3. Mempertemukan karya sastra lama dengan karya sastra baru
Seiring berjalannya waktu tentu saja karya karya yang lama akan meredup dan digantikan oleh karya sastra yang baru. Namun tidak menutup kemungkinan akan meredupnya karya sastra yang lama, melainkan masih memiliki banyak peminat bahkan karya sastra lama tidak sepenuhnya dipublikasikan ke media sosial. Selain itu dengan adanya karya sastra baru kita dapat membacanya sekilas dari media sosial mengenai karya tulis yang telah di publikasi.
4. Untuk mengungkapkan gambaran karya sastra
Melalui media sosial kita dapat mengungkapkan semua isi yang terkandung dalam karya sastra dalam sudut pandang orang ketiga maupun orang pertama. Kita dapat mengungkapkan karya sastra tersebut melalui sebuah tulisan, atau siaran langsung.
Dengan mempergunakan medsos untuk memublikasikan karya sastra bukan pilihan keliru. Sastra di tangan anak-anak milenial bukan lagi kaku dan sakral dengan segelintir saja penikmatnya. Sastra harus tampil modern dengan media dan gaya tutur yang menyesuaikan zaman. Medsos nyatanya tak melulu menyebarkan berita bohong dan pemantik kekisruhan semata.
Pesan saya untuk pengguna media sosial bijaksanalah dalam menyalurkan sebuah gagasan, ide, maupun ungkapan perasaan yang dapat dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia dalam waktu singkat. Semua hal penggunaan media sosial terhadap karya sastra di masa kini dapat menjadi sarana penyampaian ideologi masing-masing oleh pengarang. Â Media sosial memiliki akses yang sangat luas, serta sarana efektif dan efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H