Akhir- akhir ini remaja telah disibuki istilah Body Shaming. Istilah tersebut saat ini telah menggandrungi pikiran remaja. Namun, apa sih Body shaming itu? Body Shaming yaitu pernyataan negative tentang bentuk tubuh tertentu yang dimiliki seseorang. Body shaming seringkali dialami oleh sebagian remaja wanita, karena remaja wanita sangat sensitive akan perihal tersebut.Â
Sebetulnya Body Shaming sangat mempengaruhi psikologis seorang remaja karena berpengaruh terhadap citra diri, konsep diri dan rasa percaya diri seorang remaja. Karena di Indonesia sendiri citra wanita cantik menurut sebagian remaja adalah berkulit putih, badan langsing, hidung mancung dan rambut panjang lurus. Nah dari perspektif tersebut para remaja yang tidak termasuk kategori itu, seringkali terkena Body Shaming.
Eva Celia Latjuba merupakan anak artis dari Indonesia yang juga mengalami Body Shaming, karena mempunyai badan yang kurus, bekulit gelap. Anggapan tersebut sangat mempengaruhi eva celia karena ia juga adalah seorang pesohor maka sangat mempengaruhi psikologis eva celia. Kerap kali eva celia dibully oleh netizen karena berkulit gelap, You know lah bahwa kebanyakan artis di Indonesia memilik kulit putih dan tak banyak yang memiliki kulit gelap seperti Eva Celia.
Kulit gelap yang dimiliki eva cilia kerap menjadi bahan pergunjingan sampai- sampai penata rias membubukkan alas bedak yang banyak agar kulitnya terlihat lebih putih. Namun hal itu, semakin membuat warna kulitnya kelihatan tak elok.
Body shaming tak memandang entah itu seorang pesohor ataupun seorang remaja biasah. Nah sebegitu fatal istilah body shaming yang menjalar dipikiran remaja saat ini. Banyak kasus yang membuat istilah tersebut menjadikan traumatic secara mendalam terhadap remaja- remaja di Indonesia.
Kasus yang dimilik eva cilia jika terus menerus dilakukan akan menjadikan sikap trauma oleh remaja. Hal tersebut akan membuat kepercayaan diri semakin menurun. Bukan hal remeh tentang Body shaming, kasus tersebut kerap kali menjadikan beberapa remaja di Indonesia mengalami trauma.
Hubungan Teurapetik mungkin dapat sedikit membantu dalam kasus Body Shaming. Nah apa sih Teurapetik itu? Hubungan Teurapetik adalah hubungan yang terjadi antara klien dan konselor, yang mempunyai nilai-nilai penyembuhan dan akhirnya dapat mencapai tujuan konseling. Dalam hubungan Teurapetik klien merasa lebih dihargai, diterima, dan diarahkan. Hubungan Teurapetik dapat meredakan ketegangan (katarsis) yang diakibatkan insiden tersebut.
Dalam hubungan Terapeutik ini juga ada prinsip-prinsip yang harus diketahui baik konselor atau konseli, terlebih untuk konseli, yaitu :
- konselor harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
- Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percayadan saling menghargai.
- Konselor  harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
- Konselor harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut
- Konselor  harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah- masalah yang dihadapi.
- Konselor  harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
- Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistasinya.
Nah ternyata seorang pesohor yang terkenal di publik juga mengalami Body shaming yang bisa membuatnya cukup trauma. dengan begitu banyak mulut- mulut netizen yang menggunjingnya mungkin lebih membuatnya trauma. dan Body shaming juga banyak terjadi tidak dikalnagan pesohor saja tetapi di lingkungan remaja biasah juga banyak sekali terjadi, Dengan adanya hubungan teurapetik konseli dapat lebih membuka pikiran yang lebih positif , seperti bahwa pengukur kecantikan adalah bukan dari segi fisik tetapi kecantikan dapat lebih diukur dengan tingkah laku, kecerdasan dan hati yang baik.
Sumber :Â
Zulfan, Samm, Psikologi Konseling (Jakarta, PT raja grafindo persada: 2014)Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H