Mohon tunggu...
Dita Amanda Prastya
Dita Amanda Prastya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Besar Inflasi Tiongkok

3 April 2023   11:02 Diperbarui: 3 April 2023   11:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Tiongkok menerapkan berbagai langkah yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Langkah-langkah tersebut antara lain meningkatkan belanja pemerintah, menurunkan suku bunga, dan menerapkan kebijakan yang bertujuan menggenjot konsumsi domestik. Namun, efektivitas langkah-langkah ini masih harus dilihat, dan tidak jelas apakah mereka akan cukup untuk mengubah gelombang stagflasi.

Kesimpulannya, stagflasi adalah skenario mimpi buruk bagi Tiongkok, karena menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi. Hal ini berdampak negatif pada bisnis, konsumen, dan perekonomian secara keseluruhan. Sementara pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, masih harus dilihat apakah langkah-langkah ini akan cukup untuk mengubah gelombang stagflasi

Pekan lalu, Kementerian Perdagangan di Tiongkok merilis pernyataan yang menyerukan pemerintah daerah untuk mengambil tindakan dalam mempromosikan akumulasi makanan dan kebutuhan sehari-hari. Pemberitahuan ini dikeluarkan sebagai tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa warga negara memiliki akses ke barang-barang penting jika terjadi keadaan tak terduga yang dapat mengganggu rantai pasokan. Istilah "penimbunan" digunakan untuk menekankan pentingnya menimbun barang-barang yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti beras, tepung, dan perlengkapan mandi. Kementerian Perdagangan menyadari bahwa pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung telah menyebabkan gangguan signifikan pada ekonomi global, dan dengan demikian, sangat penting untuk mempersiapkan potensi gangguan di masa depan. Pemberitahuan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian panik atau penimbunan yang berlebihan, melainkan untuk mempromosikan langkah-langkah yang bertanggung jawab dan proaktif untuk memastikan bahwa warga negara memiliki akses ke barang-barang penting selama masa ketidakpastian. Dengan mendesak pemerintah daerah untuk mengambil tindakan, Kementerian Perdagangan berharap dapat mengurangi potensi kekurangan dan memastikan bahwa warga memiliki akses ke sumber daya yang mereka butuhkan untuk mempertahankan mata pencaharian mereka

Keputusan untuk menerapkan kebijakan ini diambil sebagai tanggapan atas kombinasi berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca buruk, kekurangan sumber daya energi, dan pembatasan aktivitas yang diberlakukan sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Keadaan ini berpotensi mengganggu rantai pasokan, yang menyebabkan potensi kekurangan barang dan jasa penting. Sayangnya, pengumuman kebijakan ini langsung memicu panic buying di kalangan konsumen, dengan laporan antrean panjang dan rak kosong di supermarket dan pengecer online seperti Alibaba.

Sebagai hasil dari pembelian panik ini, pihak berwenang telah mencatat peningkatan tajam dalam inflasi konsumen, sebagian besar didorong oleh melonjaknya biaya untuk sayuran dan gas. Di beberapa daerah, para manula telah diamati memperebutkan persediaan kubis yang terbatas di supermarket lokal, dengan beberapa orang terlihat membawa paket besar sayuran yang dapat disimpan selama berbulan-bulan sebagai lindung nilai terhadap kekurangan di masa depan.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, penting untuk diingat bahwa keputusan untuk menerapkan kebijakan ini dibuat dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik publik. Dengan mengambil langkah proaktif untuk mengatasi potensi gangguan rantai pasokan, pihak berwenang berharap dapat memastikan bahwa barang dan jasa penting tetap tersedia untuk semua anggota masyarakat, bahkan dalam menghadapi keadaan yang menantang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun