Mohon tunggu...
Dita Yunisa
Dita Yunisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

college student who learn to publish her writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Gumaman Hati Jadi Tulisan yang Menginspirasi

9 November 2020   02:10 Diperbarui: 25 April 2021   14:55 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“why journalistic writing matters?  dari menulis, kita bisa menyampaikan dan mendapatkan banyak hal disaat yang bersamaan”

Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk mengubah kebiasaan lama kita dalam berkegiatan. Sekolah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), perusahaan melaksanakan Work From Home (WFH), dan banyak kegiatan lain yang tidak diizinkan beroperasi sebagaimana mestinya oleh pemerintah demi menjaga keselamatan masyarakat dari wabah ini. Dengan keadaan yang mengharuskan kita untuk tetap tinggal di rumah, seringkali rasa jenuh hadir. Sangat tidak nyaman rasanya ketika perasaan tersebut hadir, terutama setelah seluruh kewajiban telah selesai dikerjakan dan tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

Kendati kejenuhan datang, kita selalu punya pilihan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang yang membosankan. Misalnya mengisi waktu dengan hobi yang tidak bisa kita lakukan ketika sibuk berkegiatan. Dahulu sebelum ada Blogspot dan sosmed, banyak orang yang suka menulis di buku diary untuk sekedar menumpahkan cerita dan keluh kesah. Namun, tahukah kalian kalau kejadian sekitar dan pengalamanmu bisa dijadikan tulisan yang bermanfaat bagi orang lain? kalian bisa mengabarkan tentang situasi terkini yang terjadi dari sudut pandang kalian kepada teman-teman dan pembaca yang lain.

Dari bangun tidur hingga tidur lagi, berapa banyak peristiwa yang kita lihat, dengar dan rasakan yang kadang tidak cuma lewat tapi malah jadi bahan pikiran. Yang berat contohnya demo rancangan omnibus law sampai yang ringan seperti betapa malasnya kita ke rumah pak RT untuk lapor tentang saluran air depan rumah yang mampet karena sampah. Kekesalan ini daripada cuma jadi gumaman ngomel dalam hati atau paling maksimal curhatan di sosmed, kenapa tidak jadi tulisan jurnalistik? Sebagian dari kita mungkin sudah sering dengar penulisan jurnalistik, tapi apa sudah akrab dengan penulisan feature?

Menurut Daniel R. Williamson (dalam Sudarman, 2008: 179) “feature ialah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif yang dirancang terutama untuk menghibur dan memberitahu pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian, situasi atau aspek kehidupan seseorang”. Sementara Richard Weiner mendefinisikan feature ialah suatu artikel atau karangan yang lebih ringan atau lebih umum tentang daya pikat manusiawai atau gaya hidup, daripada berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat.

Berita feature ini lebih ringan untuk dibaca dan bersifat informatif dengan menyentuh aspek human interest berdasarkan fakta lapangan yang bersifat empirik, sehingga tulisan feature memiliki daya tarik yang kuat karena bentuk tulisan ini bisa membangkitkan emosi pembacanya, atau yang biasa disebut oleh anak muda sekarang sebagai sesuatu yang 'relatable'.

Dari menulis hal hal yang memang sedang tren sekarang, sampai yang anti mainstream semuanya bisa jadi bahan menulis feature. Seperti yang dikatakan Hermien Y. Kleden editor senior kompas, “Yang paling subur makmur tanahnya untuk kita menulis adalah ladang human interest”.

Masing banyak dari kita terkadang yang tidak tahu apa yang ingin kita tulis. Batasan dalam menulis terlalu luas dan itu membuat orang – orang bingung ingin menulis apa. Namun bagaimana jika kita kecilkan batasan tersebut menjadi fenomena sederhana yang terjadi di sekitar kita. Saluran air depan rumah yang mampet karena sampah tadi misalnya. Penasaran bagaimana tanggapan warga sekitar, kamu bisa wawancara tetangga mu. Kebetulan, temanmu yang berpengalaman magang di kelurahan mungkin tau caranya membuat pengaduan yang sistematis ke kelurahan supaya dilakukan perbaikan sarana dari Pemda. Kalau  hal ini kamu tuliskan, berapa banyak pembaca di luar sana yang mungkin terbantu dari informasi yang kamu berikan. Dari sisi antimainstream seperti inilah yang bisa kita angkat, dan masih banyak lagi peristiwa dekat dengan kita pun juga beragam angle yang bisa kita jadikan bahan tulisan.

menulis bukanlah hal yang perlu ditakuti untuk dilakukan, kita hanya harus sedikit lebih peka dengan keadaan sekitar dan melatih melihatnya dari perspektif  baru yang ingin kita jadikan topik untuk menulis. Semua cerita bisa jadi cerita yang baik, akan selalu ada hal yang bisa kita angkat pesannya. “either it’s a sad story, a happy story, it’s a good story ketika tulisan itu memberi informasi. either it's beneficial, its  informative, or its applicable”  sebut Hermien Y. Kleden. Banyak sekali sesuatu didekat kita yang bisa kita jadikan “good story”, tinggal apakah kita mau mulai berani menuliskannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun