Mohon tunggu...
Dita Dwi Putri
Dita Dwi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

Writing, learning, thriving 🤍

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menghadapi Intimidasi dengan Sikap Asertif dalam Lingkungan Kerja

18 November 2024   04:30 Diperbarui: 18 November 2024   11:21 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa terintimidasi saat bekerja atau dalam situasi lain di tengah banyak orang? Kondisi ini sering membuat kita kesulitan mengelola emosi. Apalagi jika kita merasa benar, emosi yang meledak-ledak justru dapat memperburuk keadaan.

Beberapa bulan lalu, saya mengikuti sebuah program di Dago yang diselenggarakan oleh Satu Persen. Di sana, saya mempelajari komunikasi asertif dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kerja. Pengetahuan ini membuka wawasan saya tentang pentingnya berkomunikasi secara efektif tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Apa itu Asertif?

Asertivitas adalah kemampuan untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan kebutuhan dengan cara yang jelas, tegas, dan jujur tanpa merugikan pihak lain. Melalui komunikasi asertif, kita dapat menyampaikan pendapat dengan percaya diri sambil tetap menghormati hak dan perasaan orang lain. Hal ini memungkinkan pesan tersampaikan dengan baik tanpa memicu konflik atau kesalahpahaman.

Dalam situasi intimidasi, komunikasi asertif membantu kita menyampaikan ketidaksetujuan atau keberatan secara konstruktif. Ini memungkinkan kita untuk menghadapi masalah tanpa memperburuk keadaan atau menghindari konfrontasi.

Jenis-Jenis Komunikasi

Selain komunikasi asertif, ada beberapa jenis komunikasi lain yang mungkin pernah kamu gunakan. Berikut penjelasannya:

1. Komunikasi Agresif

Komunikasi ini ditandai dengan nada tinggi, dominasi, atau serangan terhadap lawan bicara untuk mencapai tujuan. Bahasa yang digunakan sering kali kasar atau tidak menyenangkan.

2. Komunikasi Pasif

Dalam komunikasi ini, seseorang cenderung menghindari konflik dengan mengabaikan kebutuhan atau haknya sendiri. Orang yang pasif biasanya tidak mengungkapkan pendapat atau keinginannya secara terbuka.

3. Komunikasi Pasif-Agresif

Jenis komunikasi ini merupakan perpaduan antara pasif dan agresif. Seseorang mungkin tidak menyampaikan ketidaksetujuannya secara langsung, tetapi menunjukkannya melalui perilaku seperti sarkasme atau sindiran.

4. Komunikasi Empatik

Komunikasi ini menekankan kemampuan untuk mendengarkan dan memahami perasaan atau perspektif orang lain, dengan tujuan membangun hubungan yang mendukung dan saling pengertian.

5. Komunikasi Manipulatif

Komunikasi ini melibatkan penggunaan taktik atau strategi untuk memengaruhi orang lain demi keuntungan pribadi, sering kali dengan cara yang tidak jujur atau tidak transparan.

Dari jenis-jenis komunikasi tersebut, manakah yang paling sering kamu gunakan di kehidupan sehari-hari? Di lingkungan kerja, komunikasi asertif sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan profesionalisme. Saat menghadapi intimidasi, komunikasi asertif memungkinkan kita mengungkapkan masalah tanpa menciptakan konflik baru, sehingga menciptakan solusi yang saling menguntungkan (win-win solution).

Bagaimana Cara Menerapkan Komunikasi Asertif?

Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menerapkan komunikasi asertif, terutama dalam situasi yang menekan:

1. Kenali dan Pahami Perasaanmu

Sebelum berbicara, pahami perasaanmu dan alasan di baliknya. Menyadari emosi adalah langkah awal untuk menyampaikan pendapat secara jelas.

2. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Langsung

Hindari berbicara bertele-tele. Gunakan kalimat sederhana dan langsung agar pesan tersampaikan dengan baik.

3. Jaga Bahasa Tubuh

Pastikan postur tubuhmu terbuka dan percaya diri. Kontak mata yang stabil serta suara yang tenang dan lantang membantu menyampaikan pesan dengan efektif.

4. Latih Kemampuan Mengatakan "Tidak"

Tidak semua permintaan perlu dipenuhi. Belajarlah menolak dengan tegas namun tetap sopan agar kamu tidak terbebani oleh hal-hal yang di luar kemampuanmu.

Manfaat Bersikap Asertif

Menjadi asertif memberikan banyak manfaat, seperti:

Melindungi diri dari manipulasi atau perlakuan tidak adil.

Meningkatkan hubungan dengan orang lain melalui komunikasi yang sehat.

Mengurangi ketegangan dalam interaksi sosial.

Menyelesaikan masalah secara lebih efektif tanpa merugikan pihak mana pun.

Menghadapi intimidasi dengan sikap asertif adalah keterampilan penting, terutama di lingkungan kerja. Asertivitas membantu kita menyampaikan kebenaran tanpa merugikan diri sendiri, sehingga komunikasi lebih efektif dan hubungan kerja tetap harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun