Mohon tunggu...
Dita Ayu Rahmadhani
Dita Ayu Rahmadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Mahasiswa yang hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Ilmu Kalam tentang Kebebasan Berkehendak dan Takdir : Perspektif Al-Asy'ari dan Al-Maturidi

2 Desember 2024   13:54 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ASWJ : Kenali Imam Abu al-Hassan al-Asy’ari Dan Imam Abu al-Mansur al-Maturidi

Persamaan dan Perbedaan antara Al-Asy'ari dan Al-Maturidi

Meskipun ada perbedaan dalam beberapa hal, pandangan Al-Asy'ari dan Al-Maturidi juga memiliki kesamaan dalam hal penerimaan takdir sebagai kehendak Allah yang mutlak.

Kesamaan: Kedua tokoh sepakat bahwa segala yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah dan berada dalam pengetahuan-Nya. Kedua aliran juga sepakat bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak, meskipun kebebasan ini diakui dalam bentuk yang berbeda: melalui konsep kasb pada Al-Asy'ari dan kebebasan penuh untuk memilih dalam pemikiran Al-Maturidi.

Perbedaan: Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa al-Asy'ari lebih menekankan pada konsep kasb, di mana manusia hanya memperoleh perbuatan yang Allah tentukan, sementara al-Maturidi lebih menekankan pada kebebasan manusia dalam memilih, dengan alasan bahwa manusia memiliki akal untuk menentukan pilihannya tanpa dipengaruhi oleh takdir secara langsung.

Konsekuensi Etis dan Teologis

Dalam pandangan Asy'ariyah, meskipun takdir Allah mencakup segala sesuatu, manusia tetap bertanggung jawab atas pilihan mereka, karena kebebasan itu diperoleh melalui kasb. Ini memberi ruang bagi manusia untuk bertanggung jawab secara moral meskipun takdir telah menentukan segala sesuatu.

Dalam mazhab Maturidiyah, kebebasan manusia lebih terbuka. Dengan adanya akal, manusia lebih bebas dalam memilih antara baik dan buruk, yang berarti mereka juga lebih bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

Pemikiran Al-Asy'ari dan Al-Maturidi tentang kebebasan berkehendak dan takdir mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan antara kebebasan manusia dan pengakuan terhadap takdir Allah. Meskipun keduanya mengakui peran takdir dalam kehidupan, mereka juga berusaha untuk mempertahankan kebebasan manusia dalam memilih dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Konsep kasb dalam Asy'ariyah dan kebebasan yang lebih luas dalam Maturidiyah menunjukkan bahwa kedua aliran ini mencoba menjawab pertanyaan teologis tentang bagaimana kehendak bebas manusia berinteraksi dengan takdir ilahi. Meskipun ada perbedaan dalam metode dan penekanan tertentu, keduanya memiliki tujuan yang sama dalam mempertahankan ajaran Islam yang sahih dan menjaga kesatuan umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun