukuhkan Indonesia yang beragam ini. Kesadaran inilah yang penting.

Masak kalah dengan Indomie yang sangat sadar akan keberagaman dan mengolahnya dengan baik ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun