Bus tersebut tentu saja adalah semata-mata karena kebaikan dari rekan-rekan pengelola bus yang bersedia menjalankan armada dalam hitungan menit setelah pembicaraan per telepon kami tutup. Tanpa hitung-hitungan uang pembayaran.
“Sudah nanti saja biayanya...yang penting masalah Ibu terselesaikan..” kalimat yang terucap dari teman PO di seberang sana sungguh menawarkan penyejuk udara pagi itu yang terasa sepanas tengah hari.
Air mineral dan biskuit bagi anak-anak yang dibeli dari Indomart terdekat kami putuskan dibagi-bagikan kepada peserta. Berharap dapat sedikit meredam kekesalan, dan memberi solusi bagi anak-anak yang telah kehausan dan mulai diserang kelaparan. Snack box telah diputuskan dibagi di area acara, sehingga tidak memungkinkan dipindah ke pabrik yang jarak tempuhnya bisa mencapai 1-1,5 jam perjalanan.
Akhirnya peserta berhasil diangkut sampai Ocean Park, meski telat 3 jam dari jadwal yang direncanakan. Otomatis team di panggung mengerahkan segala macam cara merubah rundown kegiatan. Artis ”Delia Paramitha” yang telah bersahabat baik dengan kami dan bersedia memberikan ’special price” demi memberikan ’compliment’ bagi klien kami yang berturut-turut memberikan job order itu hanya sempat menyajikan 2 lagu saja.
Beberapa acara terpaksa harus dihilangkan. Sekedar acara pokok dan sedikit porsi hiburan yang berhasil tetap ditampilkan. Terlihat hanya beberapa gelintir peserta yang masih berpositif-thinking dan menuangkan ekpresi dengan bernyanyi bersama Home Band yang disediakan.
Operate batal dimainkan. Jika peserta kecewa karena merasa “tidak dianggap” akibat kurangnya transportasi yang disediakan, team kami menelan kekecewaan ganda tentu saja. Kecewa melihat wajah-wajah muram dan menahan kekesalan. Kecewa karena kreatifitas yang menguras energi dan pikiran telah urung dipertunjukkan...! :(
Namun, penyesalan tidak akan menyelesaikan apapun. Maka kami ”paksakan” diri untuk tetap bersyukur. Alhamdulillah....bis tambahan berhasil dikirimkan pada akhirnya. Tak terbayangkan jika bus tak berhasil didatangkan. Kegagalan acara secara total menjadi hal yang amat mengerikan. Saya bayangkan tumpukan makanan dan minuman mubazir seluruhnya. Semua crew acara pulang tanpa kata. Hanya wajah-wajah duka yang tergambar di sana.
Dan lihatlah....setidaknya masih kami saksikan anak-anak berkejaran berlarian di tengah suasana keruwetan pagi itu. Para Ibu, Bapak dan anak-anaknya yang bersedia tersenyum berpose di depan stand foto sesi yang kami sediakan. Stand bertema Hawaian lengkap dengan aksesoris topi cantik, kacamata aneka warna, kalung bunga-bunga dsb dll.
Ya, jika kepingan hal positif tidak kami punguti dan kumpulkan, siapa yang akan menghibur kami bukan? Bersyukur adalah semacam penghiburan dalam kasus yang kami hadapi saat itu.
Pelajaran demi pelajaran mahal yang kami dapatkan semoga hanya akan menyadarkan kami semua bahwa sejatinya kami harus terus berbenah diri.
Kegagalan hari itu sungguh terasa amat menyakitkan tentu saja. ”Orang seringkali tidak jatuh oleh batu yang besar di hadapannya, tapi oleh kerikil kecil nan tajam”.