Mohon tunggu...
Dita famela
Dita famela Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akibat Zionisme

8 Mei 2019   14:00 Diperbarui: 8 Mei 2019   14:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zionisme adalah suatu paham dan juga gerakan yang bersifat politis, rasial, dan ekstrim. Yang bertujuan untuk menegakkan negara khusus untuk bangsa yahudi. Zionisme merupakan pangkal dari permasalahan Israel -- Palestina. Kaum zionis akan menjadikan Palestina sebagai tanah air bangsa yahudi dan mendirikan negara Yahudi (Israel) di palestina. Sebelumnya Inggris meminta dukungan kaum Zionis untuk memenangkan Perang Dunia I, namun Kaum Zionis meminta Syarat agar Inggris mendukungnya untuk membangun sebuah Negara Yahudi. Maka terjadilah Perjanjian "Belfour Declaration".

Kemudian Pada saat kepemimpinan Adolf Hitler orang- orang Yahudi ditangkapi karena dianggap mengganggu bangsa jerman. Akhirnya orang-orang Yahudi mulai bermigrasi ke Palestina untuk menghindari perburuan NAZI Jerman.Kedatangan orang-orang Yahudi dalam jumlah besar ke Palestina, membuat rakyat Palestina marah. Apalagi, setelah Perang Dunia II, orang-orang Yahudi menjadi lebih leluasa masuk ke wilayah PalestinaPerang demi perang terus terjadi antara Palestina dengan Israel. Gerakan Zionisme ini tidak pernah berhenti. Mereka terus berusaha merebut tanah wilayah bangsa Palestina demi tujuan utamanya, yaitu berdirinya sebuah negara bagi kaum Yahudi. Sampai hari ini, wilayah Palestina yang amat luas itu terus berkurang akibat pendudukan yang dilakukan Israel hingga saat ini.

Konflik yang terjadi antara Israel dan palestina sampai saat ini masih belum selesai. Israel yang begitu kejam membantai penduduk Palestina. Pertumpahan darah, Bom banyak terjadi di sana. Tindakan zionisme Israel telah memakan banyak korban terutama warga serta anak-anak Palestina yang tidak bersalah. Banyak penduduk Palestina mencoba melarikan diri, di antaranya sekitar 120 ribu orang yang ditampung di Provinsi Kilis, Turki Selatan. Defense for Children International Palestine (DCIP) menggambarkan sebuah prospek yang suram bagi anak-anak Palestina dalam mengungkapkan bahwa pada tahun 2018, setidaknya 56 orang anak terbunuh oleh Israel.

Dari kejadian- kejadian tesebut tidak bisa dibayangkan lagi begitu lemahnya mental anak- anak Palestian akibat konflik di negaranya. Banyak trauma yang ditimbulkan akibat konflik tersebut. Artis Melly Goeslaw yang sempat mengunjungi area pengungsian tersebut mengungkap bagaimana para pengungsi yang ada seolah hidup segan namun mati tak mau. "Kayak udah apatis sama keadaan nggak ada senyum, diajak ngomong aja susah.

Nggak ada ekspresi. Pas kita masuk ke dekat kantornya itu lebih parah mereka benar-benar nggak mau disamperin gitu, ketika ada orang asing mereka sembunyi ke dekat sampah, tempat apa pun yang bisa mereka sembunyi. Mereka sembunyi nggak mau disamperin jadi kita harus pelan-pelan banget samperinnya. Ada beberapa yang mau tapi mayoritas nggak mau. Trauma," ujar Melly Goeslaw di kawasan Bintaro, Tanggerang, Minggu (24/12).

Dalam Bimbingan Konseling hal tersebut termasuk dalam traumatik yaitu Trauma berasal dari bahasa Yunani "tramatos" yang artinya luka. Dalam kamus konseling (1997: 231) Traumatik adalah pengalaman dengan tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa seseorang sehingga dapat merusak fisik maupun psikologis. Konseling traumatik yaitu konseling yang diselenggarakan rangka membantu konseli yang mengalami peristiwa traumatik, agar konseli dapat keluar dari peristiwa traumatik yang pernah dialaminya dan dapat mengambil hikmah dari peristiwa trauma tersebut.

Dalam kajian psikologi dikenal beberapa jenis trauma sesuai dengan penyebab dan sifat terjadinya trauma, yaitu trauma psikologis, trauma neurosis, trauma psikosis, dan trauma diseases

  • Trauma Psikologis Trauma ini adalah akibat dari suatu peristiwa atau pengalaman yang luar biasa, yang terjadi secara spontan (mendadak) pada diri individu tanpa berkemampuan untuk mengontrolnya (loss control and loss helpness) dan merusak fungsi ketahanan mental individu secara umum. Ekses dari jenis trauma ini dapat menyerang individu secara menyeluruh (fisik dan psikis).
  • Trauma Neurosis Trauma ini merupakan suatu gangguan yang terjadi pada saraf pusat (otak) individu, akibat benturan-benturan benda keras atau pemukulan di kepala. Implikasinya, kondisi otak individu mengalami pendarahan, iritasi, dsb. Penderita trauma ini biasanya saat terjadi tidak sadarkan diri, hilang kesadaran, dsb. yang sifatnya sementara.
  • Trauma Psychosis Trauma psikosis merupakan suatu gangguan yang bersumber dari kondisi atau problema fisik individu, seperti cacat tubuh, amputasi salah satu anggota tubuh, dsb. yang menimbulkan shock dan gangguan emosi. Pada saat-saat tertentu gangguan kejiwaan ini biasanya terjadi akibat bayang-bayang pikiran terhadap pengalaman/ peristiwa yang pernah dialaminya, yang memicu timbulnya histeris atau fobia.
  • Trauma Diseases Gangguan kejiwaan jenis ini oleh para ahli ilmu jiwa dan medis dianggap sebagai suatu penyakit yang bersumber dari stimulus-stimulus luar yang dialami individu secara spontan atau berulang-ulang, seperti keracunan, terjadi pemukulan, teror, ancaman, dsb.

Jadi trauma yang dialami anak- anak Palestina termasuk kedalam trauma Psikologis karena ada pengalaman yang luar biasa menimpa dirinya. Adapun konseling yang akan diterapkan dalam kasus ini adalah harus dilakukan secara kontinyu, penuh kesabaran, penuh keikhlasan dan betul-betul ada kesadaran dari para profesional (orang-orang yang terlatih) untuk menanganinya secara baik.

Sumber : 

blog.ruangguru.com

kapanlagi.com

matamatapolitik.com

Jurnal Consilium: Volume IV, Nomor 4, Tahun 2017 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun