Mohon tunggu...
Dita Kharisma Febriani
Dita Kharisma Febriani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember Program Studi Pendidikan Agama Islam

Be Strong and Keep Spirit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap yang Seharusnya Diterapkan oleh Guru Ketika Proses Pembelajaran

25 Maret 2020   13:59 Diperbarui: 16 Juni 2021   22:51 3826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sikap yang Seharusnya Diterapkan oleh Guru Ketika Proses Pembelajaran (unsplash/green chameleon)

Guru yang baik akan mencontohkan sesuatu yang baik, tidak hanya menuturkan kepada peserta didiknya saja, tetapi guru juga harus menerapkannya.  

Supaya bisa menjadi guru yang dihargai,  dihormati dan dijadikan panutan oleh peserta didiknya.  Tidak seperti di jaman yang semakin modern sekarang ini.  Ada contoh kasus di suatu sekolah SMA.

Seorang guru perempuan,  beliau mengajar Sejarah Indonesia dan pada saat itu tepat pada waktunya mengajar di kelas yang peserta didiknya terkenal relatif nakal.  

Namanya juga Sejarah,  pasti isinya cerita panjang dan guru harus ceramah di depan menyampaikan, itu sangat membosankan sekali jika tidak ada taktik tersendiri dari guru tersebut dalam menyampaikan materi. 

Baca juga : Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?

Sehingga apa yang disampaikan menjadi sesuatu yang menarik untuk di dengarkan. Tetapi hal itu tidak terjadi di kelas tersebut.

Peserta didiknya pun acuh tak acuh dan bermain HP sendiri dengan sembunyi-sembungi.  Karena guru sejarah itu sering mengajar sambil asik memainkan HP-nya. Guru tersebut hanya menjelaskan saja dengan berceramah, tidak peduli peserta didiknya mendengarkan atau tidak, paham atau tidak.  

Lalu kemudian memberikan tugas dan guru itupun tetap asik bermain HP-nya ketika peserta didiknya mengerjakan tugas.  Sampai pada suatu ketika,  guru tersebut menangis di depan peserta didik dengan kelas yang sama.  

Beliau merasa tidak dihargai, terutama ketika beliau sedang berbicara menyampaikan materi di depan.  Sungguh ini sangat tidak baik.

Baca juga : Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru

Setelah guru tersebut menyampaikan apa yang ia rasakan. Kemudian guru itu memberikan waktu kepada peserta didiknya untuk berkomentar dan mengevaluasi dirinya.  Apa kekurangannya dan kedepannya harus bagaimana.  

Peserta didik kelas itu pun sedih dan merasa bersalah.  Kemudian,  salah satu dari mereka berdiri dan mengeluarkan pendapatnya dengan sopan. 

Peserta didik itu mengatakan bahwasannya, alangkah seharusnya, seorang guru ketika mengajar, menyuruh untuk peserta didiknya mendengarkan dengan seksama,  dan dilarang menon-aktifkan HP-nya tetapi mengapa gurunya sendiri bermain HP. 

Memang benar,  mungkin guru asik dengan HP-nya karena ada sesuatu yang penting.  Tetapi bagaimana seharusnya guru harus tetap profesional ketika mengajar dan memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya.  Sehingga peserta didiknya pun pasti akan menghargai dan menghormati guru tersebut.  

Seketika juga baik guru dan peserta didik di kelas itu pun sama-sama saling meminta maaf atas apa yang telah terjadi dan membuat pembelajaran tidak berjalan dengan baik.  

Baca juga : Peranan Pemerintah, Guru, Siswa dan Orangtua dalam Menghadapi Kendala Pembelajaran Daring akibat Pandemi Virus Corona

Nah,  dari kasus ini banyak pelajaran yang dapat kita ambil.  Pertama,  seorang guru seharusnya bisa memposisikan dirinya sesuai dengan waktu, tempat,  dan suasananya. Kedua,  seorang guru hendaknya tetap profesional dan tidak mencampur adukkan urusan mengajar dengan urusan yang lain.  

Karena mengajar dan mendidik memang sudah kewajiban seorang guru yang harus dijalankan dengan baik,  ikhlas,  dan penuh kesabaran.  Terlebih ketika seorang guru ditempatkan di suatu kelas dengan peserta didiknya yang relatif nakal seperti contoh kasus di atas. 

Sudah sepatutnya guru harus memiliki cara tersendiri bagaimana cara mengajar dan mendidik peserta didik dengan karakter seperti itu, yang pada akhirnya peserta didik akan luluh dan menjadi penurut serta menghargai guru tersebut karena berhasil mengubah dirinya menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik. 

Sedikit saran juga untuk teman-teman semuanya. Sebaiknya entah bagaimana sikap guru yang mengajar kita,  hendaknya kita harus tetap menghargai dan menghormati beliau.  Janganlah kita lalu semena-mena terhadap guru yang mengajar tersebut.

Sekian Terimakasih
Semoga Bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun