Perfilman Indonesia mempunyai sejarah panjangnya, pernah merasakan masa kejayaannya, kemudian surut, beberapa saat yang lalu mencoba kembali bangkit, tapi kalau melihat sekarang, indikasinya akan kembali kedalam sisi gelap kesuraman, sudah jarang kita lihat lonjakan penonton di film lokal.
Ketika perfilman Indonesia berada dalam masa kejayaannya dan kemudian surut saya pribadi belum lahir, akan tetapi saat kebangkitan perfilman kemarin saya sempat merasakan hiporianya.
Karena alasan diatas, tidak salah rasanya kalau saya sangat bersemangat saat KOMIK yang bekerjasama dengan Kompas TV menyelengarakan “Nonton bareng dan pengumuman pemenang festival film pendek Indonesia 2015” karena saya yakin bahwa beberapa tahun lagi saya akan menjadi saksi lahirnya sineas besar Indonesia melalui ajang ini. karena dari film-film pendek indie inilah bakat-bakat muda ditemukan.
Acara yang ditunggu, kami semua duduk tenang karena penasaran, kemudian pembawa acara datang dan menyapa kami semua ada 10 film dengan 2 kategori pelajar dan umum, jadi ada 5 film tiap kategori, yang pertama diputar adalah film kategori umum, berikut review singkat saya
1. OJo Sok - Sokan
Judul film : Ojo Sok-Sokan
Produksi : Produksi Sebelas Sinema Pictures
Sutradara : Mustafa
Ringkasan cerita :
Cerita ringan dengan latar sederhana tapi tidak kalah menghibur. Dengan setting tempat Angkringan pinggir jalan. Ada dua pemuda yang terlibat obrolan yang menurut saya ini sering terjadi di derah untuk anak muda yang kebelet gaul dan ibu kota Jakarta selalu menjadi acuan anak gaul Indonesia. cerita cukup mengelitik penonton apalagi di ending film yang cukup membuat gelak tawa penonton.
2. Ruwat
Judul film : Ruwat
Produksi : Bambang C Irawan
Sutradara : Tanahijau Kreative
Ringkasan cerita :
Berlatang belakang budaya suku di dieng, film ini mengangkat sebuah kepercayaan yang ada di masyarakat dieng, dimana bila ada anak yang lahir dengan rambut gimbal maka butuh dilakukan ruwatan agar rambut si anak kembali normal. Tanpa melakukan ruwatan rambut si anak di jamin tidak akan bisa lurus. Cerita berkembang dengan seorang gadis berambut gimbal yang memberi syarat cukup berat agar dia mau diruwat yaitu piknik ke Hongkong. Film ini di isi dengan banyak lelucon yang sukses membuat penonton bergelak tawa. Tehnik pengambilan kamera sangat apik, pemain tampil natural dan selipan lelucon. Sukses membuat penonton memberikan tepuk tangan yang meriah.
3. Opor Operan
Judul film : Opor Operan
Produksi : Sebelas Sinema Pictures
Sutradara : Mustafa
Ringkasan cerita :
Film ini menunjukan sebuah budaya yang ada ditengah masyarakat indonesia, budaya sederhana yang menunjukan indahnya budaya saling berbagi. Berlokasi disebuah perkampungan, diperankan 3 orang ibu-ibu yang bersemangat memasak. Tapi beberapa kendala menyebabkan 2 orang gagal menyelesaikan masakannya, hanya ibu Ani yang sukses kemudian membagikan makanan kepada kedua tetangganya. Makanan tersebut akhirnya kembali lagi kepada Bu Ani. Gelak tawa penonton terdengar nyaring, kejadian seperti ini bisa terjadi atau pernah juga kita alami.
4. Nilep
Judul film : Nilep
Produksi : Produksi Ravacana Film
Sutradara : Wahyu Agung Prasetyo,
Ringkasan cerita :
Apa yang paling dibutuhkan bangsa indonesia dewasa ini, jawabnya adalah kejujuran, semakin lama nilai kejujuran bangsa ini semakin terkikis oleh kemajuan jaman. Film Nilep ini kembali mengelitik penonton tentang makna dari kejujuran. Tidak film ini tidak dibuat dengan format mengurui penonton. Berkisah 4 orang anak kecil dua anak suka membeli permainan dipenjual mainan, dua lainnya berbuat usil dengan mengambil sebuah mainan, cerita kemudian mengalir akan bagaimana makna dari kejujuran. Ending si anak akhirnya mengembalikan mainannya lewat pak pos karena takut dimarahi adalah sebuah solusi cantik.
5. Bubar jalan
Judul film : Bubar Jalan
Produksi : Rumahku Films
Sutradara : Gerry Fairus Irwan
Ringkasan cerita :
Pembuat film ini harus bertanggung jawab karena nonton film ini saya jadi kangen upacara bendera. Kisahnya sederhana, kejadian saat upacara bendera. Saya percaya kita semua punya semua moment yang digambarkan dalam film ini saat dulu upacara. Sebut saja contohnya bendera saat akan ditarik kebalik, atau hayo ngaku siapa dulu yang kabur sembunyi di kamar mandi agar tidak ikut upacara.
1. Samin
Judul film : Samin
Produksi : Sanggar Seni Sekar Tanjun
Sutradara : Febrianata Uswantara,
Ringkasan cerita :
Saya tidak menyangka pemikiran anak SMA sekarang benar-benar dewasa “meluruskan pemahaman yang salah dimasyarakat” begitulah ide dasar film ini dibuat. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman yang salah akan Samin. Nama yang menjadi negative dimasyarakat ini sebenarnya adalah salah satu pahlawan dijaman penjajahan dulu. Dan samin sebenarnya bukan hanya merujuk satu orang akan tetapi sebutan untuk orang-orang berjuang melawan penjajah melindungi masyarakat didesa mereka. Saya patut mengacungkan jempol bangga pada sineas film ini, dengan keterbatasan yang ada mereka berusaha membuat adegan jaman penjajahan.
