Tak banyak orang tua yang mengarahkan anak-anaknya untuk memperlakukan wanita malang itu lebih baik. Mungkin dianggapnya sebagai sesuatu yang wajar saja.
Sudinah sering sekali betah mampir berlama-lama di rumah saya karena Ibu sering memberinya sepiring nasi dan segelas air minum. Sambil tersenyum dan bicara sendiri, ia akan pergi meninggalkan rumah kami. Rasa iba itu selalu saja muncul setiap kali melihatnya. Sebuah kalimat ”Nauzubillah....Alhamdulillah kami semua sehat..” sellau muncul dari hati dan bibir kami setiap kali ia mengunjungi rumah kami. Sepiring nasi itu hanyalah sebuah ungkapan syukur kami, karena hari itu kami masih diberi kesehatan oleh Allah SWT.
Sudinah,....entah masih hidup atau sudah berpulang padaNya hari ini. Jika pun ia telah tiada, semoga Allah menghapuskan segala khilaf dan dosanya. Semoga Ia membalas dengan segala kebahagiaan hidup di alam sana. Karena kutahu pasti di dunia yang fana ini, ia telah sangat menderita....:(:(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H