Mohon tunggu...
Dita cahyaning azighah
Dita cahyaning azighah Mohon Tunggu... Mahasiswa - haii saya adalah mahasiswa D3 keperawatan tegal poltekkes kemenkes semarang

saya suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Menjaga Kesehatan Ginjal dengan Baik dan Benar

21 November 2024   17:09 Diperbarui: 21 November 2024   17:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kesehatan bukanlah segalanya, namun segalanya tanpa kesehatan bukanlah apa-apa" relevan ketika dikaitkan dengan paradigma hidup sehat. Makna mendalam dari pernyataan tersebut adalah menjaga kesehatan dengan menjalani gaya hidup sehat lebih penting dan bernilai dibandingkan harus mengobati penyakit setelah tubuh terlanjur sakit. Ini mencerminkan pentingnya pencegahan dalam memelihara kesehatan secara keseluruhan.Tanggal 10 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia (*World Kidney Day* atau HGS). Perayaan ini pertama kali digagas pada tahun 2006 oleh *International Society of Nephrology* (ISN) dan *International Federation of Kidney Foundations* (IFKF). Hari Ginjal Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya fungsi ginjal bagi kesehatan tubuh manusia serta mengurangi angka kejadian penyakit ginjal di dunia. Ginjal, sebagai salah satu organ vital tubuh, memiliki peran utama dalam mempertahankan keseimbangan tubuh atau homeostasis. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal merupakan hal yang sangat penting.

Misi utama Hari Ginjal Sedunia adalah mengingatkan masyarakat akan pentingnya ginjal dalam kehidupan sehari-hari. Secara spesifik, HGS memiliki beberapa tujuan, antara lain:  1. Meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko penyakit ginjal kronis (PGK).Ini mencakup edukasi mengenai penyebab utama kerusakan ginjal, seperti diabetes, hipertensi, dan gaya hidup tidak sehat.  2. Meningkatkan kesadaran terhadap deteksi dini penyakit ginjal. Deteksi dini memungkinkan perawatan lebih efektif sehingga kerusakan ginjal dapat dicegah atau diperlambat.  3. Membudayakan perilaku pencegahan. Hal ini melibatkan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga rutin, dan cukup minum air putih untuk menjaga fungsi ginjal tetap optimal.  4. Meningkatkan peran tenaga kesehatan.

Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya diharapkan lebih aktif dalam membantu masyarakat mengenali risiko, melakukan skrining, serta mengedukasi pasien tentang pentingnya kesehatan ginjal. seperti:  
- Membuang limbah metabolisme dari darah.  
- Menjaga keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.  
- Menghasilkan hormon untuk mengatur tekanan darah dan memproduksi sel darah merah.

#Penyakit Ginjal Kronis dan Stadiumnya
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) adalah salah satu masalah kesehatan utama yang ditentukan berdasarkan tingkat laju filtrasi glomerulus (GFR), yaitu kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dari darah. PGK dibagi ke dalam lima stadium berdasarkan GFR:  
- Stadium 1: GFR di atas 90 ml/menit, namun sudah terdapat kerusakan ginjal meski fungsi filtrasi masih normal.  
- Stadium 2: GFR antara 60-89 ml/menit dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan.  
- Stadium 3: GFR antara 30-59 ml/menit, menunjukkan penurunan fungsi ginjal yang moderat.  
- Stadium 4:GFR antara 15-29 ml/menit, dengan kerusakan ginjal yang berat.  
- Stadium 5:GFR di bawah 15 ml/menit, dikenal sebagai gagal ginjal (renal failure). Pada stadium ini, pasien membutuhkan terapi pengganti seperti hemodialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal agar dapat bertahan hidup. Gagal ginjal pada stadium akhir menandakan bahwa ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsi vitalnya. Sebagai pengganti fungsi ginjal yang rusak, pasien gagal ginjal harus menjalani hemodialisis secara berkala.  

Data Prevalensi Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi PGK di Indonesia pada populasi usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 0,25%. Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari dua dari setiap 1.000 orang dewasa menderita PGK.  Menariknya, prevalensi di pedesaan (0,3%) tercatat lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (0,2%). Perbedaan ini kemungkinan terkait dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan kurangnya edukasi mengenai pencegahan penyakit ginjal di daerah pedesaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penderita PGK diperkirakan terus meningkat. Hal ini berkaitan dengan peningkatan prevalensi penyakit-penyakit penyebab utama PGK, seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu, gaya hidup modern yang cenderung kurang sehat, seperti konsumsi makanan tinggi garam, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok, turut menyumbang pada meningkatnya risiko penyakit ginjal.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ginjal: 
1. Konsumsi makanan sehat. Batasi asupan garam, gula, dan lemak jenuh, serta perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.  
2. Minum cukup air. Dehidrasi dapat merusak fungsi ginjal. Usahakan minum setidaknya 2 liter air setiap hari, kecuali ada pembatasan cairan karena kondisi medis tertentu.  
3. Olahraga teratur. Aktivitas fisik membantu menjaga tekanan darah tetap stabil dan meningkatkan kesehatan jantung, yang secara tidak langsung melindungi ginjal.  
4. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Kedua kebiasaan ini dapat mempercepat kerusakan ginjal.  
5. Kontrol tekanan darah dan gula darah. Hipertensi dan diabetes adalah penyebab utama PGK, sehingga penting untuk menjaga kedua indikator ini tetap dalam rentang normal.

Kesimpulan. Peringatan Hari Ginjal Sedunia adalah pengingat penting bagi semua orang untuk lebih peduli terhadap kesehatan ginjal. Sebagai salah satu organ ekskresi utama tubuh, ginjal memiliki peran yang tak tergantikan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan ginjal melalui gaya hidup sehat dan deteksi dini penyakit ginjal adalah langkah bijak untuk mengurangi risiko gagal ginjal. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, diharapkan angka kejadian PGK dapat ditekan, sehingga lebih banyak orang dapat menikmati hidup yang sehat dan produktif.

referensi; https://search.app/rYowfcA6oBtYPfLH9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun