Mohon tunggu...
Dita Nabila Adilani
Dita Nabila Adilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hello you can call me dita

Selanjutnya

Tutup

Home

Pulang Kampung dari Bandung ke Sukabumi saat Liburan Tahun Baru Hal yang Ditunggu - tunggu oleh Seorang Anak yang Merantau Jauh dari Rumah

6 Januari 2025   21:43 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:43 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagi banyak orang, libur Tahun Baru adalah waktu yang penuh kebahagiaan. Ada yang merayakan dengan teman-teman, ada yang beristirahat di rumah, dan ada pula yang memanfaatkan momen tersebut untuk berkumpul dengan keluarga tercinta. Bagi saya seorang anak yang merantau, terutama yang tinggal jauh dari kampung halaman, libur Tahun Baru memiliki makna yang lebih mendalam. Ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu, karena kesempatan untuk kembali pulang, bertemu keluarga, dan merasakan kembali hangatnya suasana kampung halaman.

Bagi saya, perjalanan pulang kampung dari Bandung ke Sukabumi saat libur Tahun Baru adalah momen yang selalu menyenangkan sekaligus penuh emosi. Sebagai seorang anak yang merantau jauh dari rumah, setiap kesempatan untuk pulang kampung adalah hal yang sangat berarti. Dalam tulisan ini, saya akan menceritakan bagaimana libur Tahun Baru menjadi waktu yang sangat spesial, dengan perjalanan pulang kampung sebagai highlight yang tak tergantikan.

Sebelum bercerita lebih lanjut tentang perjalanan pulang kampung, penting rasanya untuk memahami bagaimana kehidupan seorang perantau. Saya, seperti banyak anak muda lainnya, meninggalkan kampung halaman di Sukabumi untuk menuntut ilmu di Bandung. Meski Bandung hanya berjarak sekitar dua hingga tiga jam perjalanan dari Sukabumi, hidup sebagai perantau tetaplah penuh tantangan. Kesibukan di kampus, rutinitas harian yang padat, serta berbagai tuntutan hidup membuat saya semakin merindukan keluarga dan suasana kampung halaman.

 Di setiap sudut Kota Bandung, ada kenangan akan masa-masa kuliah, teman-teman yang datang dan pergi, serta segala suka duka yang mewarnai kehidupan perantauan. Namun, meskipun Bandung dengan segala kemegahannya adalah rumah sementara, tak ada yang bisa menggantikan rasa rindu terhadap rumah yang sesungguhnya, yakni keluarga dan kampung halaman di Sukabumi.

Libur Tahun Baru adalah saat yang paling dinanti-nanti oleh setiap perantau. Selain sebagai kesempatan untuk beristirahat dari kesibukan sehari-hari, libur ini juga menjadi waktu yang tepat untuk pulang kampung dan merayakan momen spesial bersama keluarga. Ada rasa yang sangat berbeda ketika Tahun Baru tiba---sebuah perpaduan antara kebahagiaan karena bisa berkumpul bersama keluarga dan juga perasaan haru karena jarang sekali bisa berada di rumah.

Tahun Baru bukan sekadar perayaan kalender.

Bagi saya, ini adalah simbol dari waktu yang berlalu begitu cepat. Setiap detik, setiap momen, semakin membuat saya merasa bahwa waktu di perantauan terlalu singkat dan setiap detik di rumah adalah waktu yang tak ternilai. Oleh karena itu, libur Tahun Baru bukan hanya soal perayaan, melainkan tentang mempererat ikatan keluarga dan merasakan kembali kedamaian yang hanya bisa didapat di kampung halaman.

Persiapan pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru biasanya dimulai beberapa hari sebelum hari keberangkatan. Memesan tiket transportasi, mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa, hingga menyiapkan oleh-oleh kecil untuk keluarga adalah rutinitas yang tak bisa dilewatkan. Tak jarang, saya juga menyempatkan diri untuk membersihkan kamar kos atau menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang masih tersisa, agar liburan kali ini benar-benar bisa dinikmati tanpa gangguan.

Salah satu hal yang selalu saya nantikan adalah proses membeli oleh-oleh untuk keluarga di Sukabumi. Di Bandung, banyak sekali produk khas yang bisa dijadikan oleh-oleh, mulai dari makanan ringan seperti batagor dan keripik, hingga pakaian dan aksesori yang unik. Memilih oleh-oleh ini seperti memberi sebuah bentuk kasih sayang dan perhatian kepada keluarga di kampung halaman yang sudah lama tidak saya temui.

Bagi sebagian orang, pulang kampung mungkin hanya sekadar perjalanan biasa. Namun bagi seorang perantau, pulang kampung adalah kesempatan untuk menunjukkan rasa rindu dan cinta kepada keluarga, serta berbagi kebahagiaan dengan mereka yang selalu menunggu.

