Media sosial memungkinkan figur publik seperti Gus Zizan untuk berinteraksi dengan pengikutnya. Namun, interaksi ini tidak selalu positif. Hate comment, terutama terkait pernikahannya dengan Kamila Asy Syifa, menjadi sorotan. Komentar negatif ini sering berkaitan dengan usia pernikahan muda, pandangan agama, atau kehidupan pribadinya.
Hate comment dapat memberikan tekanan mental yang signifikan, seperti stres, kecemasan, hingga depresi. Figur publik, termasuk Gus Zizan, kerap menjadi sasaran kritik yang bisa memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Dalam kasus Zizan, kritik terhadap keputusan pribadinya bahkan melibatkan keluarga, yang berpotensi memperburuk dampak emosional.
 Komentar negatif juga memengaruhi pandangan publik. Beberapa penggemar mungkin mempertanyakan keputusannya, sementara yang lain tetap mendukung. Namun, hate comment dapat menciptakan polarisasi di antara pengikutnya, mengganggu harmoni komunitas yang dia bangun.
 Gus Zizan dan keluarga telah mencoba melawan hate comment dengan memberikan klarifikasi dan penjelasan, seperti yang dilakukan ibunda Kamila. Mereka juga berupaya mengedukasi publik tentang isu pernikahan muda dalam konteks budaya dan agama. Meski demikian, efek jangka panjang dari komentar negatif ini tetap menjadi tantangan.
Hate comment di postingan Gus Zizan mencerminkan betapa media sosial dapat menjadi medan perang opini, di mana figur publik menjadi sasaran. Penting untuk menciptakan lingkungan online yang lebih suportif dan sadar akan dampak emosional dari kata-kata yang dilemparkan secara sembarangan.
Proyek MKWU Bahasa Indonesia kelas FK 2 Universitas Andalas
Tema : Ujaran kebencian di media sosial
Anggota kelompok 1 yaitu :
1. Dita Amelia (2310313030)
2. Novi Melvianti (2310332004)
3. Silfani (2310332003)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI