Kehidupan sering kali penuh kejutan, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan. Kepergian mendadak seseorang, seperti yang baru-baru ini terjadi pada Marissa Haque, membawa kita pada kenyataan pahit bahwa kematian bisa datang kapan saja, tanpa peringatan. Ketidakpastian ini membuat kita bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita mempersiapkan diri? Apakah kita telah menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat dan membangun legacy yang akan terus dikenang?.
Kepergian Mendadak: Mengapa Ini Jadi Pengingat Penting?
Kepergian mendadak sering kali meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang yang ditinggalkan. Saya sendiri pernah mengalami situasi serupa, ketika salah satu anggota keluarga saya meninggal tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Awalnya, saya pikir beliau akan hidup lama dan menemani saya lebih lama. Namun kenyataan berkata lain, beliau pergi saat saya sendiri sedang berada di titik sulit dalam hidup. Perasaan saya kala itu bercampur aduk: kesal karena merasa belum memperlakukan beliau dengan lebih baik, menyesal karena tak pernah memenuhi harapan kecilnya, dan hancur karena tak ada lagi waktu untuk berbagi momen indah.
Kenangan terakhir yang tertinggal hanya bayangan tatapannya yang kosong, seolah menyiratkan sesuatu yang tak pernah saya pahami. Setiap kali saya mengingatnya, selalu ada penyesalan: Seandainya saja saya mengajaknya ke tempat yang ia suka, atau seandainya saya lebih sering menemaninya berolahraga.
Kepergian mendadak seperti ini membuat orang-orang terdekat berduka dalam waktu lama. Penyesalan menjadi teman akrab mereka yang ditinggalkan. Hal ini mengingatkan kita bahwa hidup adalah anugerah yang tak boleh disia-siakan.
Peristiwa seperti ini seharusnya menjadi momen refleksi:
Apakah kita telah menggunakan waktu dengan bijak untuk hal-hal bermakna?
Apakah kita telah cukup hadir untuk orang-orang yang kita cintai?
Kita memang tidak bisa mengendalikan waktu kematian, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita menjalani hidup.
Menjaga Hubungan yang Harmonis dengan Orang Terdekat
Tak ada yang tahu kapan terakhir kali kita akan berbicara atau bertemu dengan orang terdekat. Karena itulah, menjaga hubungan yang baik adalah salah satu cara untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna.
Ungkapkan perasaan Anda: Jangan ragu untuk mengungkapkan rasa sayang, terima kasih, atau bahkan permintaan maaf kepada orang yang Anda cintai. Bagi sebagian orang yang gengsinya tinggi *seperti saya, ini mungkin sulit, tapi bukankah cinta layak diperjuangkan?
Atasi konflik dengan bijak: Ego sering kali menjadi penghalang dalam memperbaiki hubungan. Kadang-kadang, sebuah permintaan maaf sederhana dapat mengubah segalanya.
Perhatikan hal-hal kecil: Menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah atau sekadar berbagi momen sederhana dapat mempererat hubungan.
Hubungan yang harmonis akan menjadi sumber kenangan indah, baik bagi diri sendiri maupun mereka yang kita tinggalkan.
Meninggalkan Legacy yang Bermakna
Legacy adalah apa yang kita tinggalkan setelah kita pergi, baik berupa kenangan, karya, maupun amal jariyah. Legacy yang bermakna akan memberikan manfaat jangka panjang bagi orang lain.
Dalam Islam, ada istilah yang disebut amal jariyah, yakni amal yang terus mengalir pahalanya meskipun yang bersangkutan telah meninggal. Contohnya:
Ilmu yang bermanfaat: Membagikan pengetahuan melalui pengajaran, buku, atau konten edukatif yang terus digunakan.
Sedekah jangka panjang: Membantu pendidikan orang lain, mendirikan fasilitas umum, atau menyumbangkan barang yang berfungsi dalam jangka panjang.
Karya yang menginspirasi: Meninggalkan tulisan, seni, atau inovasi yang memberi dampak positif bagi generasi mendatang.
Ketika kita fokus untuk memberi manfaat kepada orang lain, hidup menjadi lebih berarti. Legacy yang baik tidak hanya membuat kita dikenang, tetapi juga menjadi sumber pahala yang abadi.
Kepergian Mendadak Adalah Pengingat untuk Tidak Menunda
Kehidupan adalah perjalanan yang singkat, dan kepergian mendadak seseorang adalah pengingat untuk tidak menunda hal-hal penting:
Memperbaiki hubungan yang retak.
Menciptakan legacy yang bermanfaat.
Mempersiapkan diri secara spiritual dan emosional untuk menghadapi kematian.
Hidup bukan tentang berapa lama kita berada di dunia, tetapi tentang bagaimana kita menjalaninya dan apa yang kita tinggalkan untuk mereka yang kita cintai.
Mari kita jadikan setiap hari lebih bermakna dengan menghargai waktu, menjaga hubungan, dan memberi manfaat bagi orang lain. Karena pada akhirnya, yang tersisa bukanlah berapa banyak hal yang kita miliki, tetapi seberapa banyak cinta, kenangan, dan manfaat yang kita tinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H