Sebagai seorang guru tentu tidaklah heran dengan adanya perbedaan karakteristik peserta didiknya. Ada peserta didik yang pintar, ada yang rajin, ada yang malas, Â nakal, Â bahkan sering membuat kerusuhan. Tentu hal itu sudah jadi sesuatu yang lumrah bagi seorang guru.Â
Untuk itu, Â bagaimana sebagai seorang pendidik dalam menyikapi perbedaan karakteristik tersebut, sehingga pembelajaran akan tetap berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan? Â
Pertama, Â seorang guru tidak boleh membeda-bedakan antara peserta didik baik yang pintar, Â malas, Â nakal atau yang lainnya. Â Karena hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan sosial diantara peserta didik dan pasti mereka merasa bahwa guru tersebut pilih kasih.
Kedua, Â seorang guru harus bersikap adil baik dalam bentuk perhatian atau dalam hal pembelajaran. Â
Baca juga : Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?
Nah, di poin yang kedua ini,  seperti fakta yang sudah banyak terjadi di sekolah-sekolah.  Bahwasannya guru lebih memperhatikan peserta didik yang pintar dan rajin saja. Â
Sehingga peserta didik yang malas, Â bahkan yang nakal akhirnya merasa terasingkan dan tidak bisa merubah dirinya menjadi lebih baik.
Terlebih jika ada seorang peserta didik yang nakal dan kemudian bermasalah di sekolah atau di kelasnya, Â hendaknya seorang guru memberi perhatiannya kepada peserta didik tersebut tidak malah mengasingkannya di kelas. Â Lalu, Â perhatian yang bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang guru? Â
Ketika ada peserta didik yang memiliki masalah. Hendaknya guru mengajaknya bicara secara  empat mata atau melakukan pendekatan kepada peserta didik yang bermasalah tersebut. Â
Baca juga : Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru
Karena banyak guru sekarang yang malah menghakimi peserta didik yang bermasalah tersebut di depan banyak temannya, Â itu sangat membuat peserta didik yang bermasalah down dan akhirnya tidak mau menceritakan permasalahannya dikarenakan malu pada teman-temannya. Â
Bahkan kadang akan menimbulkan dendam dalam hati peserta didik yang bermasalah tersebut terhadap guru yang menghakimi. Â Jadi, Â sebisa mungkin jangan sampai hal itu terjadi. Â
Setelah, Â melalukan pendekatan, Â guru seharusnya memberikan solusi, Â motivasi, Â pencerahan yang mana sampai meyakinkan peserta didik tersebut bahwa sebenarnya dia adalah peserta didik yang baik.
Dengan begitu, Â peserta didik akan tergugah untuk memperbaiki dirinya, Â karena semangat dari gurunya. Upaya tersebut juga akan membuat guru semakin dihargai dan dihormati oleh peserta didiknya dan akan membuat peserta didik yang nakal dan bermasalah tersebut merasa menjadi pribadi yang berguna berkat guru tersebut.Â
Untuk itu, Â sebagai seorang pendidik atau guru harus bisa memahami peserta didiknya dan memposisikan peserta didik dengan baik sesuai dengan keadaannya.
Semoga Bermanfaat
Sekian Terimakasih :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H