2. Coblosan
Judul film : Coblosan
Produksi : SMK Kurasari Purbalingga
Sutradara : Putra Sanjaya
Ringkasan cerita :
Satir, film ini sangat menusuk hati kami dengan realita yang ada dimasyarakat indonesia. bagaimana kita ingin perubahan yang lebih baik, akan tetapi kita masih saja memilih pemimpin yang jelas-jelas money politik. Anak SMA bisa berfikir sejauh ini. Sungguh luar biasa.
3. Ali – Ali setan
Judul film : Ali – Ali Setan
Produksi : SMK YPLP Perwira Purbalingga
Sutradara : Putri Purnamasari
Pemain :
Ringkasan cerita :
Siapa yang tidak demam batu, saya tidak tahu siapa yang memulai, tapi yang terjadi beberapa saat yang lalu, pria-pria di indonesia diserang demam batu. Di indonesia sebenarnya mengunakan cincin batu tertentu sudah ada dari jaman dulu kala, akan tetapi dulu di gunakan untuk charisma,wibawa atau lainnya, tapi dewasa ini digunakan untuk fashion. Beberapa rekan kantor bahkan menyamakan batu cincinya dengan warna baju mereka. Kembali ke dalam cerita film ini terjadi percakapan 2 orang murid yang bertengkar dihadapan guru mereka yang menjadi penengah, ceritanya ada anak pertama melaporkan temannya yang membuang cincinya, anak kedua membela diri bahwa diperaturan sekolah tidak boleh memakai cincin, sang guru langsung tersentil karena dia memakai cincin batu akik. Sentilan lucu dan mengugah sebuah kenyataan bahwa belajar tentang kehidupan bisa darimana saja, misalnya dari seorang guru belajar dari muridnya.
4. Kotak pusaka
Judul film : kotak pusaka
Produksi : SMKN 51 Jakarta
Sutradara : Indra Kusmawan
Ringkasan cerita :
Film ini mengajak saya untuk berfkir apa maksud dari film ini. Film dibuka dengan seorang anak yang berlarian kesana kemari. Kemudian dia duduk di bawah pohon. Kemudian ada segerombolan pemuda yang berniat mengambil kotak yang dibawa. Kemudian terjadi adegan pertengkaran yang menurut saya, gila anak SMA sudah bisa membuat yang seperti ini. Pada akhir cerita saya belajar sebuah hal bahwa kita harus mempertahankan amanat yang sudah diberikan orang lain pada kita.
Surya (the School Gangs)
Judul film : Surya (The School Gangs)
Produksi : SMK Muhammadiyah 1, Temanggung, Jawa Tengah
Sutradara : Hariyanto
Ringkasan cerita :
Bila anda suka film The Raid anda akan suka dengan film ini. Cerita tentang ikatan persahabatan, keinginan membantu sesama. Poin unggul film ini ada pada adegan laganya yang cukup keren. Tidak kalah dengan film yang digarap oleh professional.
Disela-sela pemutaran film, MC memberi waktu kepada penonton untuk bertanya pada sineas atau Juri. Pertanyaan datang dari penonton yang bertanya pada juri maupun sineas film. Pertanyaan beragam, mulai dari bagaimana mengarahkan pemain yang masih anak-anak, ide cerita sampai pertanyaan yang bernada satir, kenapa karya kebanyakan berbasa jawa dan berasal dari jawa.
Setelah semua film diputar, tiba giliran menyampaikan para pemenangnya. Baik peserta maupun penonton nampak, cukup deg-degkan, samar-samar saya mendengar penonton disekitar berbisik, menebak-nebak siapa yang menang dan akhirnya keluarlah para juaranya.
Pemenang Kategori Umum/Mahasiswa:
1. Juara pertama film “Bubar, Jalan!” dengan hadiah berupa uang delapan juta Rupiah & kamera Go Pro.
2. Juara kedua film “Ojo Sok-Sokan” dengan hadiah berupa uang sebesar lima juta lima ratus ribu Rupiah & voucher menginap di Hotel Santika
3. Juara ketiga film “Opor Operan” dengan hadiah berupa uang sebesar empat juta Rupiah & voucher menginap di Hotel Santika.
Pemenang Kategori Pelajar:
1. Juara pertama film “Surya (The School Gangs)” dengan hadiah berupa uang tunai sebesar enam juta Rupiah & kamera Go Pro.
2. Juara kedua film “Coblosan” dengan hadiah berupa uang sebesar empat juta lima ratus ribu Rupiah & voucher menginap di Hotel Santika.
3. Juara ketiga film “Samin” dengan hadiah berupa uang tiga juta Rupiah & voucher menginap di Hotel Santika.
Moment yang paling saya suka adalah saat Sutradara Angga Sasongko bercerita singkat awal kariernya, dia sangat terkesima dengan karya dan semangat sineas muda ini, karena itu dia mengundang mereka untuk magang di karya filmnya kedepan.
Bapak Bimo Setiawan selaku Direktur Utama Kompas TV memberikan ucapan selamat kepada para pemenang dan berpesan untuk terus berkaya. Acara ditutup dengan penampilan Dzawin Stand up Comedy 4.
Malam ini semua menjadi pemenang, baik sineas yang mendapatkan juara atau tidak, semua adalah pemenang dihati penonton, saya sudah tidak sabar menanti karya besar mereka kedepannya. Dan untuk Kompas TV saya sangat berterima kasih sudah memberikan wadah bagi sineas muda indonesia untuk mengembangkan bakat mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H