Mohon tunggu...
Dita Silalahi
Dita Silalahi Mohon Tunggu... Lainnya - Do u think all humans are same?

In life, no matter who is loved or hated, because the important thing is that God loves you.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Rakyat Batu Menangis, Cantik tapi Sayang Jadi Batu

10 Januari 2021   12:32 Diperbarui: 10 Januari 2021   12:54 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki banyak cerita rakyat nusantara yang berasal dari berbagai daerah. Cerita rakyat selalu mengandung pesan moral yang ingin disampaikan kepada para pembaca agar menjadi sebuah pelajaran dalam kehidupan. 

Misalnya sikap atau perilaku kita terhadap sesama, orangtua, saudara, dan orang-orang di sekitar kita. Yang pastinya pesan yang disampakan selalu bernilai positif dan akan selalu ada dampak yang kurang baik ketika kita berperilaku buruk. Salah satunya, cerita rakyat Batu Menangis yang berasal dari daerah Kalimantan Barat, yang mengisahkan seorang gadis yang memperlakukan ibunya dengan kurang ajar.

Jadi, dahulu kala itu di sebuah pemukiman penduduk ada seorang gadis yang sangat cantik, rambutnya yang hitam dan panjang, kulit putih bersih dan sangat anggun. Ia sangat memperhatikan penampilannya, tetapi sangat disayangkan perilakunya tidak secantik wajahnya. 

Yang ia lakukan setiap hari hanya bersolek di depan cermin bahkan dia tidak peduli dengan keadaan rumahnya, dia tidak pernah membantu ibunya dalam pekerjaan rumah sedangkan ibunya sibuk bekerja mencari uang demi sesuap nasi karena kondisi mereka bisa dikatakan kurang. Selain gadis pemalas, dia juga gadis yang sangat manja yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan segala keinginannya harus dikabulkan, jika tidak dikabulkan dia bisa menjadi murka dan bahkan memaksa ibunya harus menuruti keinginannya.

Bersyukurlah ketika kamu terlahir cantik, tetapi kecantikanmu tidak ada apa-apanya ketika kamu berperilaku buruk. Sekalipun tidak memiliki wajah yang putih, bersih atau glow-up bahkan orang-orang sering menyebut muka pas-pasan, setidaknya memiliki perilaku yang baik, rajin dan mandiri akan menjadi nilai plus. Daripada memiliki wajah yang cantik tetapi perilaku yang sangat buruk, kecantikan menjadi sebuah cacian dari orang lain. "Percuma cantik tetapi akhlaknya buruk."

Jika menginginkan sesuatu cobalah berusaha sendiri untuk mendapatkannya, jangan hanya tau meminta dan memaksa dari seseorang atau orangtua. Ketika mendapatkan sesuatu dari hasil keringat sendiri, itu akan membuat ada timbul rasa bangga akan diri sendiri dan tentu saja orang-orang juga akan kagum dengan hasil kerja kerasmu. Atau mungkin bisa memotivasi orang lain untuk mengikuti tindakan tersebut. Hal yang membanggakan bukan ketika kamu menjadi panutan orang lain.

Yang paling buruknya lagi, suatu hari si gadis pemalas dan ibunya pergi ke pasar yang cukup jauh dari rumahnya. Ia yang berpenampilan dengan baju cantik dan bersolek dengan sangat cantik sedangkan ibunya dibiarkan berpenampilan dekil dan berantakan berjalan di belakangnya. Tak bisa dipungkiri bahwa dia memang gadis yang sangat cantik. 

Di perjalanan menuju pasar, bukan satu atau dua orang yang terpukau dengan kecantikannya, semua memuji kecantikannya dan itu membuat dia semakin sombong. Kemudian ada seorang pria yang bertanya siapakah wanita tua yang berjalan di belakangnya itu. Lalu ia menjawab

"Itu pembantuku." Jawabnya dengan nada sombong bahkan tidak menoleh sedikit pun ke belakang dan tidak merasa bersalah dengan ucapannya itu. Memang benar-benar anak kurang ajar, bagaimana bisa dia menyebut ibu kandungnya sendiri sebagai pembantunya, seorang ibu yang sudah mengandung selama 9 bulan dan melahirkannya ke dunia ini. Tetapi sampai hati dia mengatakan itu.

Ibunya juga sangat kaget mendengar jawaban putrinya sendiri yang tidak menganggapnya sebagai ibunya, tetapi ia masih berusaha menahan amarahnya. Kemudian beberapa pemuda juga menanyakan hal yang sama dan jawaban ia pun tetap sama. Hingga akhirnya membuat ibunya sangat marah dan sedih melihat putri semata wayangnya tak pernah menganggap ia. 

Hingga murka lah ia dan berdoa dalam hatinya, "Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."

Pada saat itulah, gadis cantik itu berubah menjadi batu. Dia mendapat hukuman karena perbuatannya kepada ibunya, kemudian memohon ampun kepada ibunya atas perbuatannya. Gadis yang telah berubah menjadi batu itu menangis dengan penuh penyesalannya.

Bingung dengan pola pikir si gadis itu, mengapa ia tidak mengakui ibunya, kalau karena penampilannya seharusnya sebagai anak dia mengubah penampilan ibunya agar kelihatan lebih baik. Tidak memikirkan diri sendiri dan bahkan mengolok-olok orangtua sendiri. Hati seorang ibu mana yang tidak sakit hati jika memiliki seorang putri yang sangat kurang ajar itu.

Hormatilah orangtuamu supaya panjang umurmu di tanah yang diberikan Tuhanmu kepadamu. Percaya atau tidak berkat yang kita terima di kehidupan kita berasal dari doa orangtua yang tak pernah berhenti mendoakan anak-anaknya untuk mendapatkan yang terbaik. 

Maka dari itu, berbuat baiklah kepada orangtua sekalipun belum dapat memberikan sesuatu kepada mereka, lakukan hal yang membuat orangtua senang dan bangga. Jangan sampai membuat ornagtua mu terluka atau sedih karena perilakumu yang buruk.

Di zaman saat ini, mungkin orang tidak percaya bahwa kutukan itu bisa terjadi semisal orang bisa berubah menjadi batu, tetapi di dalam kehidupan itu ada yang namanya Karma, "apa yang kamu  tanam, itu yang akan kamu tuai."  

Kamu berbuat baik, maka kebaikan yang kamu terima, dan ketika kamu berbuat jahat maka kejahatan juga akan menghampirimu. Berbuat baik tidak akan membuat kerugian, jadi berbuat baiklah kepada orang-orang di sekitarmu, siapapun terutama kepadaa orangtua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun