Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mereka Bilang Aku Gila

6 Oktober 2012   00:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 3050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anto SG datang ke acara tersebut dengan kemeja batik jahitannya sendiri. Dan sebuah kemeja batik setara buatan butik di Jakarta ia hadiahkan buat Andy F. Noya di acara tersebut....:)

Dwiputro

Di forum Kick Andy tersebut, ia terlihat sibuk menggoreskan garis dan warna. Rupanya penderita Skizofrenia yang satu ini mempunyai hobby melukis yang melebihi rata-rata manusia umumnya. Seperti yang diceritakan Nawa Tunggal, sang adik yang mendampinginya, Dwiputro yang akrab dipanggil Pak Wi itu merasa kehilangan pegangan saat kedua orang tuanya meninggal dunia. Ia pun mulai hidup abnormal. Sering bicara sendiri, berjalan kaki menggelandang, memunguti puntung rokok, dan menyediri. Bahkan tak jarang menjadi korban ledekan anak-anak di kampungnya. ”Bahkan pernah kakak saya dipelorotin celana anak-anak itu....” kisah Pak Nawa Tunggal dengan tabahnya.

Sebagai adik, tentunya ia sangat ingin menolong sang kakak. Dicarinya berbagai referensi tentang penyakit yang ternyata adalah Skizofrenia. Dan rupanya Pak Wi suka sekali ketika disediakan alat lukis. Ia dapat melukis tak kenal waktu. Nawa sering pulang ke kampungnya di Jawa Tengah untuk menemaninya melukis.

Setidaknya saya menemani Pak Wi melukis sudah 10 tahun, dari 2000 hingga sekarang ini. Pernah 24 jam Pak Wi melukis tanpa henti, tak tidur sama sekali. Saya menemaninya melek hingga selesai. Dan di perjalanan di kereta menuju Jakarta, saya tertidur pulas” demikian kisah yang diceritakan sang adik dengan sumringah. Namun sungguh membersitkan rasa haru pada siapapun yang mendengarnya.

Kini lebih dari 3000 lembar lukisan telah dihasilkan oleh Pak Wi. Dan karyanya akan dipamerkan di Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol tanggal 16-28 Oktober 2012 mendatang.

Pak Wi memang mengalami kesulitan berkomunikasi. Namun setidaknya berkat dukungan sang adik, Pak Wi dapat berdamai dengan penyakitnya. Ia mengisi dan menghabiskan waktunya untuk melukis dan terus melukis.

Arya Yudhistira Syuman

Putra dari master balet Indonesia, Farida Utoyo ini pun adalah juga pengajar balet, koreografer serta penari.

Ketika Yudhi menempuh kuliah di Jerman dan tinggal di negara itu, ia merasakan tekanan persaingan hidup yang sangat ketat. Ditambah dengan problema remaja putus cinta, tanpa ia sadari jiwanya terguncang. Skizofrenia menjangkitinya tanpa ia sadari. Mulailah ia mendengar suara-suara halusinasi berupa teror sebagaimana yang dikisahkan para penderita lain sebelumnya.

Suara-suara itu menjadikannya merasa sebagai orang jahat yang tak berhak hidup. Beberapa kali Yudhi mengaku ingin bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun