Menurunkan resiko kanker
Sebenarnya belum diketahui dengan pasti mengapa menyusui bisa mengurangi risiko Anda terkena kanker payudara dan ovarium.
Pengalaman dengan ASI Ekslusif
Pengalaman menyusui buah hati adalah pengalaman paling berharga dalam hidup saya, kalau di ingat-ingat rasanya saya takjub bisa memberikan ASI ekslusif. Pengalaman ini berharga karena perjuangannya yang sangat panjang.
Saya bukan golongan ibu-ibu yang bisa lancar menyusui bayinya dan saya harus tetap bekerja full-time saat itu. Drama di awal-awal sama dengan ibu-ibu lain. ASI tidak lancar, ada drama perih dan lecet.
Tapi ga sebatas itu saja, karena saya harus tetap bekerja walau dari rumah, beban stress pekerjaan cukup membuat saya kebingungan. Tapi target saya tetap bisa memberikan ASI esklusif selama 6 bulan awal tetap saya perjuangkan.
Dari dulu saya sudah bertekad bahwa anak-anak saya nanti bakal ASI eksklusif. Saya paham betul bahwa ASI adalah yang terbaik, yang kebaikannya gak akan tergantikan oleh sufor manapun.
Apalagi diperjanjian awal kantor saya, kami mendapatkan full cuti selama 3 bulan, dan saya bertekad paling tidak 6 bulan awal saya harus bisa memberikan ASI esklusif kepada anak saya.
Akan tetapi kenyataannya saya hanya bisa mendapatkan cuti full kurang dari satu bulan, karena kebutuhkan mendesak di kantor, walau selama lebih dari 2 bulan saya tidak setiap hari harus ke kantor, tapi cukup membuat saya sedikit stress. Apalagi setelah 3 bulan cuti saya harus sering keluar kota.
Awal-awal menyusui, saya masih susah menemukan posisi yang tepat, baik itu posisi duduk yang nyaman untuk saya (bekas jahitan masih perih) maupun perlekatan yang tepat buat anak saya.
Untungnya, kantor saya memfasilitasi ruangan untuk ibu memompa ASI dan freezer khusus untuk menyimpan ASI. Kalau saya harus keluar kota lebih dari 3 hari, untungnya kantor memberi fasilitas kamar hotel yang menyediakan kulkas, dan saya biasanya segera pulang untuk menemui anak saya.
Belum lagi drama jadi ibu baru. Siap-siap dikunjungi, ditanya-tanyai, dinasihati. Tapi beberapa hal sungguh bikin saya bingung. Salah saya sih ga banyak baca-baca tentang ASI sebelum melahirkan.