Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Kerikil Tajam Terinjak Kaki Kami

16 November 2012   02:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:16 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini pun semua aman terkendali. Selalu saja Big Boss “bule” mereka memberikan sambutan menentramkan dengan apresiasi tinggi terhadap acara, dan penyelenggara tentunya.

Rupanya kenyamanan itulah yang membuat kami lemah. Kesuksesan itulah yang membuat kami alpa. Ruang dan celah itulah yang diisi oleh beberapa pihak yang tidak puas karena tujuan wisata tidak seperti yang mereka ingin dan harapkan ; ke Taman Safari Indonesia.

Memang secara ‘hukum’ tak ada seorangpun yang bisa memvonis kamilah penyebab kendala tersebut mengingat keputusan diambil oleh manajemen.

Introspeksi diri ini terlambat kami lakukan. Kesadaran ini kami peroleh setelah tamparan kencang dan gejolak demo menjadi tontonan mengerikan. Seharusnya kami dapat ’kekeuh” bersikeras mempertahankan pendapat bahwa unit bus harus ditambah.

Jika kami sebelumnya sempat menyadari, bahwa rentang 5 tahun adalah waktu yang dapat merubah banyak hal, masalah di luar kalkulasi itu tidak harus terjadi.

Lima tahun telah memberikan pertumbuhan pesat pada putra-putri mereka. Yang tadinya bayi, pastinya telah tumbuh menjadi anak-anak lucu yang sudah enggan duduk di pangkuan bundanya. Yang tadinya usia anak-anak, pastinya kini mereka telah beranjak remaja..

Astaghfirullah.... Ampuni kelalaian kami ya Allah. Hanya sebaris kata itulah terucap membaca pesan di grup dan telepon dari ketua panitia. Permohonan pertolongan yang amat segera untuk mengatasi masalah yang super mendesak.

Telepon ke teman-teman pengelola bus sudah pasti saya lakukan. Paralel dengan koordinasi team lapangan, panitia di lapangan, ketua panitia, koordinator di lokasi acara....semua berjalan sahut menyahut. Suara-suara kepanikan seolah menyebar ke segala penjuru. Permohonan bantuan itu benar-benar saya rasakan sebagai tekanan hebat yang tak terelakkan.

Berbagai kendala terbuka di depan mata. Untuk menjalankan bus secara dadakan ternyata bukanlah hal yang mudah dan sepele. Jikapun bus tersedia, drivernya tidak ada yang masuk. Driver dan busnya ada, kepala pool tidak di tempat sehingga biarpun kami bayar cash di tempat, mereka tidak berani menjalankan karena akan melanggar Standard Operasional Prosedure. Ada bus dan drivernya berhasil ditemui, namun rupanya setengah hati menjalankan perintah karena sudah ada janji memancing dengan teman-temannya.Astaghfirullah....

Begitulah...waktu 1,5 jam bergulir terlalu lama untuk sebuah kondisi yang serba tidak menguntungkan.

Alhamdulillah.....akhirnya 4 unit bus berhasil kami datangkan pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun