Mohon tunggu...
Dita Wisnu Ananda
Dita Wisnu Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca buku dan topik konten favorit bisnis, gaya hidup, dan liburan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hubungan Antara Pelestarian Lingkungan dengan Perilaku dalam Menjaga Kebersihan

17 Mei 2023   15:04 Diperbarui: 17 Mei 2023   15:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Konsep Sikap

Berdasarkan pendapat yang berbeda, konsep sikap diartikan sebagai kecenderungan untuk berperilaku sama atau tidak  terhadap suatu objek. Dalam hal ini tentang kesediaan seseorang untuk menolak atau menerima suatu objek, berdasarkan penilaian apakah objek itu bermakna baginya atau tidak. Oleh karena itu, sikap mengacu pada pengetahuan dan perasaan tentang objek. Objek sikap adalah segala sesuatu yang dapat dinilai orang. Dimensi pertimbangan  sikap berupa skala positif-negatif. Sikap dengan demikian menempatkan suatu item pada salah satu skala penilaian.

Sikap menentukan perilaku seseorang terhadap rangsangan atau peristiwa manusia tertentu. Sikap adalah keadaan yang memungkinkan terjadinya suatu tindakan atau perilaku. Sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan wujud dari komponen sikap yang meliputi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan bersikap terhadap objek sikap. 

Dalam interaksi sosial, individu merespon dengan membentuk  sikap tertentu terhadap berbagai sasaran psikologis yang dihadapinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu; Pengalaman pribadi, budaya, orang lain yang signifikan, media, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, dan faktor emosional pada individu.

Pelestarian Lingkungan Hidup

Menurut UU No 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa, "Lingkungan hidup dapat diartikan kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya". Lingkungan hidup mencakup dua hal yaitu sosiosistim (komponen sosial) dan ekosistim (komponen hayati dan non hayati) yang saling berinteraksi dan ikut menentukan kelangsungan hidup manusia. Komponen lingkungan ekosistim terdiri dari komponen hayati (biotik) dan non hayati (abiotik). Lingkungan hayati (biotik) adalah semua makhluk hidup yang ada di sekitar individu baik tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Lingkungan non hayati (abiotik) adalah segala benda mati dan keadaan fisik yang ada di sekitar individu-individu, misalnya : batu-batuan, mineral, air, udara; unsur-unsur iklim, cuaca, suhu, kelembapan, angin, faktor gaya berat, dan lain-lain.

Masalah lingkungan merupakan gejala perkembangan yang kurang menyadari pentingnya perlindungan lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kemajuan di segala bidang dan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan. Dampak lingkungan yang terjadi saat ini terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Manusia sebagai objek pembangunan tidak memiliki etika lingkungan yang benar untuk lebih baik dari alam. Hal ini mengurangi daya dukung lingkungan karena sumber daya alamnya digunakan secara besar-besaran untuk kepentingan kehidupan manusia. Selain dampak tersebut, lingkungan semakin rusak akibat berbagai jenis pencemaran seperti sampah dan pengelolaan limbah.

Langkah-langkah perlindungan lingkungan Indonesia hanya dapat dilaksanakan jika semua warga mendukungnya. Ketidaktahuan lingkungan mengarah pada kesadaran lingkungan, yang berarti bahwa pengetahuan lingkungan mempengaruhi kesadaran lingkungan. Terkait dengan isu lingkungan saat ini, hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat terhadap lingkungan. Ketidaktahuan terhadap lingkungan menyebabkan ketidaktahuan terhadap lingkungan. Ini juga dapat menjelaskan mengapa ketidakpedulian lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan.

Permasalahan lingkungan Indonesia dapat diatasi dengan mengubah sikap mental masyarakat dari perusak lingkungan menjadi masyarakat yang sadar akan lingkungannya. Seseorang yang sadar akan lingkungannya adalah orang yang telah memahami dan menerapkan sikap dan model perilaku yang peduli terhadap lingkungan dan mengikuti prinsip-prinsip ekologi dan etika lingkungan.

Berdasarkan pembentukan sikap tersebut, maka sikap perlindungan lingkungan hidup merupakan suatu jenis evaluasi perasaan dan kecenderungan reaksi yang mungkin terjadi dalam upaya melindungi, mempertahankan, mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam terhadap tekanan perubahan atau pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan, agar dapat menopang kehidupan manusia dan makhluk lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia dari generasi ke generasi. Sumber daya alam yang dimaksud adalah sumber daya alam hayati, nonhayati, dan buatan manusia. Sikap seperti itu membuat kita berperilaku lebih bijak terhadap lingkungan.

Hubungan Antara Pelestarian Lingkungan Dengan Perilaku Dalam Menjaga Kebersihan

Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. Sedangkan menurut UU No 23/1992 Tentang kesehatan, keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976:46) adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.

Jika melihat hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat dengan jelas bahwa Pengatahuan Tentang Pelestarian lingkungan yang tinggi akan cenderung mempengaruhi perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena itu wajar apabila terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pengetahuan Tentang Pelestarian lingkungan dengan
Perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan. Jadi dapat dinyatakan semakin tinggi Pengetahuan Tentang Pelestarian lingkungan maka semakin tinggi pula Perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan lingkungan, dan perilaku dalam Pelestarian Lingkungan dipengaruhi oleh variabel lain diluar sikap. Dengan melihat hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat dilihat dengan jelas bahwa semakin tinggi Sikap Pelestarian lingkungan maka semakin tinggi pula
Perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun