Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sudah lama menjadi primadona seluruh orang, terutama bagi calon mahasiswa. Ada 3 jalur penerimaan yang dapat dicoba, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan jalur Mandiri, setiap jalur memiliki kuotanya masing-masing sesuai ketentuan Universitas. Contohnya pada data peserta SBMPTN tahun 2022 mencapai 800.852 orang dan kuota lolos hanya sekitar 20% an. Ada banyak sekali peminat PTN pada jalur SBMPTN, padahal kesempatan lolos tidak begitu besar, namun orang-orang tetap mengikuti seleksi dengan optimis dan sangat berharap dapat lolos dalam seleksi tersebut.Â
PTN sendiri memiliki kesan lebih menarik, karena melahirkan orang-orang hebat, terlebih bagi PTN ternama yang seakan-akan memberikan jaminan masa depan yang cemerlang. Bukan hanya itu saja, biaya di PTN pun sangat terjangkau jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Meskipun begitu, ada jalur lain seperti jalur mandiri dan biaya yang dikeluarkan dapat jauh lebih mahal dibandingkan jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Banyak peserta yang lebih mementingkan gengsi agar lolos PTN di jurusan apapun, walaupun tidak sesuai dengan jurusan yang mereka minati, yang terpenting adalah menjadi mahasiswa PTN. Terkadang mereka memilih jurusan yang sepi peminat agar kesempatan lolos mereka lebih besar, padahal jurusan tersebut belum tentu mereka ingini.Â
Ada rasa kebanggan tersendiri bagi mereka yang dapat lolos dalam seleksi PTN, pasalnya mahasiswa yang dapat menempuh pendidikan di PTN dikenal sebagai anak-anak yang pintar. Oleh karena itu, untuk menjadi bagian dari PTN tentu tidak mudah, mengingat kuota yang tidak banyak dan banyaknya pesaing lain yang memiliki kemampuan lebih dari diri kita sendiri. Namun apakah PTN 100% menjamin kesuksesan?Â
Terkadang PTN lebih menarik di beberapa pandangan orang, mereka memercayai PTN karena melihat kebanyakan lulusannya memiliki potensi yang baik. Dengan banyaknya lulusan yang sudah terpercaya, tentunya memberikan kemudahan bagi mahasiswanya dalam mendapatkan pekerjaan karena relasi para alumni yang sudah tersebar luas.
Walaupun itu menjadi keuntungan bagi mereka, namun bukan menjadi jaminan kesuksesan. Seseorang dapat sukses atas dirinya sendiri, yang lainnya hanya menjadi faktor pendukung yang pengaruhnya pun tidak begitu banyak jika tidak seimbang dengan kualitas dirinya.Â
Percuma jika seorang mahasiswa PTN ternama, namun tidak memiliki pengalaman, tidak mengembangkan potensi yang dimiliki, tidak pernah memanfaatkan fasilitas universitas, hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Terlebih lagi adanya mahasiswa yang asal memilih jurusan demi lolos PTN, pastinya mereka akan sulit mengikuti perkuliahan dan mereka tidak bisa memberikan hasil yang maksimal.Â
Tidak semua lulusan dari PTN langsung menjadi sukses bergelimang harta, bahkan banyak dari mereka yang sempat menganggur tidak mendapatkan pekerjaan ataupun mereka hanya menjadi orang biasa-biasa saja. Jika dilihat di  perusahaan, para pekerja pun tidak semua diisi oleh lulusan PTN, namun ada juga yang kebanyakan berasal dari perguruan tinggi lain. Bahkan, ada pula orang sukses berasal dari perguruan tinggi lain yang tidak seterkenal PTN yang diidam-idamkan banyak orang.Â
Tidak semua orang sukses berasal dari pribadi yang memiliki gelar sarjana, ada dari mereka yang hanya berasal dari lulusan SMA. Jadi standar kesuksesan bukanlah dilihat melalui status pendidikannya terlebih lagi tempat pendidikannya, namun berdasarkan bagaimana potensi diri yang mereka memiliki, kemampuan dan daya juang, bagaimana mereka berproses melalui pengalaman yang mereka dapatkan. Semua orang memiliki kesempatan yang sama, tidak hanya berpatok pada satu sisi saja. Jadi bagaimana? Apakah PTN masih menjadi standar untuk mendapatkan kesuksesan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H