Mohon tunggu...
Dita Silalahi
Dita Silalahi Mohon Tunggu... Lainnya - Do u think all humans are same?

In life, no matter who is loved or hated, because the important thing is that God loves you.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sungguhkah Masih Ada Tempat untuk Pulang?

25 Januari 2022   21:42 Diperbarui: 25 Januari 2022   21:46 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai terasa ada sesuatu yang sangat mengganjal di mataku, genangan airmata sudah bercucuran perlahan di pipiku, dan rangkulan Ryan yang semakin erat membuat airmataku tak bisa berhenti mengalir.

"Yannnn, mama papa pisah" ucapku pelan. Ryan hanya diam tanpa sepatah kata, telapak tangannya terasa sangat hangat mengelus pundakku, mengisyaratkan untuk aku tetap kuat.

"Aku rasa duniaku hancur Yan, aku gak pernah ngebayangin ini bakalan terjadi di keluarga, ku pikir semuanya akan baik-baik saja, aku ingin kedua orangtuaku tetap bersama, tapi aku gak bisa berbuat apa-apa" dadaku mulai sesak mengingat kejadian itu lagi.

"Rayaaaa, aku tahu ini berat buat kamu, tidak ada anak yang menginginkan orangtuanya berpisah, aku ngga tahu yang menjadi permasalahan mama papa  apa, tapi aku yakin mereka sudah memikirkan ini mateng-mateng dan kamu pun ngga bisa mengubah hati seseorang dalam waktu semalam meskipun kamu teriak, menangis."

Mendengar perkataan Ryan, aku hanya bisa menjatuhkan kepalaku diatas kedua lututku menutupi wajah ku yang penuh airmata itu.

"Tapi Yann, aku harus gimana sekarang? tempat aku pulang kemana Yan? ke depannya aku gimana? apa aku bakalan baik-baik aja?"

"Tentu Raya, kamu pasti baik-baik saja. Percayalah, apapun yang terjadi dalam hidup, semuanya sudah diatur sama yang maha kuasa. Yang perlu kamu lakukan saat ini, berdoa untuk mama papa, kesehatan mereka, rezeki mereka, dan terlebih diri kamu sendiri. Apapun ceritanya, dalam hidupmu, yang paling penting adalah diri kamu sendiri, pikirkan masa depanmu, dan belajar untuk menerima kenyataan." nasehat Ryan yang mulai berhasil menenangkan hatiku.

"Terus kamu tetap bakalan stay sama aku yan? is it okay for you dengan situasi orangtua ku sekarang?" tanya ku pada Ryan dengan ragu.

"Rayaa, kamu menghindar dari aku karena ini? Aku ngga tahu pasti yang menjadi alesan mama papa untuk pisah, tapi yang pasti aku gak bakalan ninggalin kamu sayang, ini masalah orangtua kamu, ini bukan kesalahan kamu. Dengan kamu menghindari aku, bukan nyelesaiin masalah Yyaaa, yang ada malah panjang urusannya. Apapun yang terjadi, you have to face it Yyaa."

"Iya, aku tahu Yann ini salah dan jujur akupun merasa bersalah udah dengan sengaja mengabaikanmu, menghilang gitu aja kayak pengecut, tapi aku terlalu takut dan malu untuk ketemu kamu, aku takut kamu gak bakalan bisa terima aku lagi, aku takut kamu juga akan memutuskan untuk pisah. Aku juga malu kalau kamu harus tahu keadaan orangtua ku yang sekarang."

"Gini ya sayang, aku ingetin kamu lagi, i will always be there for you no matter what, dan akupun ngga pernah sedikitpun berpikiran seperti itu Yyaa. Jadi, kamu jangan mikirin hal-hal negatif seperti itu. Apapun masalah yang kamu hadapi, inget kamu punya aku untuk tempat bercerita, kamu bisa bersandar di pundakku, menceritakan semua kesedihanmu, kebahagiaanmu maupun kegundahanmu, apapun itu." ucap Ryan sambil mengangkat pelan kepalaku ke pundaknya dan mengusap dengan lembut airmata di pipiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun