Pengasuhan pada anak usia dini diperlukan pola asuh yang tepat, karena ketika menerapkan pola asuh yang kurang tepat dapat berdampak pada mental dan perilaku anak kedepannya. Setiap orang tua mengharapkan kematangan serta perilaku tanggungjawab yang harusnya dimiliki oleh anak. Untuk mencapai anak yang yang diharapkan oleh orang tua, dalam mengasuh perlu dibutuhkan pengawasan dan konsistensi dalam pola sasuh, agar tercapai apa yang diharapkan orang tua.
Dengan membiasakan atau menumbuhkan jiwa kedisiplinan kepada anak, dapat menjadi salah satu cara dalam membentuk pola asuh yang memiliki aturan dengan pengawasan dan konsistensinya. Tentunya harus menjalankan kedisiplinan yang bijak dan menerapkan teknik pendisiplinan yang paling efektif untuk anak.
Membuat aturan yang jelas dan menerapkan dengan konsisten
Memberlakukan pendisiplinan dibutuhkan sikap yang konsisten, tidak hanya pada ayah dan ibu, tetapi anggota lainnya juga perlu ikut berpastisipasi dalam aturannya. Jika anggota keluarga menunjukkan sikap yang berbeda-beda dan dilakukan berulang kali, akan membuat anak merasa kebingunagan dan akan memperparah perilaku masalah yang sebelumnya.
Terkadang memang anak bertindak secara tidak konsisten didalam beberapa situasi. Tetapi perhatikan dan diskusikan masalah yang ada pada anak dengan pasangan untuk menuntaskan masalah dengan tepat dalam menghadapi perilaku anak. Setelah mendapat dan memutuskan cara yang harus diterapkan kepada anak,jangan lupa jelaskan aturan yang akan diterapkan dan mengapa aturan itu dibuat agar anak tau manfaat aturan itu baiknya untuk anak seperti apa, Â maka jagalah sikap atau aturan itu dengan konsisten.
Menanggapi perilaku dengan tegas
Ketika anak melakukan sikap yang buruk, tunjukkan sikap yang tegas dan jelas terhadap perilakunya sebagai perinagatan, bukan seperti memarahi dan menunjukkan sikap yang kesal kepada anak. Sebaiknya menhindari amarah dan ajarkanlah anak untuk berperilaku lebih baik. Memberitahu kepada anak dengan jelas bahwa anak sudah melakkan atau bersikap yang kurang baik, setelah memberi pengertian, berikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan mengapa anak bersikap seperti itu. Â
Memberi respon langsung pada anak
Terkadang kita sebagai orang dewasa lupa akan apa alasan sebenarnya kita dalam melakukan suatu hal tersebut, sama halnya dengan anak juga bisa lupa mengapa dan alasan apa anak sehausnya melakukan hal tersebut. Ketika anak berperilaku kurang baik dengan segera beritahukan anak atau mengingatkan.
Ketika anak melakukan hal yang dapat membahayakan orang lain contohnya seperti memukul sesama temannya, segera mungkin melakukan pencegahan atau sudah terlebih dahulu mengantisipasi supaya anak tidak melakukan hal itu selanjutnya dan terus-menerus. Sama dengan pujian, ketika anak menunjukkan perilaku yang baik, sebaiknya memberikan pujian pada saat itu juga, tentunya pujian yang tepat. Â
Melakukan secara singkat dan pasti
Anak usia dini butuh contoh yang nyata dan tidak bertele-tele. Ketika orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anak dengan cara yang panajang dan menggunakan kata yang berbelit, anak dapat merasa atau berpikiran bahwa orang tuanya ahanya sedang memarahinya saja dan anak merasa bahwa dirinya mendapat penolakan perilaku dari orang tuanya sehingga dapat merendahkan harga dirinya dan dapat berdampak pada emosi negayif dan melukai hati anak.
Dengan seperti itu anak dapat berpikiran bahwa orang tua hanya memarahi tanpa membuat perubahan sikap dengan kedisiplinan. Saat mendisiplinkan anak, sebaiknya dengan cara menjelaskan yang singkat dan jelas apa maksud dan tujuan orang tua mendisiplinkan perilakunya.
Menunggu anak sampai merasa lebih tenang
Anak akan belajar dari apa yang orang tua lakukan, perilaku orang tua itulah yang biasa mencerminkan anaknya juuga. Berikan kesempatan dan waktu yang cukup kepada anak agar dapat mengubah perilaku baik itu menjadi sebuah kebiasaan. Setiap individu dam perkembangan pasti berbeda, begitu juga dengan anak ynag sulit dalam mengubah perilakunya, jangan menegurnya terlalu keras, tetapi berikanlah waktu yang cukup dan dukungan penuh agar anak dapat berusaha mengubah sikapnya menjadi anak yang disiplin dalam segala perilaku.
Tentunya tidak hanya kepada anak saja, orang tua juga harus mendisiplinkan perilakunya, karena apa yang dilihat oleh anak juga akan ditiru oleh anak. Ketika anak merasa bahwa orangt uanya adalah sosok teladannya atau apa yang dilakukan orang tuanya anak merasa terkesan, disitulah anak akan dengan mudah mengubah perilakunya menjadi baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H