Setelah semua persiapan selesai, tibalah saatnya untuk memulai perjalanan pulang. Meskipun jaraknya jauh---sekitar dua hingga lima jam---perjalanan Bandung- Kabupaten Sukabumi tetap menyimpan banyak kenangan. Ada sesuatu yang sangat menenangkan ketika duduk di dalam kendaraan, melihat pemandangan yang terus berubah, dari kemacetan kota Bandung menuju jalanan yang lebih sepi dan hijau ketika memasuki daerah Sukabumi.

Perjalanan ini penuh dengan nuansa nostalgia. Setiap kilometer yang saya lewati seperti mengingatkan saya pada masa kecil di Sukabumi, pada rumah yang penuh kehangatan dan kenyamanan. Ketika kendaraan mulai memasuki wilayah Sukabumi, perasaan saya semakin tak sabar. Wajah-wajah keluarga yang telah lama tidak saya temui, rumah yang selalu memanggil-manggil, serta keindahan alam Sukabumi yang menyejukkan hati, semuanya menyambut saya dengan penuh kegembiraan.

Namun, perjalanan ini juga sering kali diwarnai dengan beberapa tantangan. Misalnya, macet atau cuaca yang tidak mendukung. Namun, setiap kesulitan dalam perjalanan ini justru membuat saya semakin menghargai proses pulang kampung itu sendiri. Ketika akhirnya tiba di rumah, lelah perjalanan akan langsung terbayar dengan pelukan hangat dari orang tua dan keluarga.

Sesampainya di rumah, kebahagiaan yang saya rasakan tak terlukiskan. Meskipun hanya beberapa hari, waktu bersama keluarga di rumah selalu terasa begitu singkat. Namun, setiap detiknya begitu berharga. Keluarga menyambut dengan penuh sukacita. Makanan khas rumah yang sudah lama tidak saya nikmati, suara tawa keluarga, hingga obrolan ringan yang penuh keakraban---semua itu memberikan rasa nyaman yang tak bisa digantikan oleh apapun.

Saat bersama keluarga, saya merasa seperti kembali ke masa kecil, ketika segala sesuatunya terasa lebih sederhana dan bebas dari beban. Merayakan Tahun Baru bersama mereka menjadi momen yang sangat berarti. Kami menghabiskan waktu untuk berkumpul, makan bersama, dan saling berbagi cerita. Tentu saja, ada juga momen-momen yang lebih intim, seperti berbicara dengan orang tua mengenai perkembangan saya di perantauan, atau berbincang-bincang dengan saudara tentang kehidupan mereka yang semakin dewasa.

Selain itu, suasana kampung halaman yang asri, sejuk, dan penuh kedamaian memberikan rasa syukur yang mendalam. Di tengah keramaian kota besar seperti Bandung, keheningan dan ketenangan di Sukabumi memberikan keseimbangan yang saya butuhkan. Ini adalah waktu yang tepat untuk merelaksasi diri, kembali mengisi energi, dan menyatukan hati dengan keluarga.

Malam Tahun Baru biasanya kami habiskan dengan berkumpul di rumah. Ada yang menyiapkan makanan, ada yang menonton acara televisi, dan ada pula yang sekadar menikmati obrolan hangat di teras rumah. Kebersamaan ini adalah makna sejati dari perayaan Tahun Baru. Tidak ada kembang api atau pesta megah, hanya kebersamaan dan rasa syukur atas segala yang telah diberikan sepanjang tahun.

Sebagai seorang perantau, momen ini memiliki makna yang jauh lebih dalam. Tahun Baru bukan hanya tentang perayaan, tetapi tentang mengingat kembali apa yang sudah saya lalui sepanjang tahun, tentang mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu mendukung, dan tentang merencanakan langkah-langkah hidup yang lebih baik di tahun yang baru.

Setelah beberapa hari menghabiskan waktu dengan keluarga, saatnya untuk kembali ke kehidupan perantauan. Proses perpisahan ini selalu menyisakan perasaan haru. Meski berat, saya tahu bahwa perjalanan ini adalah bagian dari proses hidup yang harus dijalani. Namun, satu hal yang selalu membuat saya merasa lebih baik adalah kenyataan bahwa setiap Tahun Baru, setiap libur panjang, saya selalu memiliki kesempatan untuk kembali pulang dan merasakan kebahagiaan itu lagi.

Libur Tahun Baru dan perjalanan pulang kampung menjadi pengingat bagi saya bahwa rumah adalah tempat yang tak tergantikan. Meskipun hidup di perantauan memberikan pengalaman yang berharga, tak ada yang bisa menggantikan rasa nyaman dan kebahagiaan yang datang dari berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.

Pulang kampung dari Bandung ke Sukabumi saat libur Tahun Baru adalah momen yang sangat dinantikan oleh seorang anak yang merantau. Ini adalah kesempatan untuk kembali merasakan kedamaian, kebahagiaan, dan cinta dari keluarga yang selalu menunggu. Meskipun hanya sebentar, waktu yang dihabiskan bersama keluarga memberikan kenangan yang tak terlupakan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup di perantauan. Libur Tahun Baru, bagi saya, adalah waktu yang penuh makna---waktu untuk kembali pulang dan merayakan kebersamaan yang tak ternilai harganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun