Mohon tunggu...
Dita Aprilia
Dita Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Difabel Tuli Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

21107030125

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Makanan di Bulan Ramadhan

15 Juni 2022   20:05 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:13 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pati punya kuliner tradisional yang khas. Makanan ini sering disebut dengan istilah "Nasi Gandul". Nasi gandul merupakan makanan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah, Indonesia . Asal usul nasi gandul,  dimunculan ketika masa pandemi covid-19.
Salah satu dampak dari covid-19 yakni dilarangnya untuk melakukan mobilitas secara berlebihan, sehingga tidak banyak masyarakat pati yang tidak keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu muncullah salah satu kuliner yang kerap kali diminati masyarakat pati saat pandemi, yaitu Nasi Gandul.
Penjual nasi gandul awalnya memiliki tempat tetap untuk berjualan. Saat  dia membeli nasi gandul, biasanya pakai nasi putih menambah Nasi Gandul sehingga sedikit-dikit memmotong daging sapi. Kadang kala disisipi beberapa lauk pilihan, seperti tempe goreng, kering tempe, perkedel, telor bacem,tempe atau tahu bacem, daging sapi,telur goreng atau rebus. menambah lauk ini dapat dipotong kecil bukan banyak. Kalaupun nasi gandul dirasa kurang manis pembeli dapat menambah kecap yang telah disediakan. Nasi gandul memiliki cita rasa yang enak manis dan gurih.

Pada umumnya,kita lebih menghormati teman dan karena itu teman-temanku, seperti ini bertanya.
Dita: papa. Dita lapar, mau makan apa?
Papa dita: ya dek. Mau makan apa?
Dita: "hhhmmm" mau nasi gandul..piye papa..
Papa dita: waduh dek. Ini masih covid, belum boleh di luar dek. Masakan dirumah aja
Dita: oke. Yaudah.
Nah , saya kangen makan nasi gandul khas pati karena sudah lama tidak makan nasi gandul yang terfavorit. Masih lama dan belum sembuh dari covid-19, dulu saya pernah makan coto makassar khas makassar, tetapi rasanya beda di jawa dan di makassar karena saya lahir dan asal makassar. Saya yang terfavorit makanan coto makassar khas makassar dan es pisang ijo.rasanya enak sekali dan lezat . saat saya tidak bisa mudik karena masih di pandemi covid, saya rindu keluarga besar makan bersama makan coto makassar khas makassar,sulawesi selatan. Saya tidak sabar makan coto makassar yang paling enak sekali. Pemerintah memberitahu harus aktivitas dirumah saja untuk mencegah covid-19. Dengan dirumah, belajar dirumah, menjaga kebersihan dan daring sekolah atau kuliah maupun luring. Saya melihat banyak orang-orang punya usaha modal sepertinya dipesan online karena kebutuhan makan , sehari-hari kehidupan untuk keluarga. Misalnya ,membeli masyarakat menurun, aktivitas pendidikan menurun, kesehatan menurun, sehingga bertambahnya masyarakat miskin. Karena berkurang ekonomi untuk keluarga saat masih pandemi covid menjadi menurun harga jadi tidak cukup gaji buat beli barang di pasar luar,tetapi asal jangan lupa pakai masker dan jaga jarak untuk protokal kesehatan yang penting. Miskin adalah tidak mampu ekonomi untuk memenuhi hidup rata-rata masyarakat di daerah. Masalah ekonomi karena itu fasilitas layanan kesehatan atau diluar umum untuk difabel jika difabel membeli obat atau makanan apa saja ,namun orang-orang yang bicarakan pakai tutup mulut pakai masker menjadi sulit untuk berkomunikasi dengan difabel Tuli. Bagaimana cara berkomunikasi dengan difabel Tuli saat masih di pandemi covid?, nah . tolong membantu tulis atau bahasa tubuh tetap pakai masker dan jaga jarak. Keterbatasan akses kesehatan saya melihat dari kesulitan mendapatkan layanan kesehatan dasar. jauhnya jarak fasilitas layanan kesehatan, mahal biaya obat dan perawatan. Tetap dirumah Makan saja, Oke mampu bertahan dari pandemi Covid-19.seperti ini saya bertanya kepada mama saya, percakapan:
Dita: mama..
Mama saya: ada apa nak dita?
Dita; dita mau mudik ke makassar karena rindu makan coto makassar,mamah.
Mama saya: waduh, dek dita . ini masih di pandemi covid saat tidak boleh mudik ke makassar
Dita: lalu gimana. Dita rindu makan coto makassar sama es pisang ijo khas makassar.
Mama saya: ada ada hehe. Mama bisa membuat cara makan coto makassar dan pisang ijo, bisa kok dek.
Dita: serius , bisa masakan makan coto makassar dan es pisang ijo?
Mama saya: bisa nak. Mama mau dipesan banyak online ,mama mau buat pisang ijo buat jual orang-orang pesan dan bulan ramadhan namun masih di pandemi covid.
Dita: wah . mantap, mau bantu buat es pisang ijo bisa dipesan banyak orang-orang tapi alhamdulillah . nah, alhamdulillah mama saya bisa membuat pisang ijo mau jualan untuk kebutuhan makanan sehari-hari buat keluarga saya.
Mengunjungi rumah makan juga ini tetap menjaga protokol kesehatan menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak. kuliner yang ditawarkan saat itu tak jauh beda dengan yang ada saat ini di pandemi covid dan bulan ramadhan. Untuk makan tidak alami perubahan hanya minuman yang kian bervariasi. Dibilang mama saya, mama ingin punya usahakan jualan es pisang ijo lewat online, tapi alhamdulillah banyak diorder karena enak dan segar minuman es pisang ijo . supaya bisa beli belanja,barang,bahan buat makan keluarga untuk sehari-hari kehidupan. Menurut saya, semoga masyarakat punya ide untuk usaha apa saja supaya tidak berdampak yang negatif ekonomi. Saya berharap masyarakat punya usaha semoga dapat rejeki dan bisa membeli kebutuhan untuk kehidupan keluarga. Memang begitu kadang yang sulit, kadang yang tidak sulit tetap berusaha untuk caranya ekonomi kondisi di dalam rumah. Saya berharap semoga cepat berlalu dan bisa kembali normal. Pasti banyak kegiatan-kegiatan diluar lingkungan. Adanya muncul di pandemi covid memang begitu tidak  terasa berbagi, Ekonomi sangat terdampak yang menurun harga. Banyak orang-orang berpikir mencari ide ingin usaha di luar untuk menjalankan hidup ,usaha harus tetap melakukan. Kemajuan digital akhirnya dimanfaatkan dan semoga bermanfaat untuk masyarakat. Saya sudah berpengalaman coba dicicipi makanan dan minuman khas di pati dan di makassar ,saya nyaman dan betah dua-duanya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun