Mohon tunggu...
dita maulida agriyani
dita maulida agriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

masih belajar jadi harus semangat dan bersabar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Kira Kamu Penyembuh Luka

2 Januari 2022   22:42 Diperbarui: 2 Januari 2022   23:03 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo nama aku Gita. Biasa teman-teman panggil aku Gita, aku tinggal di pinggiran ibukota Jakarta yaitu daerah Tangerang. Aku menulis ini memakai nama samaran aku dan di sini aku ingin bercerita tentang kisah aku sedikit, hitung-hitung berbagi pengalaman dan pelajaran soal percintaan.

Ini tentang kisah aku yang sedang bingung sama mantan aku lalu aku menemukan sesosok lelaki yang aku kira akan menyembuhkan luka dan trauma dengan mantan aku. Tetapi ternyata itu makin  membuat aku terluka dan trauma yang mendalam akan hal percintaan sampai saat ini. Entah trauma atau bukan tetapi ini membuat aku tidak mudah lagi percaya dengan laki-laki yang ingin mendekati aku, oke daripada kelamaan aku mulai saja ceritanya.

Pada akhir bulan Juli lalu aku menemukan seseorang yang menurut aku bisa berteman saat aku sedang bingung dengan mantan aku, sebut saja 'dia'. Dia ini chat aku dalam suatu aplikasi, awalnya kita chat biasa perkenalan dan sebagainya. Dia baik, dia mudah bergaul dan kebetulan sekali sekolah dia aku kenal di daerah kota kita. Iya kita satu kota, sebelum sama dia aku dan mantan aku ini beda kota aku Tangerang dan dia Surabaya.

Biasanya anak zaman sekarang menyebut dengan sebutan 'Long Distance Relationship' atau 'pacaran virtual'. Karena hanya bisa chat, telefon dan video call saja belum pernah bertemu. Aku dan dia makin intens dalam chat, dia sempat ingin mengobrol dengan aku lewat telefon tetapi aku tolak sekali, dua kali.

Dia juga sempat ingin mengajak aku bertemu di luar, tetapi aku menolak dia berkali-kali. Bukan karena aku sombong, tetapi aku memang belum pernah bertemu dengan laki-laki keluar rumah berdua.

Jujur pada satu sisi aku ingin, tetapi pada satu sisi aku juga takut bertemu dengan dia. Pada suatu hari aku meyakinkan diri untuk bertemu dengan dia, pada satu sisi aku kepikiran dengan mantan aku yang dahulu masih sering menanyakan kabar kepada aku.

Aku menjawab ajakan si dia untuk bertemu dan jalan-jalan dengan dia, pada malam itu aku jalan-jalan dengan dia dan makan di suatu angkringan. Malam itu pertama kali aku keluar dengan laki-laki, aku merasakan hal yang berbeda dengan jalan sama laki-laki langsung dengan video call saja.

Lambat laun aku dan dia makin dekat, kedua kali aku jalan-jalan sama dia sedikit nyaman karena dia baik. Sebelum dia menanyakan kepastian kepada aku lewat chat dan telefon, yang membuat aku percaya dia benar-benar bisa membuat seseorang perempuan percaya kepada dia dengan kata-kata lembut itu dan aku terjebak dengan kata-kata itu.

Pertemuan kedua dia menanyakan jawaban aku apakah aku siap menerima dia sebagai pacarku, tetapi aku masih ragu sama dia entah mengapa aku belum ingin menerima dia walaupun aku sudah nyaman. Kata dia "bagaimana jawaban kamu?" aku masih diam tidak menjawab slang beberapa detik aku menjawab dengan bilang "iya aku mau". 

Aku memang belum sayang sama dia setelah di telefon aku menjawab saja dengan perasaan yang palsu. Selama aku menerima dia sebagai pacar aku, aku memang suka dengan perlakuan dia tetapi aku sama sekali belum memiliki perasaan kepada dia. Setelah beberapa hari aku chat dengan dia dia mengajak aku bertemu kembali untuk bermain dan jalan-jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun